Tepian Rasa, Teman Jalan Tukang Jalan Jajan

Salah satu teman terbaik saya saat jalan adalah buku. Rata-rata buku tentang traveling tapi jika bosan terkadang saya membawa buku dengan tema lain. Kali ini saya pegang novel bagus yang memang layak di baca sembari traveling. Tapi jangan salah bisa jadi teman jalan jajan terbuai lalu larut dalam ceritanya. Apakah saya harus menceritakan sedikit pengalaman membaca buku ini? Novelnya berjudul “TEPIAN RASA” dan ditulis oleh Arum Sarilangit.

Salah satu teman terbaik saya saat jalan adalah buku. Rata-rata buku tentang traveling tapi jika bosan terkadang saya membawa buku dengan tema lain. Kali ini saya pegang novel bagus yang memang layak di baca sembari traveling. Tapi jangan salah, bisa jadi teman jalan jajan terbuai lalu larut dalam ceritanya. Apakah saya harus menceritakan sedikit pengalaman membaca buku ini? Novelnya berjudul “TEPIAN RASA” dan ditulis oleh Arum Sarilangit.

Novel Tepian Rasa (sumber

Secara pribadi saya memang kenal dengan penulisnya. Kalau tidak salah pertama kali bertemu di tahun 2007 dan bekerja di satu kantor bersama. Saya sendiri belum sadar kalau ada potensi luar biasa dari seorang Arum Sarilangit. Kemampuannya menulis masih belum bisa saya lihat. Lebih banyak dengan kerjaan yang berhubungan dengan uang. Tapi siapa sangka perubahan besar muncul di tahun 2016 ini.

Hari berganti hari, beberapa foto yang menjembatani lahirnya novel Tepian Rasa di Facebook terlihat hilir mudik. Saya bisa merasakan betapa bahagianya Arum Sarilangit yang berhasil melahirkan Novel Tepian Rasa ini.

Akhirnya Novel Tepian Rasa yang saya pesan lengkap dengan tanda tangan penulis Arum Sarilangit datang juga, terbungkus apik dan segera di buka karena tidak sabar dengan ceritanya. Sampul putihnya saya bolak balik, depan, belakang, tengah berkali-kali.

“Terkadang melepaskan adalah cara terbaik untuk mencintai”

Kata ini yang tertulis sendirian di atas tandatangan Sarilangit. Kepala saya langsung berdenyut, ada kenangan yang tiba-tiba datang. Sakitnya masih ada sampai sekarang. Seperti berdarah lagi, luka yang sudah lama kering. Agak takut membaca novel ini lebih dalam. Tapi saya penasaran!

Membaca perlahan, selembar demi selembar membuat saya terus terbawa dalam cerita 5 orang sahabat yang terus membuat saya penasaran. Alur maju mundur, tahan.... naik turun, maju lagi lalu tiba-tiba melompat membuat saya tidak bisa melepaskan mata ini dari tiap kalimat yang berbaris rapi menyusun banyak paragraf.

Cerita persahabatan lima orang yang tiba-tiba berputar-putar karena cinta yang saling terkait, terdengar ribet tapi setelah membaca Novel tepian rasa karya Arum Sarilangit rasanya jadi mengalir. Seperti secangkir kopi Arabika yang saya seruput sembari membaca dengan seksama.

5 tokoh utama dalam novel ini, Rea Miyazaki, Kintan Larasati, Vean Lazuardi, Fimala Derico, dan Fandi Rahardian terasa begitu dekat dengan kehidupan saya sehari-hari. Bahkan mungkin saya pernah berada di pusaran ini. Entah bagaimana Arum Sarilangit mampu memikirkan setiap karakter dalam novel Tepian Rasa ini. Terasa detil dan bisa terpapar nyata jika di baca dari awal sampai akhir.

Lagu, cerita, sms, telepon entah apalagi yang tertulis di buku ini benar benar mengingat saya kepada banyak hal. Kenapa begitu nyata terasa?. Saya membacanya sebanyak dua kali untuk menyelaminya. Walaupun sakit, saya lanjutkan membaca sampai habis. Tidak lebih dari 6 jam saya menyelesaikannya dalam satu hari. Namun entah mengapa saya merasa kurang dan membacanya sekali lagi. Membaca yang kedua membutuhkan waktu tiga hari untuk menyelami semuanya.

Buku ini juga punya magnet tersendiri, ada rasa suka, benci dan ah.... saya seperti terlempar ke masa silam. Jauh di waktu yang tidak menyenangkan. Mengingatkan saya banyak hal, apalagi novel ini punya lagu pengiring alias soundtrack yang bisa di unduh. Pas diperdengarkan saat membaca.

Saya membuka halaman depan kembali, kata-kata yang akhirnya mengobati perasaan saya ada di halaman depan novel ini.

“Terkadang melepaskan adalah cara terbaik untuk mencintai”

tiga kali saya membaca kalimat ini lambat-lambat. Setelah membacanya, memaafkan diri dan orang yang membuat saya terluka adalah kuncinya. 

Buku ini saya rekomendasikan untuk di baca. Hanya ada 10 novel di perpustakaan saya, satu diantaranya  Novel Tepian Rasa tulisan Arum Sarilangit.

Selama tiga hari, novel ini menemani perjalanan batin saya. Perjalanan jauh menelusuti hati dan jiwa. Menelusup ke dalam batin dan rasa.

“Bawalah asa ini menepi dan maafkan semua yang sudah terjadi”.


NB "aku lupa dimana foto diriku sedang membaca buku ini"
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.