Refreshing ke Kuching, Kota Penuh Lokasi Wisata

Setelah puas menikmati kota Kuching, saya bergeser menuju Sarawak Cultural Village, di Pantai Damai Santubong. Karena festival ini berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 5-7 Agustus 2016. Lebih dari 20 musisi dunia akan berbagi panggung di tengah hutan hujan tropis. Tidak jauh dari Sarawak Cultural Village ada Pantai Damai yang bisa di capai dengan berjalan kaki cukup 10 menit saja. Di sini terdapat pantai dengan pasir putih kecoklatan dan landai serta bebatuan yang tidak terlalu besar. Walaupun dalam beberapa waktu airnya tidak jernih dan ombaknya tidak begitu besar sehingga aman untuk berenang.

Rainforest World Music Festival
Setelah puas menikmati kota Kuching, saya bergeser menuju Sarawak Cultural Village, di Pantai Damai Santubong. Karena festival ini berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 5-7 Agustus 2016. Lebih dari 20 musisi dunia akan berbagi panggung di tengah hutan hujan tropis. Lokasi ini terbilang menyenangkan. Berada di dalam sebuah lokasi mirip taman mini Indonesia Indah. Didalamnya terdapat banyak miniatur rumah adat suku yang ada di Sarawak. Lokasinya diapit oleh Gunung Santubong dan pantai Damai.

Me and Pipit, Rainforest World Music Festival 2016
Me and Pipit, Rainforest World Music Festival 2016
Festival ini berisi berbagai macam workshop musik yang dilakukan di 7 titik dengan 15 workshop setiap harinya. Pertunjukan utamanya dilakukan di 3 panggung. Ada theatre stage yang menampilkan musisi yang menggunakan alat musik akustik. Ada 2 pertunjukan setiap sorenya serta 2 panggung utama, dengan 8 pertunjukan bergantian antara Jungle Stage dan Tree Stage.

workshop Rainforest World Music Festival 2016
workshop Rainforest World Music Festival 2016
Musik yang menggabungkan alam dan kultur musik di negara masing-masing. Banyak alat musik dan suara yang belum pernah saya lihat dan dengar sebelumnya disajikan di sini. Sungguh perhelatan musik yang benar-benar mewakili dunia.

Selama 3 hari saya bisa melihat puluhan ribu orang yang datang menonton. Bisa jadi sekitar 20 ribu orang berada di lapangan tengah hutan ini. Walaupun sempat hujan di hari kedua, pengunjung justru semakin banyak dan larut dalam permainan lumpur. Semuanya menari dan ikut bernyanyi. Saya bisa menyaksikan bagaimana musik menjadi bahasa universal yang bisa dipahami semua orang di muka bumi tanpa perlu memahami bahasa yang digunakan untuk liriknya.

Perfomances Rainforest World Music Festival 2016
Perfomances Rainforest World Music Festival 2016
Rainforest World Music Festival mampu menyedot penonton dari penjuru dunia. Tiket yang harus dibayarkan selama 3 hari pertunjukan adalah 320 Ringgit sedangkan untuk penginapan dapat di cari di sekitar daerah Santubong dengan harga yang bervariasi. Jika memiliki uang lebih bisa mendiami resort atau vila yang pemandangannya menghadap ke laut atau hotel berbagai bintang di sini.

Saya juga melihat beberapa pelancong berkantung cekak yang mendirikan tenda di sekitar pantai untuk lebih berhemat. Di sekitar pantai juga terdapat banyak penjual makanan, kantin dan minimarket 24 jam sehingga mudah bagi pelancong untuk bisa bertahan hidup di lokasi ini. Pilihan lain adalah tetap mengambil penginapan murag di kota Kuching dan menaiki bus atau shuttle van dengan membayar 20 ringgit sekali naik atau paket 100 ringgit untuk paket pulang pergi selama 3 hari.

Dol Arastra Bengkulu, Rainforest World Music Festival 2016
Saya sendiri sudah membeli tiket ini pre sale sebelum festival berlangsung termasuk membeli paket hotel untuk 3 hari di sekitar lokasi sehingga tidak perlu repot untuk kesana kemari. Festival ini berlangsung dari pukul 13.00 hingga 01.00 dini hari setiap harinya. Di mulai dengan workshop dan dan diakhiri penampilan musisi di panggung utama. Saya pribadi puas dengan festival yang sudah saya tonton 5 tahun belakangan ini. Bahkan saya tidak sabar dengan kejutan tahun depan yang merupakan perhelatan ke 20 Rainforest World Music Festival yang akan dilaksanakan tanggal 14-16 Juli 2016. Cek saja informasi terbaru mereka di www.rwmf.net

26 pemain dari Malaysia dan seluruh dunia akan berpartisipasi di Rainforest World Music Festival 2016. Dari Sarawak, Alena Murang dan legenda hidup Mathew Ngau akan tampil, serta pemain lainnya seperti Gendang Melayu Sri Buana, Thunder Beats dari Nanyang Wushu Drums serta rombongan dari host festival itu sendiri, Sarawak Cultural Village. Pemain Malaysia lainnya termasuk 1Drum.org dan Akademi Seni Unik dari Malaysia Barat, serta Band Gadis LKNS dari Sabah.

Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Mewakili Asia Tenggara dan daerah sekitarnya ada Naygayiw Gigi Dance Troupe dari Australia, Dya Singh dari Malaysia / Australia, Dol Arastra Bengkulu dari Indonesia dan Lan Dieu Viet dari Vietnam. Dari Asia Tengah dan Barat, akan tampil Shanren dari China dan sebuah band yang multinegara, band Violons Barbares, anggotanya berasal dari Mongolia, Bulgaria dan Prancis, serta Broukar dari Suriah.

Afrika akan diwakili oleh penampilan dari Pat Thomas & Kwashibu Lokasi Band dari Ghana, Derek Gripper dari Afrika Selatan dan Kolektif Krar dari Ethiopia. Dari Eropa, akan ada Stelios Petrakis Kreta Quartet dari Yunani, Téada dari Irlandia, Auli dari Latvia dan Vassvik dari Norwegia.

Pantai Santubong, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Pantai Santubong, Rainforest World Music Festival 2016
Band-band seperti Chouk Bwa Libète dari Haiti dan Vocal Sampling dari Kuba akan mewakili Amerika Latin, dengan performa duo Nukariik yang berasal dari Kanada.

Sarawak Cultural Village
Rugi jika tidak sembari menikmati Sarawak Cultural Village yang terdiri dari beberapa rumah adat seperti Iban, Melanau, Penan, Orang ulu, Bidayuh, Melayu dan Tionghoa. Dari buku panduan yang dibagikan, tempat ini memiliki luas 17 hektar. Dalam setengah hari, saya bisa melihat sarawak dalam satu tempat. Jadi teringat dengan Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta.

Sarawal Cultural Village, Rainforest World Music Festival 2016
Tempat ini sudah ada jalan yang terbuat dari kayu dan semen yang menghantarkan pengunjung memasuki berbagai macam replika rumah adat. Terdapat papan petunjuk yang sudah sangat jelas dan juga papan informasi yang menjelaskan setiap sudut. Ada beberapa petugas yang menggunakan pakaian adat mewakili setiap suku yang ada di Malaysia dan siap menyambut pelancong yang datang. Biasanya pemandu di tiap rumah akan menceritakan asal muasal budaya dan bercerita tentang kehidupan suku ini kesehariannya.

Sarawal Cultural Village, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Sarawal Cultural Village, Rainforest World Music Festival 2016

Biasanya wisatawan akan diberikan kesempatan untuk berfoto bersama dengan petugas yang menggunakan baju adat. Setelah puas berkeliling biasanya kita akan dihantarkan menuju teater yang bersebelahan dengan restoran. Di sini ada pertunjukan seni tari multi etnis, pengunjung dapat memesan makanan tradisional di restoran sebelah atau melakukan aktifitas lain seperti melaksanakan pernikahan di sini dengan gaya tradisional suku-suku yang ada di sini.

Sarawal Cultural Village, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Sarawal Cultural Village, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Selain rumah adat di sini juga terdapat banyak taman yang indah dan juga beberapa telaga buatan yang indah sekali jika tepat mengambil sudut gambarnya. Berada di tengah pohon di hutan dengan pohon yang tinggi membuat suasana sejuk dan nyaman.

Pantai Damai, Santubong
Tidak jauh dari Sarawak Cultural Village ada Pantai Damai yang bisa di capai dengan berjalan kaki cukup 10 menit saja. Di sini terdapat pantai dengan pasir putih kecoklatan dan landai serta bebatuan yang tidak terlalu besar. Walaupun dalam beberapa waktu airnya tidak jernih dan ombaknya tidak begitu besar sehingga aman untuk berenang.

Saya termasuk penggemar pantai dan tidak mau melewatkan ritual melihat matahari tenggelam. Duduk di atas pasir putih sembari bermain air adalah waktu yang sempurna. Semburat cahaya jingga di langit terpancar dan memantul di antara awan biru. Saya selalu terpesona dengan keindahan alam ini dan tidak pernah bosan untuk melihatnya berulang selama 3 hari.

Pantai Santubong, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Pantai Santubong, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Jika anda menginap di salah satu hotel di sekitar sini biasanya ada panggung musik yang dipersembahkan oleh musisi lokal. Saya beruntung melihat grup musik lokal Iban dengan instrumen tradisional seperti gendang dan sape’. Alunan musik syahdu semakin menghantarkan suasana bahagia sore hari. Pantai santubong ini sungguh luas dan panjang sehingga bisa digunakan untuk jogging pagi dan sore hari.

Pantai Santubong, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Pantai Santubong, Perfomances, Rainforest World Music Festival 2016
Di lokasi pantai ini juga terdapat bangunan bulat yang dipenuhi dengan toko, restoran, bar dan kantin yang memenuhi kebutuhan pengunjunn. Ada bagian kosong ditengahnya untuk berbagai macam kegiatan seperti pameran dan pagelaran musik. Biasanya ada backpacker hemat yang mendirikan tenda di bagian luar sebelah kanan bangunan.Tulisan sebelumnya ada di sini dan di sini


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.