Festival Meriam Karbit, Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak
Festival Meriam Karbit,Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak. Permainan Meriam karbit ini adalah permainan rakyat yang menggunakan batang kayu gelondongan sepelukan orang dewasa,
Festival Meriam Karbit, Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak. Kota Seribu Parit julukannya,
kota multi etnis yang memiliki banyak agenda wisata yag sayang untuk
dilewatkan. Kota yang ditinggali lebih dari 650.000 orang dari berbagai suku
dan budaya ini memiliki sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas. Dulunya
sungai ini menjadi sarana jalan raya transportasi air dari hulu ke hilir atau
sebaliknya, bahkan hingga saat ini pun masih digunakan untuk mengangkut
dagangan dan hasil pertanian. Tak heran kalau Sungai Kapuas menjadi urat nadi
Kalimantan Barat. Pontianak sebagai kota hilir di delta sungai Kapuas menyimpan
banyak tradisi yang dilakukan di Sungai ini. Salah satunya permainan Meriam
Karbit.
![]() |
Festival Meriam Karbit,Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak |
Permainan
Meriam karbit ini adalah permainan rakyat yang menggunakan batang kayu
gelondongan sepelukan orang dewasa, berdiameter kira-kira 40-60 cm yang
dilubangi bagian tengahnya seperti Meriam, kemudian dibuat hulu ledak yang
kemudian diisi dengan karbit dan air agar bisa teroksidasi hingga timbul gas
yang siap diledakkan. Tanpa ada amunisi didalamnya namun suaranya mampu
terdengar seantero kota Pontianak.
Festival Meriam Karbit,Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak |
Dentuman
Meriam ini akan bersahut sahutan sepanjang malam menuju bulan syawal. Biasanya
diiringi dengan takbiran yang bersahut sahutan disepanjang masjid dan surau
dipinggir sungai. Jumlah Meriam ini ada ratusan disepanjang sungai Kapuas.
Permainan berkelompok ini akan saling menembakkan Meriam bergantian antar
seberang sungai. Biasanya dalam satu kelompok Meriam ada 5-6 meriam yang akan
ditembakkan berurutan sehingga suaranya akan berderetan.
Festival Meriam Karbit,Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak |
Sebenarnya
permainan ini sudah dimulai di awal bulan puasa namun tidak seintens menuju
lebaran. Biasanya hanya ditembakkan sesekali saat sahur dan berbuka saja. Jika
hari sudah gelap dan buka puasa terakhir dilakukan maka dentum Meriam ini tidak
akan berhenti hingga tengah malam. Festival Meriam karbit sudah dilakukan sejak
puluhan tahun lalu namun baru menjadi agenda wisata “Festival Meriam Karbit”
sejak sepuluh tahun terakhir. Agenda wisata ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan luar maupun lokal, terbukti sepanjang tepian Kapuas akan di[penuhi
pengunjung yang ingin merasakan sendiri sensasi ledakan hebar dari jarak dekat.
Wisatawan
biasanya menyemut dari beberapa gang kecil disepanjang kiri dan kanan jembatan
Kapuas. Jembatan kayu yang hanya bisa dilewati dua orang dewasa akan penuh
setelah magrib tiba. Untunglah jembatan kayu ulin sepanjang ratusan meter ini
masih kukuh menampung ribuan orang yang melintasinya bersamaan. Menjelang
malam, akan semakin macet. Kita harus benar-benar sabar untuk menyusuri
jembatan ini, Jika tidak berhati-hati, bisa saja kaki terperosok, Bagi yang
membawa kamera untuk mengambil gambar maka butuh ekstra tenaga dan waktu. Saya
sendiri harus menumpang dipelataran rumah warga yang berdiri diatas bibir
sungai untuk bisa mendapat gambar terbaik.
Festival Meriam Karbit,Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak |
Jika
berani untuk menambak Meriam, kita bisa saja membayar untuk meledakkan Meriam
karbit ini dengan biaya 30.000 – 50.000 ribu rupiah saja. Namun tentu saja
harus antri. Jangan takut dengan suara ledakannya, justru jika berada
dibelakang Meriam tidak terlalu keras dibandingkan yang berada diseberang
sungai dan kiri kanan Meriam. Namun ada sensasi lain yang membuat ketagihan.
ROh seperti ikut tersedot kedalam lubang mesiu. Udara yang berada disekitar
kita langsung tersedot kedalam karena proses ini memerlukan O2 yang cukup banyak.
Mantap! sekali mencoba rasanya ingin lagi.
Jika
masih punya nyali, bisa juga ikut kapal kecil berisi 10-15 orang untuk
menyusuri pinggir Sungai Kapuas melewati Meriam Meriam besar ini. Kapal akan
berangkat dari beberapa dermaga kecil di sepanjang pinggiran Sungai Kapuas.
Sensasi guncangan adrenalin akan terjadi saat kapal melewati Meriam yang
ditembakkan. Rasanya kapal akan terbalik terkena rambatan ledakan, namun bisa
saja gambar yang didapat lebih bagus. Biasanya bisa menangkap lingkaran api
yang indah, Merah api ditengah kegelapan. Ada pula pilihan kapal wisata yang
melewati bagian tengah sungai. Kapal ini memiliki dua tingkat dan kita bisa
menikmati minuman hangat dan cemilan karena ada café sederhana didalam kapal
ini. biayanya sekitar 20.000 – 30.000 ribu.
Festival Meriam Karbit,Penyemarak Malam Takbiran di Pontianak |
Tahun
ini Meriam yang ditembakkan lebih sedikit dari tahun lalu, hanya 296 meriam
karbit namun ukuran lebih besar dan suaranya lebih menggelegar. Ada beberapa
hal yang mungkin bisa saya ingatkan jika anda ingin datang ke Festival Meriam
Karbit yang di helat pada malam Takbiran atau satu hari sebelum idulfitri
- Alangkah lebih baik datang lebih awal ke lokasi ini. Pukul 7 malam waktu yang tepat karena masih belum terlalu ramai.
- Sebaiknya menggunakan ojek online karena sangat susah mencari lokasi parkir di dalam gang sempit.
- Bawa barang seperlunya dan simpan didalam tas yang nyaman dibawa
- Pakai alas kaki yang nyaman dan anti selip karena kita akan berjalan diatas jembatan kayu.
- Bawa jas hujan sekali pakai terutama bagi yang membawa banyak peralatan fotography karena hujan deras mungkin saja turun.
- Bawa air minum secukupnya.
Festival
Meriam Karbit sangat sayang untuk dilewatkan karena festival budaya ini menjadi
salah satu satu festival yang erat kaitannya dengan budaya dan sejarah kota
Pontianak. Selamat menikmati Pontianak. “Awak datang, kamek sambot”
22 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Senangnya di Pontianak ini malah difasilitasi pemerintah dan partisipasi masyarakat ya.
Doni asli Pontianak? Mau main ah... Hehehe... Dari Cianjur gimana tuturnya ya? Hehehe
Btw, saya ga nyangka ternyata yang di belakang meriam, dengar nya ga sekuat yang di seberang.
Membayangkan hebohnya.
Apa meriam ini juga digunakan untuk merayakan hari besar lainnya?
Di kampungku pas aku kecil pada suka main meriam2 man tp dr bambu gitu. Skrg udah jarang, atau mungkin malah gak ada. Gantinya ya festival tongtek buat ramaiin lebaran
Maaf lahir batin Mas Don
Tapi namanya vukan meriam karbit di tempatku. Apa ya namanya, lupa.