Dalam Dekapan Zaman: Ajakan Amanda Merangkul Bumi
Buku "Dalam Dekapan Zaman" hadir sebagai sebuah oase di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, mengajak kita untuk mengambil peran aktif menjaga bumi
Banyak suara yang meneriakkan lantang untuk menjaga bumi, sahut menyahut ingin bumi jadi tempat nyaman untuk didiami tapi berapa banyak yang perduli dengan aksi? Ujaran tanpa perbuatan, bagai senyum tanpa keikhlasan. Sudahkan kita melakukan Tindakan nyata?
Dalam Dekapan Zaman: Ajakan Amanda Merangkul Bumi |
Dalam era yang semakin kompleks, kepedulian terhadap lingkungan menjadi semakin mendesak. Buku "Dalam Dekapan Zaman" hadir sebagai sebuah oase di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, mengajak kita untuk merenung dan mengambil peran aktif dalam menjaga bumi. Buku ini bukan sekadar kumpulan data dan fakta, melainkan sebuah undangan untuk menggali makna keberadaan kita sebagai bagian dari ekosistem yang lebih besar.
Seorang Amanda Katili melakukan perbuatan nyata, tak hanya sampai ajakan namun Tindakan nyata, memantik melalui gerakan gerakan yang diinisiasi dan dieksekusi dengan ciamik, melalui kegiatan yang disukai dan hobi yang dinikmati, berkeliling bumi mengajak banyak jiwa lebih peka dengan tindakan nyata. Semuanya terangkum dalam Buku "Dalam Dekapan Zaman". Ringkasan sederhana ini akan saya buat dari sudut pandang pribadi sebagai tukang jalan yang hobi makan
Mengenal Bumi yang Kita Cintai
Sudah hampir dua minggu saya membolak balik buku ini lembar demi lembar. Bab pertama buku ini mengajak kita untuk lebih mengenal bumi. Tak kenal maka tak sayang! Bukan hanya sebagai sebuah planet yang kita tinggali, tetapi sebagai sebuah rumah yang penuh dengan keajaiban dan keberagaman. Melalui pemaparan yang mendalam, kita diajak untuk memahami nilai-nilai intrinsik yang terkandung dalam bumi serta tantangan-tantangan besar yang dihadapinya.
Bumi seperti ibu bagi banyak orang, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan. Sejak zaman purba, manusia telah menjalin hubungan yang erat dengan Bumi. Bumi adalah sumber kehidupan, penyedia segala kebutuhan, dan tempat kita bernaung. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan kita dengan Bumi semakin renggang.
Bumi, rumah kita, sedang sakit. Perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan eksploitasi sumber daya alam adalah beberapa tantangan besar yang kita hadapi. Namun, di tengah keprihatinan, kita juga akan menemukan secercah harapan. Bersama-sama, kita dapat menemukan solusi untuk menyelamatkan planet kita. Kita diajak belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, melestarikan sumber daya alam, dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Kisah Inspiratif Para Pegiat Lingkungan
Salah satu bagian yang paling menarik dari buku ini adalah kumpulan kisah para pegiat lingkungan. Kisah-kisah nyata ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk membuat perubahan, sekecil apapun. Mereka menginspirasi kita untuk tidak patah semangat dalam menghadapi tantangan lingkungan dan terus berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Kisah mereka nyata, bukan isapan jempol apalagi dongeng sebelum tidur. Hal-hal yang terlihat kecil punya dampak besar. tidak dalam hitungan tahun namun puluhan tahun kedepan. Ini semua tak dapat berjalan sendiri harus ada tongkat estafet yang siap diserahkan kepada mereka yang juga punya rasa yang sama.
Cerita cerita pegiat lingkungan ini jadi semangat baru untuk pembaca, setiap hal yang dikerjakan dan dijalani pasti akan memberikan dampak bagi lingkungan asal itu tindakan nyata. Dukungan pasti ad ajika konsisten menjalankannya. Buku ini berkisah banyak tentang berbagai aksi yang pernah dilakukan. Bu Amanda Katili, selain jadi saksi bagaimana mereka berbuat bagi bumi juga menceritakan kembali bagaimana hasil-hasil nyata yang telah dibuat.
Pendidikan dan Karier untuk Bumi
Buku ini juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pilihan karier dalam membentuk komitmen terhadap isu lingkungan. Bagaimana sistem pendidikan dapat berperan dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan pada generasi muda? Dan bagaimana kita dapat memilih karier yang tidak hanya memberikan kepuasan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan?
Dalam buku ini, banyak sekali literatur yang digunakan. Betapa rajinnya bu Amanda membaca banyak buku, jurnal, laporan dan banyak lagi naskah yang digunakan sebagai dasar Menyusun opini. Semuanya berdasarkan fakta nyata yang tak dapat dipungkiri. Menyusun dan merangkai kata, bagaimana kita harus perduli dengan bumi. Bukan perkara mudah membentuk framing dan pola pikir manusia lewat tulisan. Tapi jika kita membaca buku ini, banyak data yang terkuak.
Pendidikan sebagai landasanpun memang sangat berperan dalam membentuk pemikiran dan kepribadian namun kemampuan dan literasi tentang bumi jauh lebih penting untuk menyempurnakan pikiran. Bu Amanda menulis bagaimana ia hadir di berbagai konferensi dunia tentang bumi dan lingkungan serta menjadi pembicara diberbagai kegiatan, baik yang sifatnya sangat formal hingga perbincangan santai bersama orang awam, semua mampu disesuaikan karena paham dari akar hingga tunas, menguliti bagaimana pentingnya menjaga bumi untuk manusia berikutnya
Saya juga penasaran sebenarnya, bagaimana Bu Amanda bisa memulai hubungan baik dengan beragam aktifis lingkungan seperti Al Gore, Prof B.J Habibie, Prof Emil Salim dan masih banyak lagi yang tak cukup saya tuliskan disini saking banyaknya. Ternyata….. ada BAB khusus yang membahas bagaimana beliau memulai karier. Semuanya berjalan dari bawah dan tentu saja, dengan berbagai pencapaian, dipercaya untuk menduduki jabatan ini itu hingga mempunyai banyak koneksi karena mendapat banyak rekomendasi, ganjaran pekerjaan yang dinilai baik dan berhasil.
Masa Depan Berkelanjutan dan Peran ESG
Konsep pembangunan berkelanjutan dan peran ESG (Enviromental, Social, Governance) di sektor swasta menjadi sorotan dalam buku ini, peran ESG (lingkungan, sosial, tata kelola) sebagai Pilar Utama Pembangunan Berkelanjutan. Kita diajak untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip ESG dapat mengintegrasikan aspek lingkungan dan sosial dalam kegiatan bisnis.
Konsep ESG, yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, telah menjadi sorotan global. Buku “Dalam Dekapan Zaman” mengajak kita untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip ESG dapat mengintegrasikan aspek lingkungan dan sosial dalam kegiatan bisnis. Dengan menerapkan ESG, perusahaan tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat dan stakeholder lainnya.
Buku Dalam Dekapan Zaman |
Beberapa contoh gaya hidup berkelanjutan yang dapat kita lakukan antara lain, mengurangi konsumsi yang tidak perlu dengan cara membeli produk yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan mendaur ulang. Hidup dengan hemat energi seperti mematikanlampu saat tidak digunakan, menggunakan transportasi umum atau bersepeda, dan mengoptimalkan penggunaan energi di rumah. Tak lupa menjaga lingkungan sekitar dengan cara menanam pohon, membersihkan lingkungan, dan mengurangi limbah makanan.
Dialog Global dan Peran Pemuda
Buku "Dalam Dekapan Zaman" juga menyoroti pentingnya kerja sama global dalam mengatasi isu lingkungan. Kita melihat bagaimana berbagai negara dan komunitas bekerja sama untuk mencari solusi atas permasalahan lingkungan yang kompleks. Selain itu, buku ini juga memberikan perhatian khusus pada peran generasi muda sebagai agen perubahan.
Anak muda harus memulai kerja sama global dalam mengatasi krisis iklim. Kita hidup di era di mana batas-batas negara semakin tipis, dan permasalahan lingkungan tidak mengenal batas wilayah. Perubahan iklim, polusi, dan kerusakan ekosistem adalah ancaman nyata yang membutuhkan solusi kolektif.
Generasi muda sebagai agen perubahan harus mengajak pemuda lainnya dari berbagai negara dan komunitas di seluruh dunia untuk bersatu dan mencari solusi atas permasalahan lingkungan yang kompleks. Melalui berbagai inisiatif dan program, mereka berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi keanekaragaman hayati, dan membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan.
