Pesona Tanjung Datu di Ujung Borneo
Pantai Tanjung Datok menyambut dengan hamparan pasir putih menunjukkan pesonanya. Pesona Tanjung Datu di Ujung Borneo
Pesona Tanjung Datu di Ujung Borneo. Setelah bertolak dari Kuching, akhirnya sampai di bandar Sematan. disana sudah menunggu kapal di dermaga Sematan dan semuanya naik hingga akhirnya Kapal
boat bermesin ganda ini menderu kencang dan mulai menjauh dari pelabuhan kota
Sematan. Ada 7 orang dalam perahu boat ini termasuk sang kapten yang memacu
kencang kapalnya memecah deru ombak laut Cina Selatan
Pantai
Tanjung Datok menyambut dengan hamparan pasir putih menunjukkan pesonanya.
Melompat kegirangan seperti anak kecil yang baru mendapat hadiah dari kakek.
Tas punggung langsung dipanggul. Pak Mahdi, sang kapten tersenyum melihat antusias
tergambar jelas diwajah. Tidak hanya tukang jalan jajan, keempat teman yang ada
dalam kapal inipun terlihat sama. Hanya Nina, sang pemandu berusia 50 tahunan
yang tetap terlihat tenang sembari mengumpulkan perbekalan selama 2 hari 3
malam. Sebuah kardus berisi bahan makanan dan sebuah coolbox berisi ayam, ikan
dan daging untuk konsumsi selama berada di pulau Temajo dan Talang Talang.
Sebuah pulau tempat konservasi dan hutan lindung yang dikelola oleh Sarawak Forestry Minister. Setelah siap
dan semua barang bawaan dihitung, satu persatu barang mulai diangkat
bersama-sama. Sudah tidak sabar rasanya menemukan Pesona Tanjung Datu di Ujung
Borneo
Perlahan
semuanya bergerak menuju ke rumah Headquarter
office, jam menunjukkan pukul 12.30 siang. bearti perjalanan tadi memakan
waktu sekitar 50 menit. “ouch!” kaki langsung seperti terbakar. Ini adalah
pasir pantau terpanas yang pernah dirasakan. Rasanya telapak kaki langsung
terbakar. sungguh menyesal melepas sandal. Seratus meter ini terasa menyiksa dengan
satu tas punggung, satu tas punggung harian dan dua kardus air minum. Berlari
bukan jawaban karena selain membuat terengah engah juga membuat kaki malah
amblas ke pasir panas!. Ah, sudahlah, ini kan awal dari keseruan dan pesona
Tanjung Datu National Park, tukang jalan jajan tetap menikmati perjalanan ini
kok! walaupun memiliki tampilan yang mirip dengan Bako National Park tapi flora
dan fauna yang ada disini berbeda, Pantainya jauh lebih bersih dan airnya
bening, tidak ada babi berjanggut atau kera nakal yang suka mencuri makanan dan
mengganggu.
Selamat Datang di Tanjung Datu
National Park
Pesona
Tanjung Datu sudah ada sejak dulu kala dan terdiri dari banyak bukit batu dan
tanah yang berundak undak dengan berbagai macam vegetasi yang tumbuh disana.
Sudah ditemukan lama oleh orang Eropa namun sangat susah untuk mencapainya.
Tempat ini juga sudah menjadi lahan pertanian sejak kurang lebih 50 tahun lalu,
terlihat dari beberapa dataran lapang yang ditanami pohon kelapa dan buah
buahan. Kampung terdekat adalah Telok Melano yang menjadi kampung nelayan
sekarang, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 2,5 jam dari Taman Negara Tanjung Datu trail. Tempat
ini ditinggalkan petani penggarap saat terjadi konfrontasi di tahun 60’an.
Dinamakan
Tanjung Datuk karena dulu, tetua di Telok Melano selalu datang ke bebatuan
besar dipanggir laut dan memberikan beberapa sesajian untuk mendapatkan
keselamatan dan dijauhkan dari kemalangan saat mereka melaut. Sesajen yang
biasa diberikan berupa daun sirih, rokok dan kuku besi. Dulu, ini merupakan
upacara rutin yang dilakukan tetua kampung namun setelah masyarakat memeluk
agama Islam, kegiatan ini tak lagi dilakukan. Tempat ini masih dianggap sakral
hingga kini dan biasanya kapal akan melintas pelan jika melewati tempat ini.
Setelah
duduk menunggu sekitar 30 menit, akhirnya semuan disambut oleh park ranger
yang mengurusi Tanjung Datu National Park ini dengan senyuman. Beberapa formulir yang harus diisi sebagai
syarat untuk bisa menikmati keindahan alam disini. Semuanya ada lima, David
(Australia), Zul (Johor Bahru), Mark dan Lukas (Kuching) akan menjadi teman
berpetualang beberapa hari. Kami semua di pandu Nina, Seorang pemandu sekaligus
teman bercerita dan koki yang hebat.
Sore di Tanjung Datu di Ujung Borneo |
Kembali
bercerita tentang tempat ini, Tanjung Datu National Park mulai dibangun tahun
1994 dan dibuka untuk umum pada tahun 1998. Supaya bisa mencoba fasilitas yang
ada, Kelompok dibagi menjadi dua. Menikmati fasilitaa gubuk kemping dan asrama.
