Rain Forest World Music Festival

Kemeriahan festival musik selalu menjadi magnet luar biasa bagi manusia yang suka menikmati keseruan setiap dentuman lagu, tarian dan teriakan kebahagiaan khas penikmat festival. Setiap tahun manusia berbaur dengan hingar binger kecerian musik disini dan membuat kita terkadang lupa sedang berada dimana. Festival ini sangat unik dan menyatukan dunia dengan bahasa universal yaitu musik dan tarian, dipadu dengan adat istiadat pulau Kalimantan di Sarawak, selain festival musik dunia acara ini digadang sebagai bentuk perlindungan dan pelestarian hutan melalui dunia musik.

festival unik yang menyatukan para musisi terkenal di seluruh dunia dalam satu panggung yang sama dari semua benua dengan adat budaya yang berbeda. Sore hari diisi dengan lokakarya informatif, kuliah etno-musikal, sesi nge-jam dan konser mini, dan malam hari disuguhkan pertunjukan di panggung utama. Dilokasi juga tersedia Situs berbagai kedai makanan dan minuman, kedai seni dan kerajinan serta lokasi penjualan yang berhubungan dengan memorabilia festival, merchandise dan CD artis yang tampil. Semuanya dilaksanakan dijantung hutan hujan Kalimantan yang hijau dan eksotis.

Kenapa harus datang menyaksikan
Festival ini merupakan festival hutan hujan pertama didunia yang sudah dimulai sejak 1998. Menyatukan para musisi pribumi terkenal dari berbagai panggung didunia dan dilaksanakan dalam hutan tropis borneo yang penuh mistis. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan disini, boleh dibilang ada 2 (dua) jenis kelompok besar, kelompok pertama, kelompok yang ingin mempelajari seni budayanya entah itu alat musik atau tariannya dan kelompok kedua adalah kelompok yang ingin menikmati musik dan kemeriahannya.
3 panggung sudah disiapkan, panggung didalam ruangan teater yang sejuk dan nyaman dengan daya tamping sekitar 500an orang dan 2 panggung utama yang berada dilapangan utama yaitu Jungle stage dan Tree Stage yang dibuat berdampingan dengan daya tampung mencapai 20.000an orang. 

Panggung teater sendiri sudah dibuka mulai pukul 14.15 hingga pukul 16.15, biasanya akan menampilkan 2 pertunjukan selama kurang lebih 45 menit dengan jeda diantaranya. Sedangkan dipanggung utama akan dimulai sejak 19.30 – 00.15 dengan 6 penampilan secara bergantian diantara 2 panggung tersebut. Dari jeda 16.15 hingga 19.30 ada penampilan RWMF Community Drum Circle oleh 1drum.org.

Lalu bagaimana kelompok ke 2 yang ingin mempelajari tarian, nyanyian atau instrumennya. Ada 9 workshop yang diadakan setiap harinya, dimulai pukul 14.00 hingga 16.45. Pelatihan ini diadakan bersamaan dibeberapa lokasi, silakan mencari dijadwal, mana yang ingin diikuti. Mau belajar menari, menyanyi atau bermain musik.
Tahun ini adalah perhelatan ke 17, 3 hari penuh, 2 Panggung, 22 penampil dari 20 negara da nada 27 workshop. Jauh lebih banyak dari tahun lalu. Rainforest festival juga sukses masuk 25 besar festival dunia wajib tonton versi Songlines Magazine Inggris dalam 5 tahun terakhir. Seru!
3 panggung sudah disiapkan, panggung didalam ruangan teater yang sejuk dan nyaman dengan daya tamping sekitar 500an orang dan 2 panggung utama yang berada dilapangan utama yaitu Jungle stage dan Tree Stage yang dibuat berdampingan dengan daya tampung mencapai 20.000an orang.

The Show
Tahun ini 22 penampil yang mengguncang 3 panggung. Tahun ini musik yang dibawa dari bermacam-macam belahan dunia. Ada musik tradisional musik dari Iran, Musik tradisional Maori dari New Zealand, folk melodies dari Denmark, musik dari perkampungan di Afrika dan musik pertengahan dari Ukraina dimana alat musiknya dibuat sendiri. Ada juga band dari Amerika yang menggunakan suara Cajun (alat musik perkusi berbentuk drumbox dari Peru) dengan gaya Creole (musik pedesaan Louisiana). Musik tradisional dari Perancis. Ada juga musik pesta dari kolumbia. Musik tradisional Minangkabau dari Indonesia. Nyanyian dari Kroasia. Melodi Irlandia. Musik-musik dari Turki dan Balkan, termasuk musik tradisional dari Jepang dan beberapa etnis dari Sarawak dan Malaysia berupa Gong, Gamelan dan Sape’. 


