Berburu Tiket Kereta Api Menuju Kolkata

Kami tiba di stasiun Varanasi Junction. Stasiun ini terlihat lebih modern ketimbang stasiun Mughalsarai, meski masih kalah luas. Halaman stasiun dipenuhi oleh berbagai jenis rickshaw yang sedang ngetem menunggu penumpang.


Pukul sembilan pagi lewat, saya beranjak pergi ke Varanasi Junction. Tanpa sempat sarapan sebelumnya, saya berpikir mungkin nanti bisa menemukan makanan di stasiun ataupun di dalam perjalanan menuju kesana.  Kami berbagi tugas pagi itu, saya dan Alva pergi ke stasiun untuk mencari tiket, sementara Iman tinggal di guest house untuk mengurus check out dari hotel seandainya sampai batas waktunya kami belum juga kembali.
Berburu Tiket Kereta Api Menuju Kolkata
Berburu Tiket Kereta Api Menuju Kolkata
Untuk ke Varanasi Junction kami mencegat auto rickshaw yang kami temukan di sekitar guest house. Saya sebelumnya sudah sempat bertanya dengan petugas hotel berapa kira-kira tarif rickshaw dari area sekitar menuju ke Varanasi Junction. Mengetahui harga standar yang umum dipakai adalah hal yang cukup penting karena tidak jarang para supir rickshaw ini menaruh harga cukup tinggi terutama jika mengetahui bahwa kita adalah turis asing.

Menuju Varanasi Junction kami dikenakan harga seperti yang sempat disampaikan oleh petugas hotel yaitu sebesar 150 rupee. Termasuk mahal rasanya terutama jika membandingkan harganya yang separuh dari harga ke Mughalsarai padahal jarak ke Varanasi Junction cukup dekat.

Kami tiba di stasiun Varanasi Junction. Stasiun ini terlihat lebih modern ketimbang stasiun Mughalsarai, meski masih kalah luas. Halaman stasiun dipenuhi oleh berbagai jenis rickshaw yang sedang ngetem menunggu penumpang. Saya perhatikan ada beberapa jenis rickshaw di India. Yang pertama adalah auto rickshaw yang tidak ubahnya bajaj di Indonesia. Kemudian adapula Cycle Rickshaw yang mirip becak namun pengemudinya ada di depan. Terakhir adalah human rickshaw yang ditarik dengan tenaga manusia.

Saya gagal mendapatkan tiket pada saat kami pertama tiba di Mughalsarai kemaren karena semua tiket ke Kolkata. Semua tiket menuju Kolkata telah habis. Saya sempat kebingungan karena khawatir jika tidak sampai ke Kolkata, bisa-bisa saya ketinggalan pesawat untuk pulang ke Indonesia. Petugas di bandara Mughalsarai menyuruh kami datang esok harinya ke Tourism Bureau yang ada di stasiun Varanasi Junction. Karena itu ketika menginjakkan kaki ke stasiun Varanasi Junction saya berharap banyak akan mendapat tiket yang bisa membawa saya ke Kolkata sesuai dengan rencana.

Tourism Bureau di Varanasi Junction buka pukul sepuluh pagi. Dan saat saya tiba di sana, sudah banyak turis asing yang menunggu. Sekilas saya bisa melihat begitu beragamnya para turis yang berkunjung ke Varanasi ini. Ada sekumpulan pelajar asal Jepang seperti halnya Yuma. Ada juga seorang biksu Budha yang tampak asyik ngobrol dengan turis asal Hongkong. Sisanya wajah-wajah berwajah kaukasia khas orang eropa dan juga turis-turis asal Amerika serikat. Semuanya menunggu dengan sabar. 

Saya menunggu hampir satu jam lebih untuk mendapat giliran berkonsultasi dengan petugas. Saya menceritakan apa masalah saya dengan lengkap. Namun ternyata jawaban petugas tetap sama, tiket dari Varanasi ke Kolkata seperti yang saya rencanakan sudah benar-benar habis. Namun petugas memberikan saya solusi lainnya yaitu mengambil rute lain atau jadwal berbeda. Ia menawarkan antara berangkat besok siang ataupun berangkat besok pagi sekali dari stasiun Mughalsarai.

Dua pilihan ini punya keuntungan dan kekurangannya masing-masing. Tapi saya akhirnya lebih memilih untuk berangkat di subuh hari. Bagi saya, semakin cepat kami berangkat menuju Kolkata semakin baik, karena dengan begitu saya jadi punya waktu yang lebih banyak dan leluasa untuk menjelajah Kolkata, kota terakhir saya di India sebelum pulang ke India.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.