Nuansa Karaoke di Tengah Cafe

Kebetulan tukangjalanjajan memiliki 3 orang teman saya yang saya dapatkan saat melakukan tugas jurnalisme liputan kegiatan Rainforest World Music Festival di Santubong. Jude, Catho dan Henrietta, setelah acara berlangsung kami masih berteman baik dan terus berhubungan. Setiap ada waktu meet up. Kami akan berkumpul dan saling bersenda gurau. Menyenangkan sekali :)
Let's Meet Up
Tukang Jalan Jajan diajak teman yang kebetulan tinggal di Kuching untuk menikmati suasana malam, memang sih di Kuching hiburan malam boleh dibilang sedikit dan terbatas, paling banter pergi menikmati makanan. Ya, cuman sekedar makan, tidak ada yang lain.

Kebetulan tukang jalan jajan memiliki 3 orang teman saya yang saya dapatkan saat melakukan tugas jurnalisme liputan kegiatan Rainforest World Music Festival di Santubong. Jude, Catho dan Henrietta, setelah acara berlangsung kami masih berteman baik dan terus berhubungan. Setiap ada waktu meet up. Kami akan berkumpul dan saling bersenda gurau. Menyenangkan sekali :)

Suatu malam, setelah saya selesai meliput Asia Music Festival di Miri, saya harus stay 1 hari untuk menunggu pesawat kembali ke Pontianak. Setelah membuat janji untuk meet up, kita berencana untuk bertemu di salah satu mall yang tidak jauh dari hotel disekitar Padang Merdeka. Maklum, karena semuanya bekerja, saling tunggu merupakan hal yang wajar.

Mangan ora Mangan yang penting Ngumpul
Ettt.... Dahhhh! Setelah bertemu kita pun bingung mau makan apa dan dimana. (ini pasti akibat jurnalis harus menunggu dulu instruksi liputan dari pemimpin redaksi, begitu dadakan? Langsung buyar deh semua). Akhirnya kita putuskan untuk nongkrong disuatu tempat yang bisa ngobrol panjang dan bisa memesan makanan cepat. Bisa ditebakkan? Pasti di restoran cepat saji. 

Setelah puas mengobrol dengan waktu yang masih cukup panjang, kembali kita kebingungan untuk memutuskan menghabiskan waktu. Teman saya yang paling heboh, henrietta dan jude, kompak mengatakan untuk berkaraoke saja. Sampai disini kami kembali bingung. Mau pilih tempat dimana lagi. Widih! Kebanyakan bingung yah! 

Ok! Kita berpindah lokasi menuju K-Center. 3 orang teman saya membawa masing-masing 3 mobil dan terpisah ruang dan waktu. Jiah.... Kembali kasus terjadi, Catho bingung dimana lokasinya. Jadilah kita saling bertelpon ria untuk mengecek dimana lokasinya. 30 menit berlalu, beberapa kali nyasar, keluar, nyasar dan kebingungan mau parkir dimana. Setelah mengetahui lokasinya, ritual berikutnya mutar-mutar nyari parkir.

Have Fun Go Mad
Fiuh..... Itu ungkapan yang pertama, horeeeeee itu yang kedua. Kita sampai :) langsung masuk ke dalam, melihat sekeliling dan voila! ini mirip bar, dengan 6 TV didepan, kiri, kanan, belakang. Lho? Bukannya kita mau karaoke? Kok malah ngetem di bar lagi? Pengunjungnya tidak banyak. Tidak banyak anak muda, banyaknya dewasa tua dan pastinya hobi nyanyi. Saya deg-degan saat masuk.  Saya pikir akan dipersilakan masuk kedalam ruangan. Tapi ternyata tidak! Tidak ada kamar yang tersekat privat. Cuman ada 1 ruangan VIP tanpa pembatas. Yang membedakan cuman Sofa empuk nya saja dan tulisan digerbang bagian atas "VIP".


Kami memilih lokasi dekat dengan operator. Iya, operator! Operator merangkap DJ. Karena saat jeda musik makan sang operator akan memutarkan musik ajeb-ajeb sementara lagu yang di minta oleh pengunjung adalah lagu selow melow melayu atau lagu rancak dayak. Sangat kontras. Lalu bagaimana mekanisme untuk bernyanyi? Gampang saja, dimeja disediakan kertas dan pensil untuk menuliskan lagu yang kita inginkan. Biasanya tiap meja akan diberi kesempatan menyanyi 2 lagu. Tanda bahwa musik kita akan di putarkan adalah datangnya pramusaji yang meletakkan 2 buah mic di atas meja.

Jujur saya tidak pernah bernyanyi didepan khalayak ramai seperti ini. Apalagi semakin malam pengunjung setengah baya semakin ramai mendominasi. Leher tercekat, Lidah kelu. Permintaan lagu Rihanna -Diamond tidak mampu nyanyikan hingga selesai. Untung saya dapat bantuan suara dari teman-teman yang super heboh dengan tingkat percaya diri maksimal. Saya tertolong dan bisa menarik nafas lega.

Suara-suara yang saya dengar diruangan ini terdengar bagus dan tidak ada yang sumbang. Semuanya bagus, bahkan saya mendengar beberapa suara yang bagus. Lagu-lagu melayu dan dayak memang mendominasi tapi jangan salah, lagu band dan solois Indonesia juga sering kok dinyanyikan, apalagi yang bernuansa Melayu seperti Radja, Kangen Band, D'Bagindas, Peterpan (lagu lawas sebelum menjadi Noah) sampai Bunga Citra Lestari dan Agnes Monica. 
Hanya 2 kali saya berani melirik suara siapa yang sedang bernyanyi. Yang pertama seorang bapak tua bersuara mirip Edi Silitonga dan seorang penyanyi wanita bersuara sangat mirip Siti Nurhaliza tapi sebesar 3 x ukuran badan saya. Semakin yakin dengan ungkapan "dont judge the book from its cover".


Teman Minum
Disini semua terbuka, apapun yang dilakukan dilihat oleh seluruh orang disini. Walaupun boleh dibilang pramusaji disini berhotpants sangat pendek dengan baju "You can See" mereka sangat sopan melayani tamu. Mulai dari menyediakan minuman sampai diajak minum dan ikut bernyanyi. Hal yang menarik saya, mereka akan sangat rajin mengelap meja dan menuangkan minuman kedalam gelas dan menyuruh untuk minum. Tahu kan alasannya kenapa? Tricky banget ya.

Minuman disini rata-rata beralkohol diatas 4% dan uniknya disajikan dalam ember berisi es batu. Jika ingin meminta extra es batu mereka akan menyimpan didalam tutup Compact Disk. Paling tidak menghabiskan 20 kaleng berbagai merk. Tapi mita ber 4 tetap "sehat" dan tertawa riang. Hingga hampir pukul 12.00 malam. Saatnya saya harus kembali ke hotel karena penerbangan saya paling pagi esok hari. Saya tidak mau tertinggal pesawat

Love It
Ini benar-benar pengalaman baru bagi saya. Karena saat traveling ini adalah hal mahal untuk dilakukan. Karaoke di muka umum seperti lomba bernyanyi. Bisa terbayangkan jika yang bernyanyi tidak tahu diri karena suaranya sumbang dan tidak enak. Bisa buyarkan? Tapi untunglah dipengalaman pertama saya ini tidak terjadi. saya menikmatinya dari awal hingga akhir walaupun banyak cerita sebelumnya. Tapi pengalaman ini seru sekali. Selain melatih suara, cocok juga untuk melatih kepercayaan diri.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.