Perjalanan menikmati Tang Kuang Hill benar-benar
menyenangkan. Banyak gambar cantik dan pengalaman seru. Dulu saya pikir hanya
naik lift di Eiffel dan Monas saja harus
bayar, ternyata untuk naik lift setinggi 136 Meter, muat 20 orang dan hanya 10
menit menaikinya. Ongkos liftnya seharga 30 Baht. Sedikit informasi mengenai
gunung Tang Kuang, terletak 105 meter di atas permukaan laut, disini berdiri
monumen kuno stupa Phra Chedi Luang ( Phrathat Chedi Luang ) yang berada di
bagian paling. Stupa ini merupakan sisa kebakaran yang terjadi dirumah Raja
Rama IV lalu dipindahkan ke sini. Stupa kuno Phra Chedi Luang di renovasin pada tahun 1886 di bawah perintah
Raja Ram IV. Stupa ini adalah salah satu monumen penting di Songkhla.
 |
Stupa Phra Chedi Luang background |
 |
Stupa Phra Chedi Luang |
 |
Another view |
Saat saya keluar dari lift dan langsung melihat
oleh-oleh yang dijual di kios cinderamata. Harganya lumayan mahal. Dipantai
saya saya cukup mengeluarkan 100 -150 Baht dan sudah mendapatkan 5-10 jenis
oleh-oleh. Sementara disini satu gantungan kccil gajah dari kayu atau resin
dihargai 50-70 Baht. Walaupun mahal, saya putuskan membeli 2 buah saja.
Anggapsaja sebagai kenang-kenangan. Selesai melihat beberapa kartu pos dan
membanding-bandingkan harga saya pun segera bergegas untuk mengeksplorasi
tempat lain. Demi menghemat waktu saya menanyakan dimana saya bisa mendapatkan
van menuju ke Munincipal Park dengan menunjukkan tulisan di notes kecil saya.
 |
Lift 30 baht |
 |
Park View |
 |
City view |
Setelah bertanya dengan kasir dan penjaga Tang Kuang
Hill dengan terbata-bata saya mendapatkan informasi bahwa saya harus erjalan
cukup jauh menuju ke terminal yang berada ditengah kota. Mereka menyarankan
jika ingin cepat gunakan saja tuk-tuk. Karena ingin berhemat dan malas menawar
saya pilih berjalan kaki dan uangna dialihkan untuk membeli es krim dalam
kelapa. Iya! Ini pasti enak.
 |
Sea View |
Saat saya turun, tangga, gerobak motor es krim sudah
menunggu dengan sabar. Pelanggan yang baru keluar dari Tang Kuang Hill sudah
berbaris rapi mengantri untuk mendapatkan es krim ini. Ada beberapa pilihan
“tempat” es krim. Ada yang menggunakan roti tawar ada pula yang menggunakan
batok kelapa yang dibelah dua dan sudah dikerok isinya. Saya memilih yang
menggunakan batok kelapa. Harganya hanya 20 baht. Isinya lumayan banyak dan
mengenyangkan. Ada kolang kaling, kacang tanah sangrai, manisan wortel,
potongan kelapa muda dan ketan! Ya, orang thailand sangat senang makan ketan
dan tentu sja 3 skup es krim kelapa beraroma vanili yang sungguh menggugah
selera.
 |
Gerobak penjual |
 |
Es Krim campur dalam Kelapa |
Rasanya lezat dan sungguh menggugah selera. Saya
menikmati semuanya sambil berjalan kaki mencari arah dimana terminal van
berada. Beberapa kali kami sempat berhenti dan melihat berbagai bangunan unik,
termasuk persekolahan yang super besar dan panjang, bangunan perkantoran unik,
perumahan dengan ornamen yang menggoda untuk di foto. Sembari terus bertanya
dimana terminal van. Beberapa kali juga kami harus tersesat dan berputar-putar
karena arah yang ditunjukkan salah. Sampai akhirnya kami bertemu dengan orang
Indonesia dari Kalimantan Selatan yang bekerja disana! Wow! Namanya Rizky!
Dialah yang memberi titik terang dimana saya harus mencari van. Sekalian berkenalan
dan bertukar nomor ponsel. Saya melanjutkan perjalanan tanpa tersesat. Rizky
juag menyarankan jika ingin cepat jangan masuk kedalam terminal, tapi tunggu
saja di mulut terminal. Banyak van yang berlalu lalang.
 |
Mas Rizky! |
Pengalaman unik disini pertama kali saya menemukan
penjualan air mineral secara literan. Cukup membawa tempat air minum sendiri
lalu masukkan koinsesuai dengan liter air yang diinginkan dan voila! Air
mineral siap minum pun mengalir dan segera menyegarkan tenggorokan. Disini juga
kembali saya menemukan sudut yang memajang foto besar lengkap dengan meja
persembahan dan untaian kalung bunga. Sempat iseng untuk bertanya siapakan
perempuan yang ada didalam foto dan seperti biasa keiisengan ini pasti hasilnya
nihil dan tidak menemukan jawaban.
Disalah satu taman kota Songkhla kami menemukan kuil
yang selalu ada di postcard dan gantungan kunci bernama Wat Matchiwamat (Wat Klang). Bangunan kuil ini begitu
cantik dengan dominasi warna emas dan putih. Didepannya terdapat meja
persembahan yang dipenuhi dengan botol fanta merah rasa cherry. Jumlahnya
sangat banyak bahkan tidak hanya di meja persembahan tapi dikiri dan kanan
meja. Semuanya sudah dalam keadaan terbuka dan ada sedotannya. Ternyata hal ini
juga saya temukan diberbagai kuil. Semuanya mempersembahkan minuman ini. Pasti
penjualannya sangat bagus di Thailand.
 |
Selalu ada Fanta dimana mana |
Perjalanan ini ternyata cukup jauh lebih dari 5
kilometer kami mencari. Ternyata setelah ditelisik, jika kita berjalan lurus
saja dari pantai bisa lebih cepat sampai tapi karena tersesat beberapa kali
membuat perjalanan menjadi panjang. Tapi saya tetap menikmatinya arena bisa
menemukan banyak hal baru dan menyenangkan. Untunglah kota ini bersih dan lalu
lintasnya sepi serta rapi jadi saya bisa menikmatinya. Apalagi pepohonan dan
taman bunga bertebaran disepanjang jalan. Bahagia itu sederhana.
Setelah cukup lama berjalan, titik terang mulai
terlihat nyata. Segerombolan van terlihat disimpang jalan. Yippie! Kitapun
langsung bertanya apakah van ini melewati Munincipal Park. Sayangnya tidak ada
satupun yang melewati lokai itu. Kamipun bertanya ulang apakah ada yang
mendekati tempat itu. Jawabannya? Ada! Nanti setelah itu kami disarankan untuk
naik seong teaw karena sudah tidak jauh lagi. Lega juga karena sudah pukul 3 sore.
Saya khawatir tidak bisa mencapai lokasi. Karena perjalanan masih panjang. Tapi
kalau tidak di coba saja, siapa yang
tahu? Let’s get Lost
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry