Makan Malam Mewah di Blue Sky Restaurant, Kolkata

Hanya berjalan kaki sekitar 500 meter dari hostel, kami menjumpai Blue Sky Restoran yang berada di salah satu sudut Sudder Street. restoran tersebut mendapat review baik dari beberapa situs panduan kuliner dan wisata seperti Zomato dan Tripadvisor
Perut yang lapar membuat kami tidak punya waktu lama untuk memutuskan restoran yang kami pilih. Hanya berjalan kaki sekitar 500 meter dari hostel, kami menjumpai Blue Sky Restoran yang berada di salah satu sudut Sudder Street. Di dekat pintu kami melihat sebuah stiker yang menunjukkan bahwa restoran tersebut mendapat review baik dari beberapa situs panduan kuliner dan wisata seperti Zomato dan Tripadvisor. Tanpa ragu kami mencoba masuk.

Makan Malam Mewah di Blue Sky Restaurant, Kolkata
Makan Malam Mewah di Blue Sky Restaurant, Kolkata
Menu makanan cukup beragam. Mulai dari menu makanan barat dan eropa hingga menu makanan tradisional India. Kami bahkan mendapati menu ikan yang sebelum-sebelumnya tidak kami dapatkan di restoran-restoran lain di India yang pernah kami singgahi. Kami mencoba beberapa menu baru seperti menu ikan dan ayam, serta paratha yang seolah jadi makanan wajib saya selama di India. 

Paratha by Blue Sky Restaurant
Paratha by Blue Sky Restaurant

Suasana restoran itu cukup nyaman dengan AC dan juga fasilitas internet gratis sehingga memudahkan saya bersosial media sembari menunggu pesanan kami datang. Hanya saja, dengan pengunjung yang ramai restoran itu terbilang sempit. Pengunjungnya tidak hanya turis-turis asing, namun juga para masyarakat lokal. Sudder Street sepertinya memang sungguh ramai.
Selesai makan dan membayar tagihan masing-masing, kami bertiga memilih berjalan-jalan di sekitar area Sudder Street. Di kanan dan kiri jalan banyak terdapat pengemis dan gelandangan yang tidur seolah tanpa terganggu dengan lalu-lalang orang di sekitarnya. Mereka terlihat begitu kontras dengan kota yang sibuk itu.
Nasi Goreng ala Blue Sky Restaurant
Nasi Goreng ala Blue Sky Restaurant
Jam menunjukkan angka sembilan, kami baru mulai berjalan-jalan. Di sekitar Sudder Street banyak sekali terdapat pedagang kaki lima. Seluruh trotoar dan lorong di sekitar area itu dipenuhi oleh para pedagang dengan beragam barang dagangan. Mulai dari pakaian, makanan, buku hingga beragam pernak-pernik asesories. Saat kami mulai berjalan tampaknya para pedagang sudah mulai mengemas barang dagangannya. Namun tetap saja, ketika kami lewat mereka berusaha merayu kami untuk membeli. Beberapa pedagang masih bisa ditawar, namun beberapa diantaranya menetapkan harga pas. 
Fish Curry ala Blue Sky Restaurant
Fish Curry ala Blue Sky Restaurant
Tampaknya, hari sudah beranjak malam, tidak banyak yang bisa dilihat karena pedagang banyak yang sudah mengemasi lapaknya. Besok siang saya mungkin akan lebih leluasa berkeliling untuk berbelanja oleh-oleh. Kami akhirnya memutuskan untuk kembali ke hostel dan beristirahat. 
Sebelum kembali sempat-sempatnya saya mampir untuk membeli lasi di pinggir jalan. Tadinya saya penasaran dengan wadah lasi yang digunakan karena terbuat dari tembikar. Harganya hanya 90 rupee, cukup murah. Tembikar yang menjadi wadah lasi itu hanya digunakan sekali pakai, begitu selesai diminum, wadah tembikar itu langsung dibuang. Sayang sebenarnya, namun lebih ramah lingkungan tampaknya.
Lamb Curry ala Blue Sky Restaurant
Lamb Curry ala Blue Sky Restaurant
Saya selalu mendengar bahwa makanan pinggir jalan di India tidak sehat danberbahaya, namun beruntungnya selama perjalanan ini tubuh dan pencernaan saya baik-baik saja. Konsumsi air yang memang paling dijaga. Saya selalu membeli air mineral dan jarang meminum langsung air yang disediakan restoran atau kedai dipinggir jalan. Asal tahu saja bahwa setiap sudut jalan dan penjual makanan selalu menyediakan gentong berisi air minum dan gelas yang dipakai bersamaan semua orang.
Lassi di food street kota Kolkata
Lassi di food street kota Kolkata
Saya juga selalu membeli makanan yang panas dan jika berkuah dalam keadaan mendidih. Penjual makanan di India memang biasa menggunakan “tangan kosong” untuk menjajakan makanannya. Sebisa mungkin, jika ingin jajan memang harus melihat keadaan sekitar apakah bersih dan makanan dijual dalam keadaan panas. Tangan merupakan alat bantu makan yang paling utama. Bahkan saat mengaduk, menyajikan, menyerahkan kembalian semuanya dengan tangan. Welcome to India!
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.