Mengobati Kangen Sarawak dengan Laksa
Saat melihat postingan cantik dijejaring sosial
biasanya akan menghasilkan ekspektasi lebih apalagi jika melihat komentar
ciamik dan review keren dari yang punya foto. Walaupun saya tidak pernah
percaya 100% review dari foodie wannabe. Yes! Maafkan kalau saya hanya percaya
review dari foodie bersertifikat dan sudah diakui secara lokal dan nasional
(agak berlebihan tapi ini penting untuk diketahui bersama).
![]() |
Mari makan |
Biasanya selain nama dan alamat lokasi TKP saya
mencari apa makanan favorit yang jadi juara disitu. Setelah membuat listing
maka akan langsung menuju lokasi. Kali ini saya mlipir ke Jalan Penjara menuju
komplek D’Blitz, Saya ingin mencoba racikan Laksa Sarawak yang jadi favorit
saya sejak lampau. Entah kenapa saya terlalu jatuh cinta dengan kuah kari nanggung
dan aroma serta rasa daun coriander/ketumbar. Selain itu laksa biasanya akan
ditambahkan udang rebus dan taburan potongan telur dadar dan ditambah tauge.
![]() |
Hati Senang perut kenyang |
D’Katamama nama tempat makan ini. Lokasinya berderet
dengan lapak susu segar, bakso bakar, dan warung kopi. Jualan macam-macam
makanan namun saya tidak terlalu ambil pusing karena dari awal sudah ingin
menikmati laksa sarawak dan untuk mendampinginya pesanan saya es jagung. Saya
ingin merasakan kombinasi yang mirip dengan yang pernah saya makan di pasar
Satok Kuching. Walaupun tidak mungkin setara tapi minimal hampir serupa, Itu
ekspektasi saya.
Selesai memesan makanan datang dengan cepat beserta
minumannya langsung. Es jagung dengan santan. Santannya gurih dan manis tapi
tidak dengan jangungnya. Rupanya sudah basi! Asam! Ini fatal menurut saya.
Berhubung mood saya sedang baik dan kebetulan ada teman yang memiliki satu los dilokasi ini. Penjual
beralasan karena lampu mati sehingga penyimpanan tidak baik tapi menurut saya
alangkah baiknya jika makanan dicoba dulu sebelum disajikan sehingga tidak
fatal. Minuman saya diganti dengan es teh manis.
Bagaimana dengan laksa sarawak yang tadi saya pesan?
Sayang sekali laksa ini menggunakan bihun yang masih agak keras. Kemungkinan
masih kurang waktu mencelurnya kedalam air. Disajikan dengan kuah kari dengan
santan dan warna yang kurang mlekoh menurut saya. Walaupun rasa kari sarawak
bisa saya rasakan dibumbunya namun masih kurang dikaldu udang dan santan yang
digunakan. Tidak ada tambahan irisan taburan telur dadar namun ada 3 buah udang
besar yang digunakan, ditambah dengan tauge yang pas matangnya dan yang
menyenangkan lagi adanya potongan daun coriander yang mempercantik sajian ini.
Seruput kuah saya nikmati dengan udangnya yang masih manis dan kenyal. Ini mengindikasikan
udang yang digunakan segar dan tingkat kematangannya pas.
![]() |
Laksa Sarawak |
Untunglah saat membayar sang empunya tempat memohon
maaf berkali-kali, sayapun tidak terlalu berpanjang lebar dan langsung membayar
makanan ini. Kalau tidak salah, saya menebus sekitar Rp 20.000,- untuk seporsi
makanan ini. Memang terasa jauh dari kata puas tapi pelayanan disini cukup
cepat dan parkirannya cukup luas. Kita bisa memilih untuk duduk didalam kedai
atau duduk diluar kedai bersama dengan pelanggan dari tenant lainnya. Nilai 6
dari 10 sudah cukup menggambarkan keseluruhan tempat ini. Selamat makan dan
salam yumces.
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry