Makan Siang di Restoran Rashtal di Jaipur India
Rickshaw sudah sampai ke restoran yang dimaksud pengemudi. Ternyata letaknya tidak jauh dari hotel tempat saya menginap. Berada di sebelah gerbang terminal bus. Nama restorannya Rashtal. Saya sendiri tidak bisa membaca tulisan yang tertera di papan nama karena hurufnya Hindi. Menurut teman saya
Makan Siang di Restoran Rashtal di Jaipur India
restoran ini sudah ada sejak tahun 1951. Saya sangat penasaran ingin menikmati makanan apa saja yang ada.
Setelah mengeluh lapar
terus menerus, pengemudi rickshaw mengajak kami untuk menuju restoran di dekat
hotel karena makanan di sana enak dan cukup terkenal di kalangan turis, namanya Rashtal di Jaipur, India. Tapi
sembari menunggu sampai saya akan memberikan sedikit informasi tentang teman
Baru saya. Kenapa sampai harus saya tulis di sini? Karena ada beberapa hal yang
cukup unik.
 |
Bertumpuk menjadi satu di dalam Ricksaw |
Nama teman baru saya adalah Patel, lengkapnya adalah
Mayank Patel. umurnya baru 22 tahun, ialah yang akan menjadi teman seperjalanan
saya dari Jaipur hingga di Agra. Berasal dari salah satu kota di Gujarat yang berada
di sebelah barat India.
 |
Yang mana kah Patel? |
Menurut Patel kota ini punya kebudayaan yang berbeda
dari kota-kota yang sedang kami kunjungi. Jika datang pada bulan September atau
Oktober akan ada festival Navratri dimana orang-orang akan menari sepanjang
malam selama 9 hari. Jadi sebagian besar orang Gujarat pasti jago menari. Wow!
Menarik! Patel sendiri tinggal di dekat
perbatasan India dan Pakistan
 |
Di depan Restoran Rashtal |
Asal tahu saja, ia sendiri baru pertama kali
menginjakkan kaki ke Jaipur dan Agra. Menarik sekali! Orang India belum pernah
ke Kota seterkenal Jaipur padahal India tidak perpisah oleh lautan seperti
Indonesia. Tapi jangan salah, justru Patel sudah pernah berada di Indonesia
selama satu setengah bulan dan sudah mengelilingi pulau Jawa dan Bali saat
pertukaran pelajar dari sebuah lembaga. Mau tahu makanan favoritnya? Tempe dan
tahu goreng yang di cocol dengan sambal botolan.
 |
Kami siap makan di Rashtal |
Yes! Selesai dulu
ceritanya. Rickshaw sudah sampai ke restoran yang dimaksud pengemudi. Ternyata
letaknya tidak jauh dari hotel tempat saya menginap. Berada di
sebelah gerbang terminal bus. Nama restorannya Rashtal. Saya sendiri tidak bisa
membaca tulisan yang tertera di papan nama karena hurufnya Hindi.
 |
Rashtal berumur 50 tahun |
Menurut teman
saya restoran Rashtal sudah ada sejak tahun 1951. Saya sangat penasaran ingin menikmati
makanan apa saja yang ada. Begitu masuk kedalam, saya langsung disuguhi seteko penuh
air putih bersama dengan 2 gelas kosong. Semua peralatan makan di tempat ini terbuat
dari stainless steel. Saya kesulitan membaca
menu yang tertulis dalam bahasa Hindi sampai akhirnya sang pemilik menawarkan saya
buku menu dalam tulisan latin. Hati ini langsung lega. Semua makanan di sini
vegetarian.
 |
Menu di Rashtal, |
 |
Menu di Rashtal, |
Bahan utamanya tepung gandum, susu, butter, keju, saturan dan tentu
saja, rata-rata di masak dengan bumbu kari. Saya membiarkan Patel untuk memilih
makanan apa yang akan di makan siang ini. Sembari menunggu, daya batere smartphone dan kamera saya isi terlebih
dahulu.
 |
Menu di Rashtal, Nasi Goreng |
 |
Ayo tebak? ini minuman apa? |
Menunggu sekitar lima
belas menit, pesanan kami akhirnya datang. Hanya butuh sepuluh
menit untuk menghabiskannya. Sepertinya lapar membuat kami fokus untuk makan tanpa
bersuara. Hanya ada sendawa yang diakhiri tegukan segelas lassi.
 |
Menu di Rashtal, Lassi |
Setelah itu barulah kami bisa tertawa bahagia. Canda tawa setelah perut kenyang jauh lebih membahagiakan. Sepuluh menit memberi jeda hingga
semua makanan bersemayam dengan baik di saluran pencernaan, kami meminta bill kepada pelayan restoran. Sembari membayar
220 Rupee
untuk makan siang kami masing-masing, pelayan restoran menyajikan kami Mukhwas sebagai
penutup makan siang.
 |
Inilah dia Patel, Mayank Patel lengkapnya |
Usai makan siang dan
mengisi daya smartphone dan kamera perjalanan
segera dilanjutkan. Berikutnya adalah benteng
pelindung Jaipur yang berada sekitar sebelas kilometer dari pusat kota Jaipur. Auto ricksaw yang kami tumpangi mulai meraung keras dan
berusaha menanjak di jalan beraspal yang berkilat
panas.
Matahari Jaipur siang itu sungguh menyengat.
 |
Kami kenyang dan hatipun senang |
Dari jauh Amber Fort sudah mulai terlihat. Benteng panjang mengelilingi bukit mirip seperti tembok
cina di
Tiongkok. Komplek benteng yang super luas
berada diatas bukit dan dikelilingi tanah tandus dengan pohon-pohon yang tampak mengering. Saya serasa sedang berada di tengah gurun padahal sedang ada di India.
32 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Bikin ngiler.
Itu kalo dirupiahin kisarannya berapa, ya, harganya? Nasinya beda ya sama Indonesia, kayak lebih panjang dan perak gitu muehehe. Baca ginian pas jam makan siang, wassalam. Hm...
Warna nasi gorengnya hampir sama dengan nasi goreng di Indonesia ya..hanya keliatan nasinya lebih panjang-panjang. Betul, kan?
Kalau lassi itu, terbuat dari apa, Mas?
TFS
Ya intinya aku suka segala makanan berempah dan spicy sih.. Dan masakan India itu berempah. Wangi negaranya aja udah rempah. Hahahaha..