Sudder Street, Surga Backpacker di Kolkata
Howrah station yang luas itu begitu ramai dan sibuk senja itu ketika kereta kami tiba. Hiruk pikuk penumpang yang turun naik memadati peron yang saya lewati. Beberapa membawa lugage besar yang ditarik dengan troli tidak ubahnya seperti bandara. Ada pula potter atau kuli angkut yang menawarkan jasa mengangkutkan tas dan ransel penumpang.
Howrah Station yang berwarna merah bata, adalah stasiun kereta api bergaya kolonial. Kolkata sendiri memiliki dua stasiun kereta api. Selain Howrah Station, ada stasiun kereta api Sealdah yang juga seringkali jadi perhentian para pelancong yang berkunjung ke Kolkata. Sebagai kota terakhir perhentian, saya punya waktu sekitar sehari semalam untuk menjelajah keindahan kota yang dulunya pernah menjadi ibukota India di masa kolonial.
Begitu keluar dari stasiun saya langsung disambut pemandangan berbeda dengan yang saya lihat sebelumnya. Tidak ada pengemudi auto rickshaw yang menyambut kami. Sebagai gantinya sederetan taksi model lama berjejer di depan stasiun. Taksi-taksi ini mirip dengan taksi yang saya lihat di film-film India tempo dulu, mobil tua dengan brand asli India. Meski agak khawatir akan medapat harga mahal, kami tidak punya pilihan, mau tidak mau kami harus menggunakan taksi.
Seperti halnya para supir auto rickshaw, para supir taksi di Kolkata juga langsung mengerumuni kami begitu tahu kami turis asing. Namun setelah sempat tawar-menawar dengan beberapa supir taksi, kami tetap belum menemukan harga yang memuaskan. Rata-rata supir taksi memasang harga antara 400-500 rupee, sementara saya tidak mau membayar lebih dari 300 rupee.
Hingga akhirnya ada juga supir taksi yang mau berkompromi dengan harga yang kami tawarkan dengan syarat kami tidak keberatan jika dia menambahkan penumpang lainnya. Kami tidak sedang terburu-buru, jadi tidak masalah jika kami harus menunggu si supir mencari tambahan penumpang lainnya.
Menunggu sekitar setengah jam, akhirnya seorang penumpang lagi bergabung bersama kami. Maka taksi akhirnya meluncur meninggalkan stasiun Howrah menuju pusat kota Kolkata. Tadinya saya mengira di Kolkata tidak ada auto rickshaw karena saya tidak menemukannya di stasiun, namun ketika memasuki jalanan dan dibawa menyeberang jembatan Howrah yang terkenal itu, ternyata masih ada auto rickshaw meski jumlahnya tidak sebanyak kota-kota lain yang sudah kami kunjungi di India. Kendaraan umum kota itu di dominasi oleh taksi kuno, selain juga ada metro, bus dan trem.
Jalan-jalan kota di Kolkata benar-benar ramai di sore hari. Kemacetan ada di mana-mana. Kendaraan yang berlalu lalangpun sama ugal-ugalannya seperti kota-kota lain, namun karena banyak jalan-jalan satu arah di Kolkata, sehingga tampak lebih tertib. Bunyi klaksonpun terasa lebih beradab dibanding kota lainnya. Orang-orang berjalan kaki bukan main ramainya.
Tujuan kami adalah kawasan Sudder Street, tempat hostel yang kami pesan melalui pemesanan online berada. Menemukan Sudder Street tidaklah sulit karena tempat itu begitu terkenal dikalangan pelancong. Namun menemukan hostel kami yang sulit, sampai-sampai taksi berputar berkali-kali di jalan tersebut. Rupanya hostel kami berada di sebuah lorong dan ada di lantai dua bangunan. Dari jalan hanya ada sepasang papan nama sebagai pengenal sehingga kami luput melihatnya.
![]() |
Mobil kuno di jalanan Kolkata India |
Senja beranjak malam, saya dan teman-teman saya mandi dan beristirahat sejenak. Perut saya sudah keroncongan karena selama di kereta tidak ada makan apapun selain segelas chai. Kami bergegas mencari restoran untuk menuntaskan rasa lapar yang menjadi-jadi.
![]() |
Wajah lelah saat tiba di Howrah Station, Kolkata, India |
Penginapan mahal, tapi kuliner murah yaaa...nice info. Makasih yaa
BalasHapusSuasana klasik banget. Semoga bisa ke sana.
BalasHapusKeren nihhh, enaknya jalan-jalan ke India..
BalasHapuswahh ada lagi bacaan yang harus di bookmark about INDIA, suak sukaaa
BalasHapusindia, keren-keren... tajmahal bukan kalau india?
BalasHapusItu mobilnya jadul macem mau offroad dan India memang ruameee ya
BalasHapusFoto yang di dalam mobil ekspresif banget hehehehhee...kelihatan betul capeknya, capek dan belum mandi pasti karena kelihatan agak layu :D, tapi bahagia kan ya? :)
BalasHapusmeski lelah, yg namanya jalan jalan itu bikin ketagihan terus ya. keren udah bisa ke India, tempatnya orang2 yg selalu penuh kalo naik kereta. haha.. btw, baru denger sih soal kolkata ini.
BalasHapusSudder street ini mungkin kayak Malioboronya Indonesia ya. Pengen ke Kolkata juga jadinya baca pengalaman kak Don. Penasaran kulinernya.
BalasHapusTaksi kunonya mengingatkab pada film film india.
BalasHapusTernyata masih ada ya.
India ternyata bagus jg dieksplor ya
Unik banget taksinya, bisa joinan sama penumpang lain ;)
BalasHapusAkhirnya nyobain jajan apa mas untuk mengganjal perut yang keroncongan?
Mobil jadul gitu di India masih eksis aja ya. Aku kalo ke sana musti ngajak orang kali ya. Habisnya suka gak bisa nawar ini itu
BalasHapusPenginapan mahal tentu jadi masalah juga bagi para backpacker, semoga ada alternatif juga kelak buat mereka, tapi untung saja makanan di sana banyak yang disediakan a la street food itu. Ya, di balik kesusahan, pasti ada kemudahan memang. Impas lah, tapi betewe, taksinya coba difoto juga dong mas dalamnya gimana.
BalasHapusJadi India itu emang di mana-mana rameeee gitu yaa.. persis kayak di film-film India itu.
BalasHapusSuka sama tulisannya, pasti detail sekali deskripsinya. TFS, Kak Dodon :)
Jadi buat para backpaker klo mau ke india wajib ke sudder street ya mas soalnya harga harganha murah termasuk makanan. Bisa menghemat keuangan deh ya.
BalasHapusAsyik banget ya..jadi blogger jalan2 terus...
BalasHapusWalau jelek..mode antik..orang 2 pada suami..
Di India masih banyak mobil jadul .Ya.., artinya mereka menghargai karya masa lalu .
BalasHapusKamu..asyik banget ya..bisa jalan2 Mlulu ke LN.
Masih ada yaaa mobil begitu :O.. Melihat keramaian stasiunnya aku lgs mikirin, biasanya aku traveling bawa koper besar, apa kabar ngelewatin keramaian gitu, blm lg ngadepin supir2 taxinya hahahaha.. .
BalasHapus