Selamat Datang di Taman Nasional Bako
Perjalanan menuju Bako National Park berlangsung selama 20 menit. selama didalam boat, saya menikmati semua pemandangan yang disuguhkan di kiri dan kanan boat. Kami melintasi sungai yang membelah Sarawak. sungai Sarawak ini bermuara di Laut Cina,
Mengunjungi hutan di Kalimantan tidak
pernah membuat saya bosan. Apalagi saya lahir dan besar di Borneo. Hutan yang
kaya dengan berbagai macam hasil hutan baik flora maupun faunanya. Saat diajak
oleh Sarawak Tourism Board dan Air Asia mengunjungi Taman Nasional Bako saya
menjadi senang. Memang ini bukan kali pertama menjejakkan kaki disana namun
pasti banyak hewan baru yang akan saya temui berhubung tidak setiap waktu saya
beruntung melihat penghuni taman nasional ini. Kesempatan ini tidak akan disia
siakan. Harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Selamat Datang di Bako National Park |
“Pukul 8 pagi sudah di lobi hotel”,
Aunty Ana mengingatkan, ia menambahkan jangan lupa membawa pakaian ganti, alas
kaki yang nyaman serta spray nyamuk. “Hati-hati dengan makanan yang kalian
bawa”, Kevin menambahkan informasi. Kami kembali kekamar untuk beristirahat
setelah makan kenyang di Top Spot, tempat makan seafood yang membahagiakan di
Kuching. Perut kenyang, badan lelah dan tempat nyaman di Imperial Hotel.
Setelah selesai mandi semuanya jadi gelap, rupanya saya terlelap.
Menyapa Sang Bandit di Bako National
Park
Bus yang kami tumpangi mengantar ke
pelabuhan rakyat. Bako adalah Taman Nasional yang paling dekat dengan Sarawak,
sekitar 40 kilometer menuju dermaga atau 35 – 40 menit menggunakan bus.
Ukurannya tidak terlalu besar, hanya 2727 kilometer persegi. Selama perjalanan
saya hanya diam sembari mendengarkan penjelasan aunty Ana yang menceritakan
bagaimana keindahan Bako serta bagaimana Flora dan Fauna yang ada didalamnya.
Dari penjelasan, memang apa yang ada di hutan Kalimantan tidak terlalu berbeda.
Tapi saya akui, sarana dan prasarana menuju Bako ini benar-benar nyaman. Jalan
yang halus dan transportasi yang selalu ada. Bahkan bus dari kota menuju bako
pun tersedia. Tidak terlalu susah untuk mencapai lokasi ini.
Batu Granit dari Pasir di Baku National Park |
Mobilpun perlahan memperlambat
gerakannya. “Ayo turun, persiapkan diri kalian. Bawa barang yang diperlukan”.
Aunty Ana mengajak kami untuk masuk ke rumah yang sekaligus menjadi pelabuhan
untuk menghantarkan kami ke Bako National Park. Memang sebelum menuju ke Bako,
semua wisatawan harus melapor ke kantor penjaga taman dan membayar biaya masuk
sebesar RM 20 untuk warga asing ditambah dengan tiket kapal boat yang akan
membawa menuju Bako. Setelah menyelesaikan semua administrasi. kamipun diajak
menuju ke sebuah kapal boat yang cukup besar lalu dipakaikan jaket keselamatan.
pantai Bako national park |
Perjalanan menuju Bako National Park berlangsung selama 20
menit. selama didalam boat, saya menikmati semua pemandangan yang disuguhkan di
kiri dan kanan boat. Kami melintasi sungai yang membelah Sarawak. sungai Sarawak
ini bermuara di Laut Cina, sehingga wajar kalau sungai ini lumayan berarus dan
Kevin juga menjelaskan bahwa banyak buaya muara yang berkeliaran di sini.
Pantas saja saya melihat banyak plang bergambar buaya di sepanjang pantai yang
ditumbuhi tanaman bakau. Di waktu tertentu, pengunjung bisa melihat gerombolan
lumba-lumba atau buaya yang sedang melintas. Sayangnya, waktu kami melintas
hari sudah siang, saya sendiri pesimis bisa melihatnya.
Kami sampai di bibir pantai, kapal
tidak bisa masuk menuju pelabuhan karena air sedang surut. Kami melepas semua
sepatu dan mulai terjun dalam air sebetis. Aunty Ana mengajak kami menuju
sebuah batu Sedimen yang sangat tinggi. Ia menjelaskan bahwa batu ini terbentuk
puluhan ribu tahun lalu dari pasir pantai yang bercampur dengan berbahai macam
mineral bumi. umur bebatuan ini bisa terlihat dari lapisan yang terbentuk.