Buku yang ditulis Bu Amanda dengan tegas menyatakan bahwa masa depan planet ini ada di tangan kita. Pemuda memiliki energi, kreativitas, dan semangat yang tak terbatas untuk menciptakan perubahan positif. Apalagi kita adalah generasi yang tumbuh di era digital, kita memiliki akses yang lebih mudah terhadap informasi dan teknologi. Kita juga memiliki jaringan yang luas dan kemampuan untuk mengorganisir diri. Semua aset ini dapat kita manfaatkan untuk mendorong aksi nyata dalam mengatasi krisis iklim.
Kuliner Lokal dan Keberlanjutan
Ini merupakan salah satu cerita yang saya suka dari buku ini. Pokok bahasan yang erat dengan kehidupan saya pribadi sehari-hari. Siapa yang tak suka menikmati hidangan lezat? Kuliner memang menjadi salah satu kenikmatan hidup yang tak terbantahkan. Namun, tahukah kamu bahwa pilihan makanan kita sehari-hari ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan? Buku "Dalam Dekapan Zaman" telah membuka mata saya tentang lebih bijak dalam memilih makanan dan mendukung produk lokal yang berkelanjutan.
Ada koneksi era tantara makanan dan lingkungan. Proses produksi makanan, mulai dari pertanian hingga distribusi, menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Selain itu, konsumsi makanan olahan dan impor yang berlebihan juga memicu kerusakan lingkungan, seperti deforestasi dan polusi air.
Kita harus sama-sama menyadari pentingnya mendukung kuliner lokal. Ada beberapa alasan mengapa kita harus lebih sering memilih makanan yang berasal dari sekitar, seperti jejak karbon yang rendah karena bahan makanan lokal umumnya memiliki jarak tempuh yang lebih pendek dari produsen ke konsumen, sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama transportasi. Kita juga dapat mendukung petani lokal jika membeli produk lokal karena secara tidak langsung membantu petani kecil dan menjaga kelestarian pertanian tradisional. Jika juga akan mendapat makanan yang bergizi dan lebih segar karena tidak melalui proses pengolahan dan penyimpanan yang panjang. Pastinya kita akan diajak mengenal kekayaan budaya dan cita rasa Indonesia.
Saat ini kita harus bisa menerapkan prinsip keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini mengajak kita berbelanja di pasar tradisional, mennam sendiri sayuran dengan memanfaatkan lahan yang ada dan menggunakan kompos sebagai pupuk serta membawa bekal sendiri untuk mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dan menghemat pengeluaran.
Bijak Memilih Kuliner berbahan dasar Lokal |
Pilihan makanan kita memiliki dampak yang lebih luas dari sekadar mengisi perut. Dengan mendukung kuliner lokal dan menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan, kita tidak hanya menjaga kesehatan diri, tetapi juga berkontribusi dalam melestarikan lingkungan untuk generasi mendatang.
Dalam Dekapan Zaman: Ajakan Amanda Merangkul Bumi
Perjalanan Karir Amanda Katili Niode, Pegiat Harmoni Bumi telah menjadi sebuah cerita epik yang tak hanya mengisahkan petualangan pribadi, namun juga merefleksikan transformasi menjaga bumi. Melalui buku setebal 400 halaman ini, kita diajak menyelami kedalaman pemikiran dan strategi advokasi lingkungan yang telah ia kembangkan. Kisah ini bukan sekadar catatan perjalanan, melainkan sebuah manifesto yang mengajak kita semua untuk merenung, beraksi, dan turut serta dalam menjaga bumi.
Dengan dukungan 17 testimoni dari tokoh-tokoh inspiratif seperti Emil Salim, Rachmat Gobel, dan Suzy Hutomo, buku ini menjadi sebuah potret komprehensif tentang evolusi pemikiran tentang lingkungan, perubahan iklim, dan keberlanjutan. Kisah-kisah inspiratif dari generasi muda pun turut memperkaya narasi, menunjukkan bahwa semangat menjaga bumi terus menyala dari generasi ke generasi.
Dengan gaya penulisan yang mengalir dan dalam, buku ini mengajak pembaca untuk menemukan inspirasi baru, memperkuat tekad, atau bahkan memulai perjalanan advokasi lingkungannya sendiri.
"Dalam Dekapan Zaman" bukan sekadar buku bacaan, tetapi sebuah panduan praktis untuk hidup lebih berkelanjutan. Buku ini mengajak kita untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor aktif dalam menjaga bumi. Dengan membaca buku ini, kita akan terinspirasi
Miliki buku "Dalam Dekapan Zaman" untuk koleksi bacaan terbarumu dengan menghubungi Diomedia di nomor 0856-4376-2005. Untuk harganya, Rp. 145.000,- (belum termasuk ongkos kirim ke alamat).