Untuk penampil dihari pertama ada Talago Buni dari Indonesia, Horomona Horo dari New Zealand, Sape & Warrior dari Sarawak, Bisayah Gong Orchestra dari Sarawak, Kalakan dari Spanyol (Basque), Son Yambu dari Kuba, Karinthalakoottam dari India dan Blackbeard’s Tea Party dari Inggris, sedangkan untuk workshopnya ada Mari menari yang mempelajari tarian melayu. Big and Round yang mempelajari bagaimana bermain drum dari berbagai Negara. Bite of Spider yang mempelajari bagaimana tarian fiery tarantella dari Selatan Itali. Ada juga Plucked, Strummed and Struck yang memberikan bagaimana cara memainkan alat musik senar dari berbagai Negara. From The Long House of Sarawak yang memberikan kesempatan untuk mempelajari tarian dari suku Bidayuh dan Suku Iban dari Sarawak. Blow my Horn mempelajari berbagai cara meniup untuk alat musik tiup. 

Hari ke dua ada penampilan dari Ding Yi Music Company dari Singapore, Stephan Micus dari Jerman, Dakha Brakha dari Ukraina, Yayasan Warisan Johor Zapin Group dari Malaysia, Jamie Smith’s Mabon dari Wales, Canzoniere Grecanico Salentino dari Italia, Nading Rhapsody dari Sarawak, dan Debademba dari Mali, sedangkan untuk workshopnya ada Foot Stomp yang mengajarkan cara menghentakkan tumit dan ujung kaki menggunakan sepatu khusus dan berirama, Beat Boxes yang memberikan pengetahuan bagaimana cara membunyikan berbagai macam alat perkusi dari berbagai Negara. Ruka Na Jagwa yang mempelajari tarian lokal dari Tanzania, Checera Chitra yaitu belajar melukis wajah dan membuat kerajinan tangan dari Kerala India. So the River Continue to Flow dimana musisi Serawak membagikan informasi musik mempengaruhi budaya mereka sehari-hari. Different Strokes for different folks yang memberikan pengetahuan teknik memainkan musik gesek dari berbagai budaya. Knock on Wood belajar cara memainkan txalaparta (alat musik khas dari Basque). Awok Awok yang mengajak penonton memainkan tarian khas Geng Wak Long. The Vopice yang merupakan workshop khusus untuk mempelajari berbagai cengkok menyanyi dari berbagai budaya.
Hari ke tiga tidak kalah seru. Ada penampilan kelompok tradisional dari Lan E Tuyang, Ryuz dari Jepang. Berlanjut dengan La Cor De La Plana dari Perancis, ada pula Geng Wak Long dari Malaysia, lanjut dengan Gordie Mackeeman & the Rythm Boys. Gema Seribu dari Sarawak. Jagwa Musik dari Tanzania dan ditutup dengan penampilan seluruh penampil dari hari pertama sampai ketiga. Untuk workshop kita bisa menemukan Maori songs and Movement yang merupakan workshop semi-interaktif tentang nyanyian dan gerakan khas suku Maori, Anusthana Nritya mempelajari tarian ritual dari Kerala, Tarian Zapin dari semenanjung selatan Malaysia, Gongs of Borneo, bisa juga mempelajari berbagai bentuk alat musik tiup di Workshop Vibrating Air, Taut and Tight yang mempelajari berbagai alat musik petik. Airbags bagi yang yang tertarik mempelajari Akordion dan Bagpipes. Silakan juka mengikuti From Ancient to Folk bagi yang ingin tahu perkembangan musik cina dari zaman kezaman dan terakhir adalah workshop Songs of my Homeland yang menceritakan lagu lagu yang ada dibudaya lokal masing-masing Negara.

Festival ini merupakan festival hutan hujan pertama didunia yang sudah dimulai sejak 1998. Menyatukan para musisi pribumi terkenal dari berbagai panggung didunia dan dilaksanakan dalam hutan tropis borneo yang penuh mistis. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan disini, boleh dibilang ada 2 (dua) jenis kelompok besar, kelompok pertama, kelompok yang ingin mempelajari seni budayanya entah itu alat musik atau tariannya dan kelompok kedua adalah kelompok yang ingin menikmati musik dan kemeriahannya.
Pencuri Perhatian
Menurut saya, ada beberapa kelompok yang dapat mencuri hari saya, dimana hari pertama ada penampil dari Indonesia, Talago Buni yang memberikan musik kontemporer tradisional Minangkabau dengan ciri khas permainan alat musik tradisional minang seperti talempong, canang, saluang, sarunai, bansi dan kecapi Zither ditambah beberapa bunyi piring yang diketuk ketuk, saya juga sempat mengintip beberapa dari pemain membalik gong dan memutarkn tongkat kayu dibagian belakang gong sehingga menimbulkan bunyi baru yang menarik. Belum lagi harmonisasi suara dari 5 orang pria dan 1 orang wanita yang kesemuanya menyanyi, ada beberapa lirik lucu yang mereka masukkan kelagu tapi saya yakin banyak penonton yang tidak mengerti. Diakhir pementasan, Wanita yang tadinya menyanyi tiba2 melepaskan topi khas minangkabau dan pakaian luarnya, berganti hanya menggunakan pakaian hitam dan melompat dari atas panggung yang lebih tinggi lalu menari piring dan dibagian akhir, tiba-tiba piring tersebut ditepuk bersamaan hingga pecah dan bertaburan kemana-mana. Mengejutkan!! Saya sempat bertanya apa arti dari tarian tersebut. Pemimpin kelompok mengatakan bahwa itu adalah bentuk tarian pemberontakan dan perubahan dari perempuan Minang.
Selesai dari sana saya ngga mau ketinggalan untuk ikut RWMF Community Drum Circle yang dipandu 1drum.org walaupun saya cuma pegang kerincingan, banyak nada dan ritme menarik yang saya bisa hasilkan dengan 99 orang lainnya dilapangan ini. Seru mendengar nada-nada yang dihasilkan dan menyenangkan sekali melihat berbagai alat perkusi dimainkan dengan berbagai macam gaya. Sembari menunggu show utama saya juga masih bisa makan dulu dan belanja macam-macam pernak pernik. Oh ya, panggung utama hari ini ada 3 kelompok yang membuat saya harus ikut menari berkeliling lapangan bersama dengan seluruh orang yang ada disini. Kalakan dari Basque Country. Musiknya terdengar elegan dan sangat komunikatif, emosi saya terbawa dengan tabuhan dan suara acapela yang mereka hasilkan, setiap nada dan suara yang mereka hasilkan menghipnotis kaki saya menghentak ikuti irama.

Saya tak mampu menahan hasrat untuk bergoyang mengikuti musik jalanan Kuba yang dihasilkan Son Yambu. Musik latin dari spanyol bercampur dengan ritme musik Afrika. Tidak ada kesempatan saya untuk berhenti menari, permainan gitar penuh emosi ditambah bunyi terompet dan perkusi lainnya menambah semngat saya untuk terus menari dan menari. Saya juga terpesona dengan energy yang dimiliki vokalis, menyanyi, menari dan tidak henti memainkan alat perkusi congas. Saya pun masih menunggu satu penampilan penutup dari Blackbeard’s Tea Party dari Inggris yang membawakan lagu rock kencang namun dengan balutan musik rakyat yang funky. Tetap mengakar pada musik Inggris klasik dengan suara biola dan squeeze-box yang menghentak, bising suara gitar dan synth bass serta perkusi menghasilkan pertunjukan musik folk-rock yang manis tapi garang.

