Hari kedua perjalanan Kelana Rasa di Pontianak
sudah ngendon jam 8 pagi di lobi hotel. Perjalanan hari ini panjang sekali
Pontianak – Singkawang – Pontianak dan dari titik-titik yang harus dikunjungi,
sepertinya hari ini akan terasa sangat panjang sekali. Tapi semangat saya buat
mengulik makanan enak mengalahkan segalanya. Gank Kelana Rasa Pontianak segera
bersiap untuk sarapan terlebih dahulu di warung kopi, ternyata sempit dan
pengap tadi malam tidak menyurutkan semangat untuk icip-icip serikaya
legendaris di warung kopi Suka Hati.
 |
Suasana didepan warkop Suka Hati |
Seperti biasa yang namanya warung kopi selalu
dipenuhi dan dipadati penikmat kopi, meja kecil disusun berjajar, yang di dalam
harus sering berhimpit dan berebut meja. Warung Kopi Suka Hati boleh dibilang
juaranya talas goreng serikaya. Saya tidak mau melewatkan makanan lezat ini
mengalahkan cemilan teman kopi lainnya seperti pisang goreng serikaya atau roti
serikaya. Talas yang renyah dan lumer dimulut saat digigit berpadu manis dan
gurih super creamy selai serikaya yang dibuat segar setiap hari. Apalagi yang
bisa mengalahkan makanan ini sebagai teman kopi?.
 |
Suasana di dalam warkop Suka Hati |
 |
Aloe Vera Center |
Setelah kenyang dengan sarapan ala warung kopi,
beberapa kudapan lain juga ikut di coba seperti bingka, cengkarok, lemang
sampai telur setengah matang, tidak lupa oleh-oleh selai serikaya segera di
borong. Kami bergerak menuju perkebunan Aloe Vera di 28 oktober sekaligus
membeli oleh-oleh berbahan dasar lidah buaya ini. Sepertinya yang menjadi
favorit adalah kerupuk dan minuman lidah buaya. Puas berbelanja, kami segera
bergeser menuju tugu khatulistiwa, namun sayang sekali diperjalanan, hujan
deras melanda. Cuaca yang tiba-tiba menjadi buruk membuat kami melanjutkan
perjalanan ke Singkawang dan menuju Pondok Pengkang untuk merasakan nikmatnya
pengkang dan sambal kepah.
 |
Kebun Aloe vera |
 |
Pondok Pengkang |
 |
Pengkang dan sambal kepah |
 |
Sate Kepah |
Hujan masih turun ke bumi, tapi aroma pengkang
bakar sudah menggoda. Memilih meja panjang dan pengkang nan gurih terhidang
diatas meja bersama sambal kepah, tidak lupa sate kepah membuat hati gembira.
Jangan di tanya lezatnya pengkang ini apalagi ditambahkan sambal kepah yang
pedas gurih dengan aroma daun salam yang harum. Mulut kami juga dimanjakan sate
kerang dengan bumbu kacang yang njawani, ditambah kucuran lemon cui menjadikan
sempurna. Tapi itu semua tidak cukup, karena Pak Sebastian dan Bu Clara
penasaran dengan menu ikan, saya pun menyarankan ikan senangin bakar dengan
bumbu bakaran yang sedikit pedas. Ikan jenis Indian Salmon ini memiliki daging
yang sangat lembut sempurna dengan proses dibakar.
 |
Bersama H Aman |
 |
Bakmi Kering H Aman |
Demi mengejar waktu, kamu harus segera bergerak
menuju Singkawang, diperjalanan Bu Retno dengan setia menulis catatan
perjalanan sebelumnya. Memastikan beberapa nama tempat, bahan makanan dan
sejarahnya hingga kami sampai di pintu gerbang Singkawang. Segera kami menepi
untuk lokasi berikutnya Bakmi Kering H. Aman yang sudah punya nama. Mie yang
biasanya non Halal disajikan Halal dengan bahan yang diganti. Mie gurih dengan
tekstur yang sempurna. Mie bercampur dengan pangsit isi ayam dan ditambahkan toge
dengan topping kue ikan, ayam kecap, telur dadar dan baso sapi kerikil ditemani
kaldu lezat. Rekor kali ini Mas Arie mampu menghabiskan kurang dari 10 menit.
 |
Mempersiapkan Sotong Kangkung |
 |
Sotong Kangkung |
 |
Raja Kangkung |
Hujan masih semangat untuk turun, hilang sudah
kesempatan untuk menikmati matahari sore terbenam dan melihat kelenteng
ditengah kota termasuk rumah tradisional marga thjia. Untuk menikmati Rujak Thai
Pui Jie belakang Puskesmas. Tapi tenang saja masih ada menu Sotong Kangkung
yang legendaris dan sudah langka. Kami bergeser menuju Sotong Kangkung Yau Yie
!+1+1. Sotong yang sudah direndam hingga lembut disiramkan dengan saus asam
manis diatas kangkung yang direndam sebentar di air mendidih, tidak lupa
taguran kacang tanah goreng yang sudah di tumbuk halus. Rasanya segar dan super
gurih. Ini salah satu harta karun kuliner Singkawang.
Kami berlanjut untuk makan sore yang kemalaman,
sebagian berpisah menuju bakso sapi bakmi ayam 68 dan menikmati bakso sapi yang
gurih, hangat dan nikmat luar biasa. Menurut Bu Amanda untuk mengurangi
kolesterol, penjual menambahkan lengkuas. Yang sebagian lagi tidak mau kalah
dan menuju jalan sama sama untuk menikmati bakmi non halal tanpa nama di pojok
jalan. Bakmi babi dengan daging panggang merah dan daging kecap. Tidak lupa
kerupuk kulit yang makin membuat tekstur saat di kunyah. Ini merupakan makanan
terakhir di Singkawang dan kami kembali menyusuri Jalan menuju Pontianak. Saat
pulang, mata beberapa peserta sedikit
jelalatan di kiri dan kanan sembari mencari lokasi café remang-remang yang
menyediakan menu kopi pangku.
 |
Makan Malam di Abang Kepiting |
 |
Add caption |
Jam 10 malam, kami sampai di kota Pontianak, Bu
Yani sempat berkata jika dirinya masih merasa belum makan jika belum ketemu
nasi. Akhirnya gank Kelana Rasa kembali menepi ke Abang Kepiting untuk
menikmati seafood segar. Mulai dari kepiting asap, cumi goreng tepung, ikan
bawal bakar, kerang dara rebus, tidak lupa telur dadar dan tumis pakis terasi
serta kangkung asap seafood menemani makan tengah malam. Seafoodnya terasa
manis dan segar, rasa amis tidak tercium dan terasa, bumbu tipis memperkaya
rasa. Penutup makan yang sempurna untuk menyelesaikan perjalanan hari ini.
Puas! Kenyang! Dan Bahagia! Itulah yang bisa
saya ucapkan hari ini, tidak seperti kemarin malam dimana beberapa orang masih
sanggup berjalan, mala mini semuanya terlihat lebih adem dan terlihat
kekenyangan. Esok masih ada perjalanan kembali yang lebih seru, selamat
istirahat Bapak Ibu Kelana Rasa Pontianak.
*Foto courtesi Kelana Rasa Pontianak dan koleksi pribadi
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry