Menyesuaikan Diri dengan Ritme India

Red Fort, Chadni Chowk, India, Metro Station

Malam sebelumnya saya tidur pukul tiga subuh. Sesampainya di flat, saya diajak berbincang dengan Prick dan rekan satu flatnya Kunal. Mereka ini berprofesi sebagai dokter. Selain saya, ada pula seorang orang couchsurfer lainnya yang juga ditampung di flat ini, sekaligus pacar Prick, Rita. Jadilah kami berteman akrab.


Saya, Rita dan Prick
Saya, Rita dan Prick

Sebenarnya saya sudah sangat lelah karena penerbangan dari Pontianak yang dimulai dari jam sebelas siang. Total enam belas jam kemudian saya baru tiba di flat tersebut dan bisa beristirahat. Sungguh ngantuknya luar bisa, ini resiko sih menjadi seorang petualang.

Saya dapat jatah untuk tidur di atas sofa panjang yang empuk. Untunglah kantung tidur selalu ada dalam tas. Saya  harus segera terlelap karena esok sudah ada jadwal padat yang menunggu di dalam rencana. Waktu saya hanya satu hari untuk berkeliling New Delhi karena malamnya saya harus segera beranjak menuju Jaipur. Memang sih, satu hari rasanya tidak akan cukup untuk menghabiskan ibukota India ini, tapi saya akan berusaha mengeksplorasi sebisanya.


Pagi-pagi sekali saya sudah terbangun dan mulai mempelajari peta serta menentukan titik tujuan. Untunglah host saya memiliki fasilitas internet di flatnya, sehingga memudahkan saya untuk mengumpulkan informasi. Pukul sembilan pagi waktu India, saya mulai bergerak. Tujuan pertama saya adalah Red Fort, benteng merah yang berada di kawasan Old Delhi.

Lorong di kawasan Old Delhi
Lorong di kawasan Old Delhi
Stasiun metro paling dekat dengan lokasi tempat saya menginap adalah Green Park. Stasiun metro tersebut dapat dijangkau dengan berjalan kaki sekitar lima belas menit.  Mengikuti petunjuk sederhana dari host saya dan dengan aplikasi penunjuk arah maps.me, saya berhasil sampai di stasiun ini tanpa kendala. Hiruk-pikuk sangat terasa setelah menuruni tangga menuju bawah tanah, serasa mirip di negara Eropa.


Langsung saja saya membeli token tiket metro di loket dekat pintu masuk. Harganya berbeda untuk tiap titik tujuannya. Untuk menuju stasiun Chandni Cowk yang berada paling dekat dengan Red Fort, saya diharuskan membayar seharga 15 rupee. Jika kita memiliki waktu tinggal yang lebih panjang di New Delhi, akan lebih efektif membeli Tourist Metro Card seharga 250 rupee yang bisa digunakan selama dua hari sepuasnya, kemanapun yang bisa dijangkau oleh Metro. Tinggal ditempelkan saja di pintu masuk kereta. Pada saat akan masuk semua bawang bawaan akan melalui pemindai dan tubuh juga akan di periksa oleh polisi. Pria dan wanita akan melewati gerbang yang terpisah. Jadi, jangan bawa barang yang aneh-aneh ya!

Salah satu sudut pasar
Salah satu sudut pasar
Pagi hari ketika menuju stasiun Chandni Cowk metro ramai oleh orang-orang yang hendak memulai aktivitas. Tapi itu belum seberapa dibanding ketika waktu sore atau malam. Waktu-waktu itu adalah puncaknya orang pulang berkerja, jadi jangan di tanya ramainya dan berjubelnya seperti apa. Dengan jumlah penduduknya yang hampir dua juta, bayangkan betapa sibuknya New Delhi setiap harinya.


Tapi disinilah tantangan sebagai backpacker di uji. Di dalam metro semua saling berhimpitan. Saran saya jika tidak hapal nama stasiun yang ingin di tuju, berdiri saja di dekat pintu keluar karena di sana ada papan penanda berupa titik pemberitahuan nama stasiun yang akan jadi perhentian berikutnya. Jika ada penumpang yang akan turun di stasiun berikutnya mereka akan merangsek menuju ke dekat pintu keluar. Biasanya ada aturan tak tertulis untuk mengutamakan yang akan keluar kereta dahulu baru setelahnya yang akan masuk kereta yang masuk. Namun hal ini tidak berlaku di New Delhi. Belum lagi tingkah polah penumpang yang aneh bin ajaib di dalam metro. Ada yang duduk di lantai, mabuk hingga muntah atau orang-orang yang sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Jika sudah berhasil bertahan di kereta metro di Delhi maka anda sudah lulus menjadi the real backpacker.

Bangunan Merah di seberang Red Fort
Bangunan Merah di seberang Red Fort

Sesampainya di stasiun metro Chadni Chowk, saya memilih untuk berjalan kaki menuju Red Fort. Jaraknya lumayan jauh ternyata, 2,3 kilometer dengan suhu  pagi menjelang siang yang mencapai 30 derajat celcius. Saya memutuskan melewati jalan-jalan kecil di belakang stasiun bus yang berseberangan dengan stasiun kereta api antar kota. Saya menyusuri jalanan menggunakan peta penunjuk arah yang bisa berfungsi offline dengan perlahan-lahan. Jalan-jalan kecil di samping stasiun bus ini bisa ditembus hingga jalan utama di tengah kawasan Old Delhi.

Dari sini perjalanan saya masih berlanjut. Baca di sini
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.