Kamipun sempat mengabadikan beberapa foto kece diatas bebatuan tadi sembari
mengambil pose terbaik. Beberapa hewan juga hidup di bebatuan ini termasuk kerang-kerang
kecil. “Coba lihat kesekeliling, kita
dilihat olaeh jutaan mata”, Aunty Ana mengejutkan kami. Ternyata setelah kami
terdiam. Ia menjelaskan bahwa yang melihat itu adalah ribuan lubang kepiting
kecil di pasir yang membuka dan menutup seperti mata yang sedang mengedip
berulang kali.
Bandit Bako National Park, monyet Macaque |
Kamipun diajak kebangunan utama dan
seketika itu juga segerombolan monyet menyambut kami dan beberapa orang
beteriak karena makanan mereka dicuri oleh Macaque yang lebih dikenal dengan
nama “Bandit Bako”
Tracking Asik di Bako National Park
Bagi beberapa orang yang doyan menikmati alam, trekking dan hiking itu
satu paket komplit jika pergi ke Bako National Park. Papan besar berisi peta
penunjuk jalan menjelaskan dengan detil, area mana saja yang bisa dikunjungi,
lengkap bersama rute dan waktu yang dibutuhkan untuk kesana. Kami mencari
tempat yang paling dekat untuk mengecek flora dan fauna di hutan ini. Beberapa
lokasi kami pilih. Tidak mungkin menjelajah dalam waktu sehari saja. Butuh 2-3
hari untuk melalap habis tempat ini atau bahkan seminggu bagi saya yang bukan
anak petualang.
Jembatan kayu penghubung di Bako National Park |
Bagi yang ingin tinggal di sini, ada
beberapa fasilitas penginapan yang bisa dipilih. Mulai dari rumah khusus untuk
yang berbulan madu hingga barak bagi backpacker tinggal bersama-sama. Dulu ada
lokasi camping yang disediakan namun sekarang sudah ditutup karena banyak
sekali monyet nakal yang mencuru barang pengunjung. Harganya juga beragam,
tergantung dari fasilitas yang ingin didapatkan. Semakin mahal pasti semakin
lengkap.
Tukang Jalan jajan Bahagia di Bako National Park |
Perjalanan Paku Trail/Telok Paku
trail dimulai, paling dekat sekitar 800 meter saja. Saya super salut dengan
aunty Ana, pensiunan polwan yang mungkin umurnya sudah lebih dari 60 tahun
namun masih gesit memandu kami. Awalnya melewati jalan dengan tanah landai dan
jembatan kayu. Terkadang kami harus berhenti dibeberapa titik karena Aunty Ana
menunjukkan beberapa binatang seperti Monyet Beckham atau silvered leaf-monkeys
, Orang Belanda aka Bekantan. Taman yang sudah dipelihara dan dibuka sejak
tahun 1957 ini memiliki 316 spesies tumbuhan, 22 spesies burung, 24 spesies
hewan reptilia dan binatang berdarah dingin, serta 57 spesies mamalia.
Tukang Jalan jajan Bahagia di Bako National Park |
Perjalanan ini berjalan santai karena
kami juga tidak mau membuat seluruhnya lelah, Semua ingin bahagia dan menikmati
perjalanan. Sementara jalan mulai menanjak dan tidak mulus lagi karena ada
banyak batu dan akar pohon membuat kami semakin melambatkan langkah sampai kami
berbelok menuju arah pantai. Ternyata dititik ini ada kursi untuk bersantai. Begitu
duduk, pandangan langsung mengarah pada pantai dan ombak. semuanya biru dan
menyenangkan. Ternyata didekat bangku ini ada tanaman tongkat ali yang
dipercaya dapat meningkatkan stamina pria. Kami disuruh mencoba mengunyah
daunnya. Rasanya benar-benar pahit. Euw!
Setelah itu kami berjalan lagi sampai
kesebuah pohon yang terdapat lubang yang dipenuhi binatang hitam kecil yang
berterbangan kemana mana. Rupanya ini adalah kelulut yang memiliki madu yang
asam namun tetap bisa dikonsumsi. Aunty Ana juga mengambil sedikit getah
disekitar sarang kelulut lalu membakarnya. Ada aroma harum yang tercium dan
ternyata ini adalah aroma kemenyan. Saya malah tiba tiba merinding. Kami
memutuskan untuk berputar arah karena sudah lelah dan lapar.
Ayo Makan di Tengah Hutan
Siapa bilang di Bako tidak bisa
menikmati makanan enak. Ada sebuah kantin yang
menyediakan makanan prasmanan, es krim, kue dan buah buahan serta air
minum. disetiap menu terdapat harga yang dibayarkan, Misalnya sesendok nasi
goreng seharga RM 1, sosis RM 1, Ayam goreng RM 2. Ambil saja sesuka hati dan
lalu bayar dikasir. Tempat ini menyediakan banyak meja dan kursi di luar dan di
dalam. Tetapi tetap waspada karena monyet nakal akan berkeliaran disini dan
siap mencuri makanan tiba-tiba. Harus super hati-hati dan makan menjadi tidak
tenang.
Babi Hutan di Bako National Park |
Sembari makan disini saya melihat
kesekeliling padang dikiri dan kanan. terdapat banyak tanah yang tergali. Ini
rupanya akibat ulah babi hutan yang berkeliaran bebas disini. Mereka tidak
terusik dengan kehadiran manusia. ada keunikan babi hutan disini, mereka tidak
bertaring namun berjambang dan berjenggot atau Bornean Bearded Pig. Mereka
berbadan besar dan selalu berkeliling kesana kemari mencari makan. Setelah puas makan, sayapun diajak Aunty Ana
untuk berkeliling kembali mencari Tupai terbang dan Bekantan atau proboscis
monkey disekeliling lokasi ini.
Pengunjung Bako National Park |
Sembari berjalan sayapun melihat
bangunan bangunan yang ada disekitar ini, mulai dari pembangkit listrik,
rumah-rumah pegawai hingga jalan-jalan yang menghubungi satu titik ke titik
lainnya dengan papan penunjuk yang jelas. Bagi orang tuapun terbilang aman
melakukan trakking karena jalanan landau dan dibuat jembatan dengan susunan
papan yang rapi. “SSssssst, Lihat keatas”, dia menggunakan pointer menunjuk
seekor tupai terbang yang memeluk pohon sembari menggendong anak dari
kantungnya. Matanya merah dan terlihat jelas, mereka tenang kalau siang karena
aktif dimalam hari. Aunty Ana kembali menunjuk kesemak-semak, seekor ular hijau
Grass Green Whip snake terlihat bersantai. Ular ini sungguh beracun terlihat
dari kepalanya yang berbentuk segitiga.
Kami masih berkeliling lagi dan
setelah 200 meter terlihat seekor monyet berhidung panjang dan berperut buncit
sedang melompat dari satu dahan kedahan lainnya. Ini yang menjadi primadona
ditempat ini, Bekantan. Dari ukurannya yang besar serta perutnya yang buncit,
ini adalah jantan jelas Aunty Ana. Dia menepuk pundak saya, kamu sudah melihat
apa yang hendak kamu lihat di Bako National Park. Kamipun segera kembali karena
waktu hampir menunjukkan pukul 3 sore. Boat yang akan mengantar kami pulang
sudah siap dan saatnya kembali menenteng sepatu.
Kekayaan Borneo ada di Bako.
Sudah tepat rasanya jika ingin
melihat berbagai spesies flora dan fauna di pulau Kalimantan untuk bertandang
kesini, Fasilitas yang ditawarkan juga lengkap.
Kabarnya jika ingin menikmati bako lebih seru lagi bisa mengikuti Bako Night
Adventure. Saya belum pernah merasakannya dan berharap suatu saat bisa
merasakan petualangan malam di Bako National Park seharga RM 80. Seperti kita
ketahui, hewan hutan aktif pada malam hari. Pasti seru
Vegetasi di bako national Park |
Lain waktu sayapun akan menikmati
trek lain, paling tidak ada 14 trek yang bisa dinikmati dan tentu setiap
perjalanan punya tantangannya tersendiri. Saya tidak sempat menghabiskan semua
petualangan disini karena keterbatasan waktu. Suatu saat nanti, saya berjanji
untuk kembali dan melihat lebih banyak lagi keindahan hutan Kalimantan. Selamat
menrasakan sendiri keindahan Bako National Park. Jika bingung, kunjungi situs
resmi Sarawak Tourism Board.
46 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
etapi asyik banget itu jembatan mangrovenya
aku suka banget yang model begitu
btw babi hutannya serem ih
mau tahu juga nih
Huuuuuu aku mau juga ke bakooo����
Aku pengen juga tau rasanya diliatin sejuta pasang mata yang ngeiliatinnya malu2 ������
Kukira di Kalimantan Negeri Indonesia tercinta, ternyata bukan. Daku lupa kalo pulau Kalimantan milik 3 negara. Hihihih
Batu granitnya artistik banget..
Bisa promot wisata sekaligus nambah ilmu banget.
Btw aku ngeri kalau ketemu ular gtu, apalagi yg berbahaya. Tapi asal ada pawangnya sih its oke lhaaaa hehehe.
Baru tau ada babi hutan berjambang gtu :D
TFS