Incredible India, I’m Coming!


Perjalanan dari Pontianak kemudian transit di Kuala Lumpur sebelum melanjutkan ke New Delhi. Perjalanan menempuh waktu satu jam 45 menit ditambah transit selama lima jam dan kemudian terbang lagi selama lima jam. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan itu, tibalah saya di New Delhi, ibukota dari negara berpenduduk terpadat kedua di dunia itu. Saya akhirnya menginjakkan kaki di negerinya Mahatma Gandhi. Perjalanan yang sudah direncanakan selama satu tahun akhirnya terlaksana juga.
Mari terbang sekarang!
Awalnya ketar-ketir juga membaca banyak sekali hal tidak menyenangkan dari cerita-cerita pejalan yang pernah mampir ke India sebelumnya. Tapi kalau tidak mencoba sendiri bagaimana mungkin kita tahu kan? Maka saya merencanakan  perjalanan 9 hari dengan rute mengunjungi New Delhi – Jaipur – Agra – Varanasi dan Kolkata. Sebenarnya banyak tujuan lain di India yang ingin direngkuh, tapi apa daya semua terbatasi dengan waktu. Mengunjungi lima kota dalam sembilan haripun terbilang target yang ambisius mengingat luas yang memisahkan antara New Delhi di bagian barat dan Kolkata di ujung timur India.

terbang dengan sayap
Lautan awan
Langit biru. Indah dan mengangkasa
Selamat sore, matahari kembali ke peraduan

Pukul sebelas siang saya sudah check-in di bandara Internasional Supadio Pontianak. Mengingat akan melakukan perjalanan internasional, saya sengaja dating lebih awal karena banyak proses yang harus dilewati. Untuk lebih memudahkan, saya sudah melakukan web check-in terlebih dahulu, sehingga tidak perlu lagi susah payah antri untuk melakukan check-in di bandara. Berbekal print out tiket dan paspor, saya melenggang masuk ke dalam bandara tanpa kendala. Saya tidak membawa bagasi, hanya berbekal ransel dan tas kecil yang saya bawa ke kabin pesawat, jadi tidak ada barang yang perlu di daftarkan dan tinggal masuk ke area pemeriksaan barang bawaan kabin. Setelah selesai, saatnya berurusan dengan imigrasi. Tentu saja pertanyaan standar akan pergi kemana dan apakah sudah mempunyai tiket pulang saya dapati. Tinggal menunjukkan saja dan stempel keluar di pasporpun saya dapatkan. Mari menuju keruang tunggu!

Tepat pukul 12.55 WIB,  seluruh penumpang dipanggil untuk segera masuk ke dalam pesawat. Saya langsung bersiap untuk berangkat. Dengan hati riang saya tidak sabar untuk segera tiba ke tujuan berikutnya. Perjalanan pertama ini tidak terlalu panjang dan pukul 15.40 waktu setempat, saya sudah mendarat di bandara KLIA-2 Malaysia dengan aman dan nyaman.
Jeda beberapa jam sampai keberangkatan saya selanjutnya ke New Delhi, saya habiskan untuk makan malam walau sedikit terlalu awal. Perjalanana selanjutnya akan lebih panjang dari perjalanan Pontianak menuju Kuala Lumpur, jadi mempercepat makan malam tidak ada salahnya. Siapa tahu setibanya di India nanti saya sudah terlalu lelah untuk mencari makan malam lagi.

Pesawat saya mendarat dengan ciamik di Bandara Indira Gandhi, New Delhi. Bandara ini tidak seperti bandara Internasional kebanyakan. Kalau membandingkan dengan KLIA-1 atau 2 sangatlah jauh berbeda. Selain bandaranya tidak terlalu besar, hal yang paling bisa saya rasakan perbedaannya adalah tidak adanya free WiFi di sana. Agak aneh sebenarnya untuk ukuran bandara di ibukota negara. Padahal menurut saya, ketersediaan jaringan free WiFi ini adalah hal penting yang harus disediakan bagi penumpang yang baru datang, apalagi dari luar negeri. Paling tidak seandainya tersedia akses internet gratis, para penumpang yang baru datang bisa lebih gampang berkomunikasi dan mencari informasi.

Ah ya, ada satu lagi. Saya agak kaget saat tahu bahwa kartu telepon di India masih mengenal sistem roaming jika kita berpindah antar negara bagian di India. Disini juga masih ada paket internet 2G, 3G dan 4G. Pelanggan bias memilih mau membeli paket yang mana. Awalnya, saya ingin membeli kartu telepon untuk memudahkan saya berkomunikasi selama di India, namun karena saya akan banyak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, saya batalkan saja. Percuma juga jika nanti saya meninggalkan New Delhi, kartu telepon tersebut sudah tidak bisa dipakai lagi.

Seperti kebanyakan bandara lainnya, di Indira Ghandi International Airport ini, kita juga bisa memesan taksi prepaid untuk menuju lokasi yang diinginkan. Tinggal menyebutkan lokasi yang dituju kemudian ongkos taksi akan dihitung dan di total, muncullah angka yang harus dibayarkan. Tapi begitu melihat antriannya pasti langsung lemas. Panjang! Tapi untunglah teman saya sesama couchsurfer yang sudah lebih dahulu di India menjemput saya di bandara dan ada host yang menawarkan saya untuk tinggal di flatnya. Syukurlah! Saya jadi bisa sedikit berhemat.



Baca kelanjutan ceritan di sini
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.