Sarapan Pecel di Warung Tongkrongan

Sarapan Pecel di Warung Tongkrongan Makanan sederhana ini menyimpan kelezatan yang luar biasa bagi saya. Selalu ngangeni apapun yang njawani. Lemari kaca tersembunyi dibalik pagar dan berlokasi di cafe Tongkrongan.

Saya memang jarang menikmati makanan ala Restoran tapi bukan bearti saya anti makanan modern tapi memang saya mencintai makanan tradisional, selain rasanya saya sangat mendukung perkembangan dan kemajuan makanan lokal. Maafkan lidah kampung ini yang selalu tidak bisa jauh dari makanan ndeso. Iseng pagi hari ini menelusuri jalan Jawa untuk menemukannya. Makanan sederhana ini menyimpan kelezatan yang luar biasa bagi saya. Selalu ngangeni apapun yang njawani. Lemari kaca tersembunyi dibalik pagar dan berlokasi di cafe Tongkrongan. 

Pake sate hati juga sedap
Dari pinggir jalan memang agak sulit untuk bisa menemukannya. Tapi percayalah, saat menemukannya itu artinya bahagia sudah dekat.

No 32 
Komplit dan enak
Saya iseng saja awalnya untuk mampir kesini. Mencari sarapan segar, enak dan sederhana memang tidak terlalu sulit di Pontianak. Kalaupun ada tambahan bonus enak pastinya hal yang menyenangkan. Memarkirkan kendaraan sembari celingak-celinguk makanan apa yang dijual disini. Saya melihat hanya lemari kaca berisi sayur mayur rebus, bumbu pecal padat yang tinggal disiram air panas serta beberapa makanan pelengkap, berupa telur,tahu dan tempe bali. Berbagai macam sate-satean, mulai dari ampela hati, ayam dan daging. Tempe dan tahu goreng juga tersedia serta ada pilihan sayur sop dan nangka bersantan. Cukup lengkap dan menarik.
Tempenya enak
Sambal kacangnya sedep maaaaak
Penjualnya seorang ibu ramah dengan bahasa Jawa yang medhok, saya sempat bertanya bergaya apakah pecel ini? Sang ibu menjawab “saya berasal dari Banyuwangi dan ini model Jawa Timuran”. Jelas saya langsung bahagia. Langsung saja sepiring nasi pecel dan peyek serta dilengkapi dengan dadar jagung dan sate ampela hati melengkapi sarapan pagi saya. Tidak lupa saya juga memesan es teh sebagai pelengkap makan pagi ini. Tidak perduli masih pagi, es teh tetap pasangan serasi buat sarapan pagi ini. Tidak sampai 5 menit makanan sudah terhidang dimuka.

Cara menghidangkannya sangat khas, nasi ditumpuk disalah satu sudut kemudian sayuran rebus yang terdiri dari daun pepaya, daun ubi, kangkung, sawi, kacang panjang dan tauge disiram bumbu pecel yang masih terlihat ditumbuk kasar. Cabenya masih terlihat kasar disana. Warna coklat yang cantik ditambah dengan aroma kacang yang gurih. Saya sudah bisa membayangkan rasanya. Sayurannya direbus masih enak dilihat, tidak terlalu matang. Segar dan segar! Peyek bertabur kacang dan lebar ditambah dadar jagung yang ceper dan bertabur bulir jagung muda. Tidak lupa disudut piring yang lain ada setusuk hati dan ampela berbalut bumbu merah dan terlihat bekas panggangan dibeberapa sisi. Tampilan ini khas sekali, meempar saya kekenagan lawas ala Malangan. Tidak sabar ingin mencicipinya segera.

Peyeknya krispi dan enak
Saya aduk perlahan sayuran dan bumbu merata, bumbu ini sesuai dengan jumlah sayurannya. Lidah saya berontak bahagia, sayurannya masih kreznyez saat digigit, daun pepayanya tidak ada rasa pahit sama sekali, bumbu kacangnya gurih luar biasa dan pedasnya saya suka, ada sedikit rasa kencur yang membalut bumbu ini. Begitu sedap dengan tambahan kriuk kriuk dari peyek kacang yang nikmat. Saya menikmati perpaduan ini dengan tambahan sate hati yang pedas, manis dan gurih serta dibalut dengan rasa bawang putih dan ketumbar yang pasti pas untuk makanan yang dibakar.

Kombinasi sayur dan lauk yang sedap
Saya menikmati makanan sederhana ini selain enak, kenangan yang membuat saya terlempar ke Malang kembali. Pecel Bu De ini sudah cukup lama memberikan kenikmatan kepada warga Pontianak karena dulunya memang sudah membuka kantin di Masjid Mujahiddin. Rasanya memang PATOET DIPOEDJIKAN, saya ingin menyematkan nilai 8 dari 10 untuk makanan ini. Sarapan saya menjadi sempurna. Parkiran yang luas dan meja dan kursi panjang yang tersedia banyak membuat kita bisa tenang dan lega menikmati makan. Selamat makan dan salam Yumcez!
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.