Hari kedua saya sudah berada di teatre pukul 15.30 untuk menyaksikan pertunjukan Stephan Micus yang mampu memainkan berbagai alat musik dari berbagai Negara, mulai dari Asia, Afrika sampai Eropa. Saya cukup terpesona ketika Micus mampu memainkan 2 suling kecil sekaligus dari ditiup dari bibir sebelah kiri dan kanan. Walaupun dilakukan bersamaan, keduanya bisa menghasilkan suara berbeda dan berirama. Lalu ada pula kotak kecil berbentuk seperti kamus tebal mempunyai ruang dibagian tengah dan senar, memainkannya cukup memetik senar dan mengetuk-ngetukkan jari dibagian bawah. Mari melanjutkan ke pentas utama ada Jamie Smith’s Mabon dari Wales, membawa saya ke nuansa tradisional celtic dengan biolanya, bass biola, banjo dan akordion ditambah dengan instrument tiup. Seluruh penonton serentak menari ala scootish. Membentuk lingkaran, berbutar lalu berpasangan dengan saling mengaitkan tangan. Tanpa henti melakukan gerakan ini berulang. Entah mengapa rasa lelah itu hilang seiring dengan keringat yang terus mengucur di suhu 34 derajat celcius. Walaupun semua alat musiknya tradisional tapi nada yang dihasilkan komposisinya modern. Penampilan yang menarik dan membuat penonton kembali panas adalah Debademba dari Burkina Faso. Musik afrika kembali diperdengarkan, kolaborasi musisi ini mampu menghasilkan magnet energy ditengah lapangan Rainforest. Penampilan vokalis yang enerjik dengan gaya tariang afrika dengan terus menggoyangkan kedua kaki selama bernyanyi. Nuansa pesta Afrika mampu menggerakkan seluruh penonton yang datang. Hari kedua membuat kami puas dan tidak sabar menunggu hari ke tiga

Hari ketiga saya sudah datang di teater untuk menyaksikan Ryuz, 3 orang yang didatangkan dari Jepang. 2 orang dengan latar musik tradisional yang kental dan 1 orang dengan composer musik modern. Suara penyanyi wanita yang mirip penyanyi opera Jepang klasik ditambah dengan hentakan gendang yang penuh tenaga dan tentu saja petikan suara Tsugaru Shamizen benar-benar membuat merinding, sayang tidak ada kabuki disini. Saya terpesona hingga akhir pertunjukan, Ryuz juga mampu berinteraksi dengan penontonnya dengan mengajak bertepuk tangan dan mengeluarkan suara sesuai dengan hentakan nada. Saya beralih ke panggung utama menunggu penampilan La Cor De La Plana dari Perancis, 5 pria yang jago sekali bermain berbagai macam alat pukul dan memiliki pembagian suara yang sangat indah. Mereka mampu menghadirkan pertunjukan suara dan perkusi yang melodius. Hentakan itu bisa dihasilkan dari tepukan tangan, hentakan kaki dan alat perkusi, ditambahan dengan cengkok suara timur tengah.

Penampilan berikutnya yang menarik saya adalah Gordie Mackeeman & Rhythm Boys dari kanada. Memainkan musik dari zaman keemasan yang lalu namun dibuat ulang dengan nada yang lebih modern dan menghentak. Musik lampau dengan balutan modern. Membuat kaki saya tak berhenti bergerak mengikuti irama dan tangan saya seperti terhipnotis untuk melambai-lambai mengikuti irama. Saya masih tidak beranjak dari lapangan sama seperti penonton lain yang makin memadati lokasi. Jagwa musik memulai dengan musik menghentak, menghadirkan seorang penari yang benar-benar atraktif. Bergoyang ala afrika, meliuk-liukan badan, membungkuk dan menggoyangkan (maaf) bokongnya dengan berputar-putar. Musik ini mereka sebut Mchiriku style yang berasal dari daerah miskin di Dares Salaam. Yes! We are closing with Chakacha dance music!!

Rahasia kecil disini yang mungkin banyak yang belum tahu, saat acara dipanggung selesai berakhir, sebenarnya masih ada kegembiraan lain di Damai Central Beach dibagian luar lokasi acara. Disini biasanya akan ada acara selebrasi dugem bareng. Jangan kaget kalau tiba-tiba kita menemukan para pengisi acara akan hadir disini. Bergoyang bersama para penonton tanpa ada jarak. Kesempatan buat sedikit berbincang sembari bergoyang bisa dilakukan disini bisa juga sekalian curi-curi waktu untuk selfie. Biasanya ini akan berlangsung hingga jam 03.00 dini hari. Jika masih punya energy silakan bergabung karena banyak keseruan yang tidak disangka.
Saya sudah tidak sabar untuk datang kembali ke acara Rainforest World Music Festival berikutnya di 7-9 Agustus 2015

