Cerita Ramen Hangat di Mato Restoran Jepang
Ini cerita tentang semangkuk Ramen di Mato, kabarnya tempat ini masih punya hubungan khusus dengan Grill Me. Tukang Jalan Jajan lagi ingin mencoba menu di Restoran Jepang. Berkunjunglah saya ke Mato, di Jalan Putri Chandramidi di depan Pondok Ale Ale Podomoro.
Ini cerita tentang semangkuk Ramen di Mato, kabarnya
tempat ini masih punya hubungan khusus dengan Grill Me. Tukang Jalan Jajan lagi
ingin mencoba menu di Restoran Jepang. Berkunjunglah saya ke Mato, di Jalan
Putri Chandramidi di depan Pondok Ale Ale Podomoro. Tempat ini menggunakan
rumah besar dengan parkir yang cukup luas. Logo ikan terpampang jelas dan besar
di atas pintu masuk. Melangkah masuk dan terlihat desain yang di buat
bermacam-macam rupa. Meja dan kursi juga di buat dengan berbagai type demi
memanjakan dan membuat betah pengunjung. Didalamnya juga ada toko kue Lendy
yang menyajikan berbagai macam pastry.
Memilih duduk agak memojok sehingga pandangan bisa 90
derajat melihat ke sekeliling, dari buku menu yang di sodorkan saya mendapati
selain menjual ramen berbagai kaldu, di sini juga menjual nasi kari Jepang dan
beragam jenis cemilan. Tapi saya fokus dengan ramen dan kaldunya. Ini menu yang
saya coba Soyu Ramen topping beef 28K,
Chicken ramen topping ayam 25K, Kimchi ramen topping sapi 28K, Ocha dingin 4K,
Blackcurrant tea 6K, untuk cemilan di Mato, Tukang Jalan Jajan mencoba Talas
goreng 15K dan Red velvet slice 32K.
Kimchi Ramen Hangat di Mato Restoran Jepang |
Duduk di sini sembari melihat tamu berlalu lalang,
tukang jalan jajan pun melihat ada beberapa saung yang tertutup kelambu putih
transparan, sayapun langsung teringat tempat tidur di film mandarin, ada ada
saja idenya. Makanan datang dalam mangkuk hitam, mengeluarkan asap panas
beserta aromanya sekalian.Saya melihat mie ramen dalam genangan kaldu dan
topping yang menyesuaikan.
Chicken Ramen Hangat di Mato Restoran Jepang |
Ramen sendiri memang saian mie berkuah dari Jepang
namun asal muasalnya dari cina. Dulu supaya kenyal, mie dibuat dengan
menggunakan garam alami dari air asin dari Danau Kan di pedalaman Mongolia.
Namun karena susah mendapatkannya, di Jepang menggunakan telur sebagai
penggantinya. Di Jepang, kaldu ramen akan menyesuaikan dari distrik mana ramen
itu berasal. Ramen tidak hanya disajikan hangat namun pula disajikan dengan
kaldu dingin saat musim panas. Tidak hanya berkutat di kuah kaldu,
masing-masing distrik memiliki jenis dan ukuran yang berbeda dan topping yang
berbeda.
Bahkan di Jepang sendiri ada dua aliran. Mie kuah dalam menu
rumah makan yang dikelola imigran dari Tiongkok, misalnya mie kuah dengan
tauge, mie kuah tanpa lauk (tanmen), mie pangsit kuah, atau mie ala Kanton. Ramen dengan rasa miso atau rasa shio juga
dicantumkan dalam menu.
Beef Ramen Hangat di Mato Restoran Jepang |
Mie kuah
oleh pedagang kaki lima di waktu malam yang kemudian membuka rumah makan ramen.
Pedagang kaki lima yang berkeliling menjajakan ramen dengan gerobak dorong
sudah ada di Jepang sejak zaman Edo. Penjual ramen berkeliling memakai gerobak sambil meniup terompet charamela. Lagu
yang dibunyikan adalah nada "sol la si - sol la - sol la si la sol la
-". Oleh karena itu, penjual ramen keliling dalam bahasa Jepang sering
disebut charamela. Pedagang keliling zaman sekarang sudah menggunakan
pemutar rekaman sebagai pengganti charamela. Selain itu, pedagang ramen sering
menggunakan mobil dan membawa kursi untuk berdagang di tempat ramai.
Kembali
ke Mie ramen yang saya nikmati di Mato, kuah kaldu yang digunakan memang sedap,
saya menyukai rasa soyu yang begitu ringan dan juga minim rempah. Citarasa
Jepang dengan rasa soyu yang khas melengkapi mie bertekstur kenyal yang diseduh
matang sempurna. Belum lagi daging sapi yang diiris tipis dan begitu lembut
saat dikunyah. Telur rebus yang di potong menjadi dua bagian menunjukkan kuning
telur yang baik sekali tingkat kematangannya. Berwarna keemasan, cantik sekali.
Daun bawang yang ditaburkanpun mampu menyempurnakan rasa.
Beef Ramen Hangat di Mato Restoran Jepang |
Begitupun
dengan Chicken ramen dengan kuah kaldu yang ringan dan tak terlalu mendominasi
ditambah dengan topping katsu yang menambah sensasi kunyah. Tak lupa selalu ada
kue ikan sepotong sebagai ciri khas ramen Jepang. Sayang kimchi ramennya tak
terlalu mampu membangkitkan sensasi nikmat lidah tukang jalan jajan. Rasa yang
asam kurang cocok dengan ramen, mungkin berbeda rasanya jika anda adalah
pecinta makanan Korea.
Red Velvet di Lendy Pastry |
Talas
goreng yang disajikan dalam keadaan panas, harus berhati-hati memakannya.
Jangan tergoda untuk memasukkannya langsung kedalam mulut. Hampir mirip dengan
ou ie. Hanya ditenganya ada isian berupa cacahan jamur dan ayam. Aromanya sedap
langsung menyeruak saat dibelah. Krispi diluar dan lembut didalam, sensasi
kunyakan begitu kaya dengan kacang koreng dilur, lalu talas, lalu jamur serta
ayam. Kaya sensasi dan kaya rasa.
Bola keladi di Mato Restoran Jepang |
Red
Velvet dari lendy’s juga disajikan dengan gaya yang menarik. Dengan taburan
kacang tumbuk bersalut karamel gula, sementara dibagian tengah red velvet ini
dilapisi cream keju. Saya bukan pecinta manis, namun sepotong kue ini bisa
membuat mood lebih baik saat hati sedang gundah gulana.
Mato memiliki tempat
parkir yang luas dengan pilihan ruangan yang besar dan dilengkapi dengan
interior yang memanjakan. Cukup membuat mata saya dimanjakan. Lumayan cocok
untuk bersantai sembari berbincang dengan teman atau rekan bisnis. Nilai 7 dari
10 untuk makanan disini. Selamat menikmati hidangan yang membahagiakan dan
salam Yumcez!
4 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry