Berburu Spot Kuliner di Kuching

Ini adalah oleh-oleh cerita dari perjalanan saya bersama Air Asia dan Sarawak Tourism Board beberapa waktu lalu. Saya akan mengajak ke Siniawan dan Top Spot. Dua tempat makan yang menyenangkan saya.

Setiap mengunjungi Sarawak, pasti saya menemukan banyak cerita baru. Tempat yang sudah seperti.  rumah kedua bagi saya, stempel imigrasi Sarawak memenuhi paspor hijau yang dibawa kemana-mana. Kuching memang selalu menyenangkan. Tapi mari saya ajak fokus ke titik lain di Sarawak, mengulik spot makan yang tersebar merata di kota-kota yang ada di Sarawak. Ini adalah oleh-oleh cerita dari perjalanan saya bersama Air Asia dan Sarawak Tourism Board beberapa waktu lalu. Saya akan mengajak ke Siniawan dan Top Spot. Dua tempat makan yang menyenangkan saya.
 
Berburu Spot Kuliner di Kuching dan Siniawan
Berburu Spot Kuliner di Kuching
Berbicara mengenai khasanah kuliner, cukup banyak dan beragam. Seperti negara Asia Tenggara kebanyakan, akulturasi budaya menyebabkan kulinernyapun beragam. Perpaduan rasa menciptakan jenis makanan baru, sama seperti Indonesia, beberapa makanan terlihat sama namun berbeda penyebutannya. Walapun beberapa masakan disajikan tidak setajam rempah di Indonesia namun rasa pedas sepertinya sudah mulai naik level. Beberapa tempat makan di Kuching sudah menyediakan sambal yang pedas. Sempurna bagi lidah pecinta pedas seperti saya. Bravo!


Jelajah Kuliner Malam di Siniawan.
Saya pernah ditawarkan datang ketempat ini tahun lalu namun gagal. Baru tahun ini saya menginjakkan kaki ke tempat ini. “Saya sudah susun itinerary untuk kamu, nanti kita pegi Siniawan night market”. Kevin, dari STB menyampaikan berita baik ke saya dan teman-teman. Saya tidak sabar menjejakkan kaki kesini dan melihat seperti apa Siniawan Market. “Kita kumpul di Lobi pukul 5 sore dan berangkat ke Siniawan”. Aunty Ana, pemandu kami selama di Kuching mengigatkan saat kami kembali ke hotel untuk berganti pakaian setelah puas mengeksplorasi Bako National Park.

Tukang Jalan Jajan Jelajah Kuliner Malam di Siniawan
Tukang Jalan Jajan Jelajah Kuliner Malam di Siniawan
Lokasinya berjarak sekitar 34 kilometer dari Kuching dan menempuh waktu sekitar 45 menit jika tidak macet. Siniawan, sebuah kota kecil di Kabupaten Bau, merupakan kota tua yang kaya akan nilai budaya, sejarah dan warisan. Ini membawa potensi besar untuk menjadi tempat wisata yang populer. Untuk itu dibuatlah pasar malam yang dibuka jumat, sabtu dan minggu dari jam lima sore hingga sebelas malam. Pasar malam diluncurkan sejak 15 Oktober 2010 dan dipenuhi oleh orang-orang lokal dan turis asing.

Semuanya akan selesai dengan makan enak
Semuanya akan selesai dengan makan enak
Saat sampai di tempat ini saya langsung disuguhkan sebuah lorong jalan yang tidak terlalu panjang, sekitar 200 meter. Bagian kiri kanannya terdapat rumah-rumah tua yang terbuat dari kayu dan terlihat tua. Ada 48 rumah toko kayu di pasar Siniawan. jika melihat ke bagian atas maka aka nada lampion berwarna merah yang menghisasi sepanjang jalan. Dibagian tengah aka nada meja bulat dengan bangku mengelilinginya. Masing-masing toko terdapat gerobak atau meja saji yang tersimpan diluar. berbagai makanan lokal dan Tionghoa tersaji diatas meja.

Siniawan Night Market di Sore Hari
Siniawan Night Market di Sore Hari
Dari pandangan mata saya terdapat beberapa makanan seperti ketan dalam periuk kera, lemang, ayam pansuh, ABC (Ais Batu Campur), Sate, Ayam Bakar, berbagai cucur (gorengan),  char siew, ikan bakar, makanan laut, ayam bakar, sayap ayam BBQ, kuih dan banyak lagi. Lainnya termasuk buah-buahan, sayuran dan kebutuhan sehari-hari.  Berbagai macam minuman dan banyak lagi lainnya yang sulit saya identifikasi. Perlu diperhatikan, dari banyaknya stall dan warung hanya tiga titik yang menjual makanan halal. Untuk menemukan lokasi yang menjual makanan halal tidak begitu sulit, tinggal melihat penjual yang mengenakan hijab. Makanan yang dijual juga tidak terlalu mahal, mulai dari RM 1 – RM 10. Selain itu tempat ini juga menyediakan panggung yang digunakan pengunjung untuk berkaraoke dengan biaya RM 1 saja.

Ikan Bakar halal di Siniawan Market
Ikan Bakar halal di Siniawan Market
Char Siew di Siniawan Night Market
Char Siew di Siniawan Night Market
Pasar malam telah berubah menjadi daya tarik wisata yang signifikan dan tempat hiburan malam lokal untuk para foodies dan orang-orang untuk hang out. Wisatawan juga dapat melihat situs warisan budaya dengan menghabiskan beberapa penginapan malam di Tian Xia Homestay yang terletak di kota tua. Sayang saya tidak punya kesempatan untuk melihat detil toko-toko disini. Beberapa bagian menarik seperti pintu, jendela, papan nama menunjukkan betapa tuanya tempat ini. dibeberapa lokasi terdapat pula gang sempit dengan gapura yang menarik dan bamboo yang tumbuh dikiri dan kanan gang. 
 
Genk Jalan Jalan Ceria
Genk Jalan Jalan Ceria
Siniawan Night Market
Sebelah kanan jalan ini terdapat sungai yang dihubungkan dengan kapal yang ditarik menggunakan tali. Biaya yang dikeluarkan untuk menaiki kapal ini adalah RM 0,5 sekali jalan. Kapal ini menghubungkan kampong Tionghoa dan kampong Melayu yang ada diseberang. Menarik sekali untuk dieksplorasi. Setelah puas makan malam di lokasi ini, Aunty Ana mengumpulkan kami untuk kembali pulang ke Hotel. Pengalaman makan yang menyenangkan!


Top Spot – Pusat Makan Seafood yang Penuh Sesak
Surga pecinta seafood segar di Kuching yang selalu ramai di waktu libur dan akhir minggu. Adanya di Jalan alan Padungan, 93100 Kuching, Sarawak, Malaysia. Makanan di sini cenderung didominasi oleh seafood. Jika memang mau berkunjung kesini alangkah baiknya memang memesan tempat terlebih dahulu. Ada baiknya menghubungi nomor telepon tempat ini +60 19-888 5940 dan pastikan sudah mendapat tempat duduk. Tempat ini menyediakan banyak stall, masing masing punya nama. Tapi berhubung saya gampang sekali lupa, hanya nomor yang saya ingat. Selalu nomor 25 atau 33.
 
Top Spot Food Court di Jalan Padungan
Top Spot Food Court di Jalan Padungan
Top Spot Food Court di Jalan Padungan
Top Spot Food Court di Jalan Padungan
Ada banyak sekali hasil laut yang bisa dinikmati. dari yang paling murah sampai yang paling mahal. dimasak dengan berbagai cara dan gaya, masing-masing ada signature dish yang bisa dicoba. Memang tidak ada satu tempat yang perfect, ada saja yang dimiliki disatu tempat namun tidak dimiliki ditempat lain. Saya dan teman-teman memesan makanan di stall no 25 dengan menu beragam. ada udang asam manis, ikan kerapu kukus, kerang bambu tumis, Ocien tiram, udang butter, tumis midin dan cumi saus tiram serta sup Haisom. Porsinya jumbo semua. karena kami berjumlah 14 orang namun mampu makan dengan kapasitas 20 orang. semua tadi biasanya dilengkapi dengan sirap (syrup merah) yang disajikan dalam teko jumbo.

Menu Makan Malam di Top Spot, Stall no 25
Menu Makan Malam di Top Spot, Stall no 25
Menu Makan Malam di Top Spot, Stall no 25
Menu Makan Malam di Top Spot, Stall no 25
Sembari melihat ke sekeliling, saya mencoba menghitung jumlah meja. Tak mampu mata ini menghitung, apalagi semua meja penuh dengan manusia kelaparan. tempat berbentuk L dengan sedikit space untuk outdoor semuanya penuh sesak. Biasanya juga ada beberapa penjual yang akan menawarkan makanannya langsung ke meja pelanggan. Kevin sempat membeli seporsi umai untuk dimakasn bersama, namun sepertinya “Sashimi” ala Melanau namun sepertinya semua sudah berfokus kepada menu diatas meja.