Jangan membayangkan gubuk kemping sudah reyot dan beratap rumbia, tempatnya
sudah permanen dan sudah diberi atap untuk menghindari buah dan dahan jatuh
menimpa saat tidur. Disediakan dapur, lengkap dengan peralatan masak dan gas.
Untuk fasilitas tidur disediakan Kasur, bantal, selimut dan kelambu. Semua fasilitas
ini dikenakan biaya sewa masing-masing. Untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus
disediakan toilet umum yang bersih dan air yang lancar. Sedangkan fasilitas
kamar di asrama terdiri dari satu kamar dengan dua tempat tidur dan satu kipas
angin, meja dan kursi serta satu lemari terbuka. Disediakan dapur, toilet dan
kamar mandi. Jika ingin menginap disini harus membawa bahan makanan sendiri dan
memasak sendiri.
Dari
laporan pandangan mata, terlihat beberapa kelompok backpacker berkulit pucat mendominasi tempat ini, sangat jarang
melihat wajah Asia yang suka menjelajah alam liar. Rata-rata mereka berkelompok
untuk menjelajah Pesona Tanjung Datu di Ujung Borneo. Saat datang biasanya ada
peta yang akan dibagikan oleh Park Ranger untuk semua pelancong. Trail nya tidak terlalu susah dilewati
karena sudah ada banyak papan informasi dan penunjuk jalan yang bisa dibaca
oleh pengunjung. Ada pula track yang sudah di beri jembatan papan belian dan
rute tanah yang sudah dibuat sehingga memudahkan pejalan kaki. Nanti saya akan
melewati jalur paling mudah dan dekat. Menurut papan petunjuk hanya 20 menit
perjalanan.
Berikut
harga yang disiapkan, beberapa peminjaman mungkin dikenalan biaya tambahan
- Tiket masuk RM 10
- Camping RM 5/orang belum termasuk bantal, Kasur, kelambu dan selimut)
- Hostel RM 24.40/orang
- Alat masak RM 11/hari
- Kompor dan Gas RM 3/day
“Ayo
makan! makanan sudah siap”. Nina berteriak dari meja didekat rumah kemping. Jam
makan yang sudah terlewat dan perut yang keroncongan membuat kami makan dengan
lahap dan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Semua tersandar bahagia, Ayam
kari, tumis sayuran dan nasi putih sudah berada dalam perut.
Fasilitas Guest House
dan Lokasi Camping Tanjung Datu
Untuk menikmati Pesona
Tanjung Datu di Ujung Borneo maka wisatawan dapat tinggal di hostel atau lokasi
kemping. Guest House
atau hostel bagi pengunjung berada dilantai dua dan terdiri dari 6 kamar, 2
toilet, 1 kamar mandi, 1 dapur dan 1 ruang komunal. Dalam setiap kamar terdapat
2 buah tempat tidur, 1 lemari kayu terbuka, satu meja dan kursi serta satu buah
kipas angin. Tukang Jalan Jajan mencoba kamar ini. Pada siang hari memang
terasa sangat panas dan super gerah. Tidak cocok untuk tidur siang. Lebih
nyaman jika tiduran di balai balai yang ada di tepi pantai, di lokasi kamping.
Jika ingin menonton, ada televisi yang juga bisa dinikmati
bersama sama dengan seluruh orang yang ada dilokasi ini termasuk pekerja yang
ada. Jika suka dengan minuman dingin, bisa menitipkan minuman ke cool box yang berada diruangan park ranger. Memang paling enak kalau
menikmati yang dingin.
Jika ingin menggunakan balai-balai di lokasi kemping. maka
akan disediakan Kasur, bantal dan juga kelambu. didepan tiap balai balai
disediakan meja dan bangku panjang untuk makan dan minum. Tukang Jalan Jajan
juga sempat mencoba menikmati bermain bandulan bola besi dan ayunan yang
diikatkan di pohon besar. Ada dua buah dapur umum yang tersedia, lengkap dengan
peralatan masak, makan, minum dan gas yang terlebih dahulu harus disewa.
Terdapat toilet umum dan kamar mandi umum yang digunakan bersama dengan seluruh
pengunjung yang menyewa lokasi kamping. Dibagian belakang terdapat lapangan
luas dan jemuran pakaian serta tersedia beberapa keran air tawar untuk mencuci
kaki dan membilas tubuh setelah berenang dilaut.
Nina mulai mengeluarkan banyak sekali bahan makanan, ada
jagung, ubi jalar, terung, daging sapi yang sudah dibumbui, ikan, roti, dan mentega.
“Ini makan malam kalian” ayo mulai membuat api unggun dan kita mulai memasak”.
Semua mulai merapat dan membuat bara api, perlahan lahan makanan mulai terletak
rapi diatas jala besi. Berbaris rapi dan siap untuk dimakan oleh perut perut
keroncongan. Saatnya Makan!
15 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Duhhhh serunyaaaa. Pasti menyenangkan bisa camping di sana ya. Kalau diruoiahkan, jadi berapa ya kira kira biaya untuk menginap di sana?
Dan ini ala backpaker banget yaa...
Makan ramerame, nonton ramerame, tidurpun bisa sambil ngobrol.
Hihii...seruseruseru.
Bagus banget lokasinya, bisa buat piknik keluarga dan anak kecil pun betah.
Kusuka balainyaaaaa. Uniiiik. Paling enak ke sana sama rombongan keluarga ya. Rame2
BBQ nya unik ya. Pake terong. Hehe