63 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Ada bagian membahas kuliner lokal dan keberlanjutan ya
Ternyata, pemilihan makan juga menentukan bagaimana nasib bumi ya
Bumi kita sekarang ga baik-baik aja. Keserakahan orang-orang dalam mengeruk hasil alam, atau kebiasaan membuang sampah sampai menyisakan makanan, semua ikut andil dalam membuat bumi menjadi sakit 😔. Pasti sedih... Apalagi kalo inget efeknya..
Semakin panas, bencana alam JD makin sering.
Berharap banyak orang-orang yang akhirnya sadar untuk mau menjaga bumi.
Hal kecil dululah.. jangan menyisakan makanan, buang sampah yg benar, mengurangi penggunaan plastik etc.
Setuju juga tentang memasak makanan lokal, yg mana bahan2nya lebih mudah didapat. Sehingga tidak menimbulkan jejak karbon yang panjang.
Dulu ada gerakan yang mengproklamirkan makanan lokal. Syukur-syukur ada di daerahnya sendiri. Kasarnya ya, ketimbang beli ikan salmon yang diimpor (dan tentu saja lebih mahal karena ada ongkos distribusinya), bisa diganti dengan ikan tongkol. Kandungan omega-3nya bahkan gak jauh beda.
Salut dengan gerakan yang dilakukan ibu Amanda, semoga makin banyak orang seperti beliau yang concern terhadap lingkungan.
jujur aku seneng banget juga soal konsistensi yang makin banyak orang jadi lebih paham dengan kesehatan bumi, semiga semakin banyak menginspirasi masyarakat lainnya juga.
semangat menjaga bumi kita bersama-sama yaaa
Yuk, Insya Allah kita semua bisa berbenah dan lebih semangat lagi menjaga lingkungan. Seperti Bu Amanda
Luar biasa, semakin yakin untuk membeli dan membacanya.
Menarik nih dari sisi makanan pun ternyata ada proses jejak karbon. Maka bijak sekali saat kita memamkan makanan khas daerah yang dalam prosesnya melibatkan petani lokal, sehingga lebih ramah lingkungan. Pastinya makanan yang dimakan kalau bisa selalu dihabiskan ya.
Semoga semakin banyak orang yang membaca buku bergizi ini serta tergerak hati nurani nya untuk mulsi konsisten menerapkan pola hidup berkelanjutan.
Langkahku untuk jaga bumi masih sebatas mengurangi penggunaan plastik.
Apa yang telah ditorehkan Amanda Katili dalam buku Dalam Dekapan Zaman semoga dapat mengajak setiap pembacanya untuk benar-benar terjun dan ikut andil sekemampuan masing-masing untuk menjaga bumi kita tetap lestari
Jadi memang kampanya pelestarian atau menjaga bumi, bukan hanya slogan saja, tapi harus tindakan nyata dari kita semuanya.
Terima kasih sudah mengingatkan...
memang awalnya terasa berat, kayak mager gitu, tapi kita sendiri juga merasakan efek dari pemanasa global yang luar biasa "menyiksa" kehidupan masyarakat
Bukan sekedar melakukan tapi ada makna menjaga bumi agar lebih baik, termasuk dalam memilih makanan lokal yang tentunya meminimalisir jejak karbon.
Buku “Dalam Dekapan Zaman” menginspirasi dan bisa dibikin ceklist satu per-satu untuk apa yang bisa kita lakukan hari ini, besok nambah lagii.. dan begitu seterusnya.
Dalam Dekapan Zaman, bersampul dan berdesign indah. Berisi kisah menggugah dan sangat worth buat di baca sampai selesai kemudian praktek. Semoga saja dengan semua bergerak peduli sama bumi, bumi bisa pulih dan membaik.
Salah satu langkah mudah kita dalam menyelamatkan lingkungan adalah dengan mengurangi plastik dan sedotan.
Betul juga apa yang disampaikan dalam bukunya Mbak Amanda, lebih baik langsung melakukan aksi melestarikan bumi bukan hanya menyerukannya saja tanpa ada aksi apapun.
Makanya, sebaiknya mulai sekarang beralih ke pangan lokal yang pengolahan bahan hingga sampahnya tidak terlalu banyak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Selain itu lakukan langkah kecil seperti nggak banyak menyisakan makanan, sebaiknya kudu dihabiskan dengan tidak memasak berlebihan.