Eksplorasi Aruna dan Lidahnya, Pontianak dan Singkawang

Aruna dan Lidahnya menjadikan Pontianak dan Singkawang menjadi pusaran utama film yang didominasi drama percitaan dengan balutan wisata kuliner.

Beberapa waktu Tukang Jalan Jajan sering membahas film Aruna dan Lidahnya yang sudah mengajak menikmati banyak tempat. Film ini mengajak kita mencicipi banyak sekali makanan enak di berbagai lokasi. Mulai dari Surabaya, Madura, Pontianak hingga Singkawang. Film yang diperankan oleh Dian Sastro (Aruna), Oka Antara (Farish), Hannah Al Rasyid (Nad) dan Nicholas Saputra (Bono) membuat iler tak berhenti menetes bercucuran kesana kemari. Semua menu tradisional diracik dengan Bumbu percintaan yang diceritakan secara lugas. Sesuai dengan Novel yang ditulis oleh Laksmi Pamuntjak dan ditulis ulang skenario filmnya oleh Titien Wattimena. Di sutradarai oleh Edwin dan diproduseri oleh Meiske Taurisia dan Muhammad Zaidy yang berada di bawah rumah produksi Palari Film. Berdurasi 110 menit dengan genre Drama Romantis yang dibalut nuansa kuliner.
Aruna dan Lidahnya
Aruna dan Lidahnya
Aruna dan Lidahnya bercerita tentang ARUNA (Dian Sastrowardoyo) yang melakukan petualangan kuliner bersama kedua sahabatnya, BONO (Nicholas Saputra) dan NAD (Hannah Al Rashid). Tak disangka dalam perjalanan Aruna berjumpa dengan seseorang dari masa lalunya, FARISH (Oka Antara). Sambil menikmati berbagai masakan nusantara mereka terlibat pembicaraan yang mengungkapkan rahasia terpendam. Kalau mau tahu seperti apa kisahnya. Silakan Nonton sendiri ya! Aruna dan Lidahnya.


Makanan Nikmat Pontianak
Awalnya memang sulit mencari bakmi Kepiting yang bisa dinikmati semua orang sampai Aruna dan Lidahnya sampai pada Bakmi Achai yang berada dijalan Hijas di selakang restoran  Gajah Mada.

Nasi Goreng Pelabuhan jadi sumber utama film ini. Pencarian bumbu rahasia dan cara memasaknya. Aruna harus datang jauh jauh nasi goreng dengan bumbu sambal cabe yang kering dan nasi yang membyar. Ciri khas lain adalah suwiran ayamnya yang cenderung juga “kering” dengan sayuran. Nasi goreng ala Pontianak kebanyakan bergaya Melayu-Madura yang cenderung pedas dan asin.
 
Makanan Sedap Peniti dan Singkawang
Pengkang lemper ala Peniti ini juga jadi kuliner khas yang dibawa hingga Jakarta. Pengkang adalah ketan pulut yang sudah di aron dengan santan lalu dibungkus daun pisang dan diisi dengan udang ebi, kemuian dimatangkan dengan cara di bakar.  Satu Pengkang terdiri dari dua buah yang dijepit dengan bambu lalu dipanggang dengan arang batok kelapa dan dimakan dengan sambal kepah yaitu kerang yang hanya hidup didasar lumpur gambut.
 
Choipan a.k.a chai kwe
Choipan a.k.a chai kwe
Choipan mirip dimsun. Karena aruna memakannya di Rumah marga Thjia, Singkawang maka choipan ini bergaya khek dengan isian bengkuang dan daun kucai yang dibumbui ebi. Kulitnya sendiri dibuat dari tepung beras dan kanji, setelah diisi maka choipan akan dikukus dan kemudian di beri bawang putih goreng. Cara makannya dengan cara dicocol dalam cabe cair yang pedas dan sam dengan bawang putih yang sedap.

Bakmie Lempar ini adanya di Singkawang. Bakmie kering ini memang mengandalkan kemampuan sang peracik untuk melempar mie kurang lebih ½ - 1 meter. Ini trik dilempar tersebut bukan semata-mata untuk atraksi mengundang pembeli. Namun karena tekstur mi buatannya sangat lengket ketika dibuat. Mi bakso dan pelengkap lain di kedainya merupakan racikan keluarganya sendiri, hanya kwetiau yang ia beli di pasar. Pertama kali buka belum dilempar, sejak tahun 77 lebih mulai dilempar. Akhirnya penduduk sekitar men nyebutnya bakmi loncat atau bakmi lempar.Setelah itu baru diberi berbagai macam topping yang lezat.
kuliner Peranakan Pontianak dan Singkawang
kuliner Peranakan Pontianak dan Singkawang

Warkop Nikmat,  usia warung kopinya dapat dilihat dari bentuk bangunan yang juga terlihat tua dan usang, sejak bangunan yang ditempatinya itu berdiri, tidak pernah ada renovasi untuk mengubah bentuk aslinya. Menikmati kopi di toko ini membuat pengunjung merasa masuk ke dalam kota Singkawang tempo dulu. Terlebih, ada beberapa perabot antik yang dipajang di dalam warung. Salah satu yang jadi ciri khas adalah lemari segi delapan yang digunakan untuk menyimpan kue. Salah satu minuman favoritnya adalah kopi susu yang ditemani kue sus isi dan roti bakar.

Pontianak, Kota Kuliner yang Patut Diperhitungkan
Bagaimana tidak, kuliner dengan bergam jenis kuliner mulai dari pagi, siang, sore bahkan hingga tengah malam menjadi banyak pembicaraan. Makanan yang didominasi citarasa tradisional menjadi incaran wisatawan yang datang ke kota ini. memang di Kota Khatulistiwa tidak banyak titik lokasi wisata tapi jika merujuk ke kuliner baka 7 hari pun tak akan selesai menyusuri berbagai kekayaan kenikmatan citarasa di Pontianak.
Es campur mixed with bongko
Es campur mixed with bongko
Arunadan Lidahnya menjadikan Pontianak dan Singkawang menjadi pusaran utama film yang didominasi drama percitaan dengan balutan wisata kuliner. Tukang Jalan Jajan sendiri merasa bangga dengan sineas nasional yang melirik kota serinu parit, Pontianak dan kota seribu kelenteng, Singkawang menjadi tempat syuting film ini. Wisata kuliner makin dikenal dan tentunya semakin banyak yang penasaran dengan kuliner Tioghoa, Melayu dan Dayak.

Kekayaan kuliner dalam Aruna dan Lidahnya patut diapresiasi oleh orang Pontianak. Ayo kita promosokin titik lokasi wisata dan kenikmatan kulinernya. Awas ketagihan! salam yumces!
                                                                                                                      

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.