Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga

Varanasi, kota yang dalam legenda merupakan tanahnya dewa Shiva telah memulai beraktivitas jauh-jauh pagi. Sungai Gangga yang merupakan jelmaan dari air mata dewa Shiva, telah dikunjungi peziarah dan turis jauh bahkan sebelum matahari pagi terbangun.


Sebelum pagi, saya sudah terbangun. Rasanya begitu banyak yang harus saya lakukan di waktu yang menjelang ini di sungai Gangga. Salah satunya yang paling penting adalah memastikan mendapat tiket untuk menuju ke Kolkata. Waktu saya di India tidak lagi banyak, dan saya tidak mau ketinggalan pesawat untuk kembali ke Indonesia.

Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Varanasi, kota yang dalam legenda merupakan tanahnya dewa Shiva telah memulai beraktivitas jauh-jauh pagi. Sungai Gangga yang merupakan jelmaan dari air mata dewa Shiva, telah dikunjungi peziarah dan turis jauh bahkan sebelum matahari pagi terbangun. Saya adalah satu diantara para manusia yang pagi itu menanti matahari terbit di pinggir sungai Gangga.

Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Sungai Gangga mengalir membelah kota Varanasi dari selatan ke utara. Sebagai sungai Suci, pemerintah berusaha semaksimal menjaga kebersihannya, karenanya seluruh limbah hasil kota tidak dibuang ke sungai Gangga, melainkan ke sungai Varuna dan Sungai Assi, dua sungai yang juga mengaliri kota Varanasi. Ghat Assi yang berada di dekat muara sungai Assi merupakan ghat paling selatan dan Ghat Varuna Sangamam di dekat muara sungai Varuna, merupakan Ghat paling ujung di sisi lainnya. Diantara Ghat Assi dan Ghat Varuna Sangamam inilah kota Varanasi berdiri. Ada setidaknya 84 Ghat memnajang memenuhi sisi barat sungai Gangga, sementara sisi timurnya dibiarkan kosong berupa bentangan pasir yang melandai.

Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Masing-masing Ghat memiliki ciri khas dan fungsinya masing-masing. Corak arsitekturnya berbeda-beda tergantung siapa yang membangunnya. Beberapa ghat yang cukup terkenal adalah Harischandra Ghat dan Manikarnika Ghat yang berfungsi sebagai tempat kremasi jenazah umat Hindu, Dashashwamedh Ghat yang menjadi tempat pelaksanaan Evening Ganges Aarti, dan Assi Ghat yang jadi salah satu ghat yang paling banyak  dikunjungi. Selain ghat-ghat terkenal tersebut ada pula Lalita Ghat yang dibangun oleh raja Nepal dan Manmandir Ghat yang dibangun oleh Maharaja Jai Singh II dari Jaipur. Sepanjang Ghat-ghat tersebut kita akan menemukan banyak sekali tulisan di tembok-tembok ghat, mulai dari iklan guest house dan penginapan, hingga lukisan artwork yang benar-benar menawan. Banyak pula lukisan penggambaran dewa Shiva yang menandakan begitu lekatnya sosok dewa kehancuran itu dengan Varanasi dan sungai Gangga.

Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Awal pagi sungai Gangga dipenuhi oleh orang-orang yang memulai pagi dengan beragam aktivitas. Ada yang melakukan prosesi ibadah, ada pula yang seperti saya, hanya menikmati pagi yang tenang di pinggir sungai sambil menanti cahaya terbit. Saya duduk di salah satu anak tangga di Jain Ghat yang letaknya berdekatan dengan guest house yang saya tempati. Begitu duduk, berdatanganlah para pengemudi perahu menawarkan jasa untuk berkeliling sungai Gangga.  Saya yang sore sebelumnya sudah sempat menyusuri sungai Gangga dengan perahu, pagi itu memilih untuk hanya duduk sembari menanti matahari terbit.

Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Perlahan namun pasti, matahari mulai terbit dari arah timur sungai Gangga yang melandai. Sinar jingganya terpantul ke riak-riak air di permukaan sungai yang tiada henti dilalui oleh perahu berhilir mudik. Suana itu sangat tenang dan syahdu. Perasaan saya dibuat menjadi begitu hanyut dalam perenungan dan ketenangan.

Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Matahari Terbit di Atas Sungai Gangga
Saya menikmti hiruk pikuk pagi yang sungguh ramai. Tidak berbeda antara tadi malam, pagi ini juga semua sudah bangun dan beraktifitas. Banyak orang hilir mudik dan bersiap untuk sembahyang pagi menuju kuil yang dewa dewinya mereka puja dan puji. Beberapa orang kulit putih juga hilir mudik. Ada juga yang ikut berdoa, ternyata dari mereka pemeluk Hindu. Memuji Pencipta dengan berbagai cara. Saya terpekur memandang lanit luas dengan air yang diatas sungai Gangga berkabut memendarkan cahaya matahari yang memerah. Dunia ini indah dengan segala macam perbedaannya.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.