After Party
Rahasia kecil disini yang mungkin banyak yang belum tahu, saat acara dipanggung selesai berakhir, sebenarnya masih ada kegembiraan lain di Damai Central Beach dibagian luar lokasi acara. Disini biasanya akan ada acara selebrasi dugem bareng. Jangan kaget kalau tiba-tiba kita menemukan para pengisi acara akan hadir disini. Bergoyang bersama para penonton tanpa ada jarak. Kesempatan buat sedikit berbincang sembari bergoyang bisa dilakukan disini bisa juga sekalian curi-curi waktu untuk selfie. Biasanya ini akan berlangsung hingga jam 03.00 dini hari. Jika masih punya energy silakan bergabung karena banyak keseruan yang tidak disangka.
Saya sudah tidak sabar untuk datang kembali ke acara Rainforest World Music Festival berikutnya di 7-9 Agustus 2015

Info
• Harga tiket 130 Ringgit/Hari. Untuk lebih murah beli Pre Sale di www.rwmf.net
• Jangan membawa pisau dan barang-barang tajam lainnya.
• Panitia melarang membawa makanan, minuman dan binatang
• Makanan, minuman, CD, Sovenir dan lainnya dijual dibagian dalam dan pembayaran dilakukan cash dengan menggunakan Ringgit Malaysia
• Tidak ada mesin ATM dilokasi
• Untuk parkir kendaraan disediakan dihotel One Sentubong yang cukup jauh dari lokasi namun ada Shuttle bus yang bisa mengantar ke lokasi
• Penonton dipersilakan membawa bangku kecil dan alas tikar untuk duduk.
• Buku panduan acara dan denah lokasi disediakan gratis dan dapat diambil dipintu masuk.
• Colokan listrik bergigi 3, 220 Volt, 50 Hz
• Tidak diperlukan VISA untuk masuk Kuching, Sarawak, Malaysia
• Konsulat Jenderal RI di Kuching
Consulate General Of The Republic Of Indonesia
No. 21, Lot 16557, block 11, MTLD
Jalan Stutong, 93350 Kuching,
Sarawak, Malaysia
Telp. +60 82 460734, 461734
Email : kjri_kuching[at]hotmail.com

Tips
• Datang lebih awal sebelum acara berlangsung pukul 13.00 waktu Sarawak (pukul 12.00 WIB) untuk mengantri membeli tiket masuk dan pemeriksaan awal terlebih dahulu’
• Sebaiknya melakukan Pemesanan tiket masuk, hotel dan pesawat secara online.
• Bawa uang secukupnya saat dilokasi, hati-hati dengan barang bawaan karena lokasi sangat ramai
Penginapan
• One Hotel Sentubong (bintang 3) mulai 230 Ringgit
Jalan Pantai Damai, P.O. Box 2364 Kuching, 51200, Malaysia
• Damai Beach Resort (bintang 4) Mulai Rp 1.000.000,-
Teluk Bandung Santubong, 93756 Kuching, Sarawak, Malaysia
Phone:+60 82-846 999
Bisa dipesan secara Online disitus booking hotel.
Transportasi
• Disediakan juga beberapa titik pengangkutan gratis dari Bandar Raya Kuching dari 2 titik yang ditentukan panitia mulai 09.00 – 19.30 dengan interval tiap 20 menit
• Dengan membayar sebesar 15 Ringgit/one way/dewasa , 8 Ringgit/one way/anak-anak dari Hills Shopping Mall dan Padang Merdeka dari kota menuju lokasi (Sarawak Cultural Village) mulai pukul 10.00 – 20.00 dan dari lokasi (Sarawak Cultural Village) menuju kota pukul 11.30 – 01.00
• Shuttle van dari One Hotel Santubong sebesar 5 Ringgit/one way/dewasa , 3 Ringgit/one way/anak-anak dari One Hotel Santubong menuju lokasi (Sarawak Cultural Village) mulai pukul 10.00 – 12.00 dan dari lokasi (Sarawak Cultural Village) menuju One Hotel Santubong pukul 10.00 – 01.30
Getting There
• Jakarta – Pontianak – Kuching
• Jakarta – Kuala Lumpur – Kuching
Menggunakan AirAsia Rp 3.000.000,- (PP)
Budget Basic
Untuk trip 3D4N
Tiket Pesawat : Rp 3.000.000,-
Jakarta – Kuching PP
Penginapan (Rp 900.000,- x 3 Hari) : Rp 2.700.000,-
Tiket Masuk (Rp 351.000,- x 3 Hari) : Rp 1.053.000,-
Makan Minum (Rp 150.000,- x 4 Hari) : Rp 600.000,-
Lain-Lain : Rp 3.000.000,-
Total : Rp 10.353.000,-
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.