Dunia Kuliner dan Gastronomi, Passion Sampai Mati


Saya lumayan lama menekuni dunia blog dan sampai saat ini masih berusaha dan belajar menulis terus, tercatat tulisan pertama saya diposting 2007. Dulu masih rupa-rupa tidak jauh dari dunia broadcast sebagai ladang kerja dan kuliner serta jalan-jalan sebagai hobi. Makin kesini makin ditekuni terutama dunia kuliner dan traveling. Banyak cerita yang memang menarik untuk saya tulis dan akhirnya membuat saya juga harus mempelajari dunia fotografi. Walaupun masih jauh dari kata bagus tapi paling tidak beberapa karya tulisan dan foto pernah dimuat di beberapa majalah, mungkin belum banyak seperti beberapa penulis kuliner atau traveling handal tapi paling tidak saya sudah menembus beberapa majalah besar. Foto sayapun pernah juga menjadi cover sebuah majalah. Lumayanlah untuk pembuktian diri.

Jalan Jalan Jajan
Mungkin hampir 80% isi blog saya tentang review makanan. Tidak semuanya murni makanan mungkin ada juga yang terintregasi dengan catatan perjalanan saya. Banyak juga sahabat saya dapatkan dari dunia kuliner, entah itu di Pontianak atau di luar Pontianak. Banyak juga yang sudah terkenal luar dalam. Saya merasa sangat beruntung punya passion lebih di dunia kuliner sehingga memiliki pergaulan lumayan luas.

Kumpul kumpul makan
Saya mau merangkum beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan selama saya mempunyai blog ini entah itu langsung ditanyakan atau di tulis di kolom komentar jejaring sosial saya.

1. Enak dong, makannya gratis melulu.
Ah siapa bilang. 90% tulisan saya adalah hasil ulak ulik kesana kemari dan saya membayar semua makanan yang di makan. 10% nya saya di undang beberapa orang untuk mencicipi makanannya. Tapi percayalah 100% tulisan yang saya buat atas dasar kejujuran rasa yang saya kombinasikan dengan pelayanan, kebersihan dan lokasinya. Jika memang enak tentu akan saya katakan enak. Gradenya juga berbeda, mulai dari LUMAYAN, ENAK, PATOET DIPOEDJIKAN, DIE DIE MUST TRY sampai JAHANAM.

2. Enak ya? Serius?
Setiap orang punya kategori enak yang berbeda. Setiap lidah punya kemampuan icip-icip yang berbeda. Tentu saja food tester harus punya pengetahuan dan kemampuan untuk membedah dan mengeksplorasi rasa. Lidah yang sering terkontaminasi penyedap atau makanan yang terlalu berbumbu akan menjadi rusak dan sulit mengidentifikasi rasa dengan baik. Jika di tanya versi enak tentu saja berbeda-beda karena itulah tidak semua orang bisa menjadi tukang icip. Yang jelas jika semua orang di tanya makanan apa yang paling enak maka semua orang kompak akan menjawab “makanan buatan orang rumah/mama/ibu”. Alasannya? Dari kecil lidah kita sudah dikenalkan dengan rasa tersebut.

3. Enak banget sih tapi Mahal yah.
Pengalaman saya mengelola blog dan grup kuliner di Facebook beranggotakan lebih dari 30ribuan orang membuat saya sering melakukan riset kecil-kecilan yang berakhir pada beberapa kesimpulan. Salah satunya adalah 80% orang sangat menggemari 3 hal poko yaitu murah, banyak dan enak sementara 20% rela membayar berapapun untuk kelezatan yang didapatkannya. Sebenarnya kita harus ingat prinsip ekonomi, jika ingin mendapatkan barang/jasa terbaik maka harus membayar lebih mahal. Kita juga harus berpikir terhadap kelangsungan bisnis makanan, biarkan pengusaha memberikan rasa terbaik dan jangan lupa kita sebagai pelanggan memberikan apresiasi dan membayar dengan harga yang pantas.

4. Emang kamu ngerti apa tentang kuliner? Bisa masak?
Saya tidak punya background sekolah kuliner, saya hanya belajar dari beberapa pengalaman saya mulai dari sebagai Reseach and Development untuk sebuah program kuliner di TV nasional, Produser program kuliner sampai presenter program Jalan Jalan Jajan. Semuanya saya jalani dari kurun waktu akhir 2007 hingga 2013. Belum terlalu lama tapi lumayan untuk belajar. Untung juga saya memiliki beberapa guru dan teman yang berprofesi sebagai chef profesional, penulis boga, penikmat makanan sampai orang yang sangat concer di bidang gastronomy. Saya juga suka memasak dan mempelajari berbagai bumbu dan bahan makanan. Iam not a chef but i love to cook. Sesederhana itu saja, saya yakin banyak yang lebih hebat.

5. Emang mau sampai kapan?
Passion itu susah dihilangkan dan tentu saya akan terus belajar dan belajar. Menikmati dunia kuliner dan gastronomi itu seperti membuat saya mendapat kepuasan batin. Seperti klimaks saat berhubungan seks. Saya tidak akan pernah berhenti.

6. Sombong ih!
Karena belum kenal sehingga terkadang tercetus kalimat ini. Saya sangat senang berdiskusi masalah kuliner dan perjalanan. Tidak pernah memilih dan memilah kepada siapa saya berdiskusi. Percayalah, saya sangat terbuka untuk apapun dan siapapun.

Saat ini saya terus mengejar cita-cita untuk menulis buku tentang petualangan kuliner atau traveling terutama tentang daerah saya tercinta, Pontianak. Saya butuh dukungan dan doa. Semoga bisa terwujud dalam waktu dekat. Tolong bantu saya.


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.