Menyapa Ribuan Kuil Di Kota Bagan
Pagoda yang saya kunjungi adalah Pagoda Ananda, Pagoda Dhammayangyi, Pagoda Gawdawpalin, Pagoda Htilominlo, Pagoda Thatbyinnyu, Pagoda Thambula, Pagoda Shwezigon, dan Pagoda Pyathatgyi
Mengunjungi bangunan masa lampau sungguh mencengangkan
dan menyenangkan. Salah satu yang menarik saya adalah susunan batu yang
membentuk tempat pemujaan, entah itu di sebut kuil, pagoda atau candi. Saya
sudah pernah mengunjungi Borobudur dan Prambanan di Jogjakarta, Indonesia. Juga
pernah bertandang ke Siem Reap untuk melihat keindahan Angkor Wat. Sayang
rasanya kalau tidak membandingkan keindahan ke dua tempat ini dengan pagoda dan
kuil yang ada di Bagan, Myanmar.
Menyapa Ribuan Kuil Di Kota Bagan |
Beruntung saya berkunjung di tahun 2016 dimana Myanmar
sudah membuka diri. Di mana sejak 2010 mulai dilakukan masa transisi dari
militer menuju demokrasi sehingga pintu bagi pelancong seperti saya mulai
terbuka. Tentu sebelum memutuskan berangkat saya banyak mencari informasi
mengenai negara yang dulu bernama Burma ini. Yang pertama di cek tentu saja
VISA karena beberapa kali saya melihat beberapa pelancong bermasalah. Dari
informasi resmi website pemerintah Myanmar, jika masa kunjung di bawah 14 hari
maka tidak perlu membuat VISA.
Saya sendiri baru tahu perbedaan Pagoda, Candi dan
Kuil. Kuil di dalamnya ada lorong (buat pedagang) dan ada ruang (biasanya berisi
patung Buddha untuk berdoa). Sementara itu, candi adalah bangunan yang biasanya tidak ada ruang untuk berdoa,
jadi hanya sebuah bangunan. Sedangkan pagoda
adalah bangunan seperti candi tapi memiliki stupa,yang biasanya dilapisi emas.
Bagan sejauh mata memandang |
Bisanya setiap ada Pagoda pasti ada kuil disekitarnya,
bisa saja satu Pagoda memiliki beberapa kuil. Semakin sering dikunjungi,
biasanya Kuil akan bersih dan banyak lilin serta memiliki penjaganya sendiri.
Jika ingin berkunjung semua orang wajib melepaskan alas kaki dan berlaku sopan.
Tidak boleh mengganggu orang yang beribadah.
Pagoda Shwezigon di Bagan |
Beberapa Pagoda yang saya kunjungi adalah Pagoda
Ananda, Pagoda Dhammayangyi, Pagoda Gawdawpalin, Pagoda Htilominlo, Pagoda
Thatbyinnyu, Pagoda Thambula, Pagoda Shwezigon, dan Pagoda Pyathatgyi serta
masih ada ribuan Kuil dan Pagoda yang masih utuh maupun reruntuhan. Kabarnya
tanah Bagan seluas 42 kilometer persegi ini memiliki 4500 bangunan. Kebanyakan
rusak terkena gempa dan banjir. Butuh biaya yang sangat banyak untuk melakukan
perawatan pada seluruh bangunan ini.
Bagan sejauh mata memandang |
Beberapa bagian kuil ini sendiri sedang dipugar dan dibersihkan, saya sempat menyentuh beberapa bagian keramik berglasir yang mengisahkan cerita tentang Jataka, Mara dan Dewa lainnya pada sekeliling candi. Saya berharap pemugaran dan perbaikan yang dilakukan tidak merusak arsitektur yang sudah ada, apalagi mengubahnya. Walaupun kuil-kuil disini sudah dibangun dari abad ke 11 tapi masih ramai dan aktif digunakan untuk peribadatan. Saya mulai menjauh dari tempat ini sembari menyipitkan mata sembari melihat menara kuil yang berwarna keemasan, diatasnya terlihat sinar mengkilap. Itu adalah batu rubi yang baru saja dipasang menggantikan batu lama yang sudah usang. Itulh ciri khas Sikhara kuil Buddha.
Pagoda Shwezigon di Bagan |
Sembari mengantarkan saya ke setiap Pagoda, Jerry
selalu menjelaskan dengan detil sejarah dari masing-masing bangunan, sayapun
selalu bertanya apa saja kegunaan dari barang-barang yang ada di setiap
bangunan. Jerry pun rajin mengingatkan turis yang tidak sopan dan menggunakan
alas kaki saat masuk kedalam kuil. Bagi yang memiliki uang lebih bisa naik
balon udara untuk melihat dari atas bagaimana arsitektur seragam dari bangunan
yang ada di Bagan. Harganya tergantung berat badan dan musim. Jika cuaca buruk
mereka tidak beroperasi jadi pastikan saja terlebih dahulu.
Pagoda Shwezigon di Bagan |
Bagan adalah kota tua yang menyimpan banyak cerita
yang belum tuntas saya ulik, entah bagaimana caranga mereka dapat membangun ini
semua. Entah apa kegunaan bangunan sebanyak ini. Saya masih penasaran sampai
detik ini dan berjanji akan berkunjung kembali ke Myanmar.
17 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Tempo lalu pernah lihat foto orang, itu kece abis... kabut pagi yang menyelimuti candinya.