Tumis Midin Belacan di Top Spot, Stall no 25
Tumis Midin Belacan di Top Spot, Stall no 25
Kerang Bambu di Top Spot, Stall no 25
Kerang Bambu di Top Spot, Stall no 25
Sengaja saya tidak memakan nasi dan fokus dengan lauk dan sayur yang tersaji di meja. Midin atau pakis disini dimasak dengan terasi dan cabe. Aromanya kencang dan sudah pasti gurih, tidak pedas dan midinnya masih renyah dikunyah, sedikit berlendir namun nikmat. Sayuran ciri khas dataran Borneo yang menjadi ciri khas. ditambah dengan kerang bambu yang dimasak sederhana dengan bawang putih dan saus. Daging kenyal kerang bambu dipadu dengan rasa gurih bawang putih dan saus kental. Saya juga tidak berhenti memasukkan udang saus butter yang krispi dan sungguh harum. menggoda selere. krispi hingga kulitnya. hap hap! dagingnya manis.

Ocien di Top Spot, Stall no 25
Ocien di Top Spot, Stall no 25
kepiting saus telur asin di Top Spot, Stall no 25
kepiting saus telur asin di Top Spot, Stall no 25
Terlihat beberapa teman saya juga sibuk menghisah kepiting dan sibuk mencungkil dagingnya yang manis dengan saus telur asin yang semakin memperkaya rasa dengan sentuhan gurih dan terkesan “berlemak”. Cumi saus tiramnya juga mantap apalagi dengan cabe kering yang ditambahkan, cuminya juga matang sempurna. Saya juga tak ragu untuk menyeruput sup haisom dengan teripang yang tak sengaja tergigit, kenyal kenyal menggoda untuk seruputan berikutnya. saya pun sibuk dengan kerapu kukus dengan bumbu jahe dan daun bawang. sederhana namun mengedepankan rasa asli dari daging ikan. Benar-benar jadi favorit hingga kepalanya saja ludes tak bersisa.

Udang Butter di Top Spot, Stall no 25
Udang Butter di Top Spot, Stall no 25
cumi cumi saus tiram di Top Spot, Stall no 25
cumi cumi saus tiram di Top Spot, Stall no 25
Makanan lain yang jadi favorit saya adalah Ocien alias oyster cien, tiram besar yang digoreng bersama tepung dan dibentuk melebar seperti opak raksasa dan dimakan dengan mencelupkan kedalam kecap ikan. Renyah dan gurih dibagian tepungnya namun moist dibagian tiramnya. bisa dijadikan cemilan, makanan pembuka atau makanan penutup. Terserah bagaimana menikmatinya. Fiuh! makan ditempat ini memang butuh perut yang kosong melompong dan mesti cepat-cepatan mencari meja kosong saat waktu libur tiba. dalam keadaan sangat ramai pelayanan bisa melambat tapi untuk makan enak semua bisa diatur asal jangan datang dalam keadaan sangat lapar semua akan aman terkendali.



Surga Kuliner Ada Dimana-mana
Beberapa orang mengatakan bahwa banyak makanan yang hambar saat bertandang ke Malaysia tapi percayalah kalau itu hanya 10%nya saja. Masih ada 90% lokasi makanan sedap yang tersembunyi dan wajib dinikmati saat bertandang ke Kuching. Banyak warung kopi yang memiliki makanan enak. Café dan Restopun banyak menyediakan makanan outstanding dengan sudut-sudut cantik untuk berswafoto. Jangan lupa juga menyusuri pinggiran waterfront Kuching. Banyak pedagang kaki lima yang juga menawarkan makanan enak. Tinggal pintar-pintar saja memilih dan jangan lupa menanyakan saya di twitter atau Instagram @dodon_jerry.

Kuching sewaktu malam dilihat dari Kampung Melayu
Kuching sewaktu malam dilihat dari Kampung Melayu
Terimakasih juga untuk Air Asia dan Sarawak Tourism Board yang sudah membawa saya mengeksplorasi Sarawak dan membuat saya banyak tahu tentang Kuching dan asset wisata serta kuliner yang bisa diulik. Informasi berguna ini tentu menjadi panduan bagi wisatawan yang ingin bertandang ke Borneo. Selamat menikmati liburan dan jangan lupa bahagia.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.