Tersesat diatas Seong Teaw Hat Yai

Setelah lelah mengelilingi Wan Hat Yai Nai yang terkenal dengan patung Sleeping Budha nya. Ternyata komplek ini memiliki pintu keluar lain yang tembus menuju pasar tradisional. Banyak sekali makanan laut dan ikan yang dijual disini dan pasar kelontong yang menyatu pasar tradisional ini. Masih banyak yang belum buka karena masih libur nasional, Songkran.
Rumah Makam

Gedung Pertemuan
Didalam ruangan dibawah Sleeping Budha banyak laci berisi abu leluhur

Aroma kebahagian masih terlihat disana sini. Masih banyak yang berlalu lalang membawa pistol air namun sudah tidak ada peperangan lagi. Menggunakan insting petualang saya berhasil menembus menuju jalan utama untuk menemukan seong teow. Sembari bertanya saya berhenti di toko kelontong untuk membeli air kemasan seharga 1 bath. Air kemasan disini yang paling murah menggunakan kemasan botol seperti penyimpai air accu. Sama persis! bahkan saya sempat ragu apakah isinya beneran air mineral.
Pintu keluar lain
Nisan 
Kuburan diluar rumah
Sembari bertanya dengan susah payah, saya menjelaskan kepada sang bapak bahwa kami akan kembali kekota bagaimana caranya dan harus menaiki apa. Karena tidak bisa menjelaskan, akhirnya si bapak malah membantu kami untuk memberhentikan seong teow.

Sleeping Budha
Seong teow merupakan angkutan kota yang melayani rute dalam kota, merupakan mobil pick up yang dimodifikasi dengan atap dan tempat duduk dibagian belakang. Ada kaca transparan yang bisa digunakan untuk kontak dengan supir. Jika hujan penutup dari kain disebelah kiri dan kanan akan diturunkan sedangkan untuk berhenti, kita tinggal memencet tombol yang berada dibanyak lokasi seong teow. Saya hanya bisa saya identifikasi. Putih yang melayani rute dalam kota sedangkan untuk rute pinggiran kota berwarna biru. Banyak tulisan yang tertulis disana, tebakan saya itu adalah rute dan nomor jalur. Sayangnya semua tertulis dalam huruf Thai. Saya tidak bisa mengerti dan memahami sama sekali. Andai saya bisa berbahasa Thai dan mengerti tulisannya maka semua akan lancar. Ahay!

Kelaparan dan makan Hgh 5 bread
Kami masuk kedalam seong teaw dan dialamnya sudah ada beberapa penumpang. Semuanya perempuan mulai dari yang tua sampai yang muda. Yang tua pulang berbelanja sedangkan yang muda terlihat seperti pekerja dan mahasiswa. Ada yang menggunakan baju santai, ada yang trendi. Ada yang menarik dari cewek-cewek Thailand ini, rata-rata menggunakan bedak cukup tebal diwajah dan sangat terlihat jelas perbedaan leher dan muka. Pantesan waktu di Wan Hat Yai Nai saya banyak menemukan wanita berbedak putih tebal. Rupanya ini sudah jadi hal biasa.

Pasar masih banyak yang tutup
Sudah cukup lama kami berada didalam seong teow. Ujung mata saya melihat ada seorang gadis yang tidak berdandan tapi sudah mempunyai kecantikan alami. Sembari tebar pesona, saya bertanya tentang rute seong teaw dan tujuan akhir kami. Gadis itu agak kesulitan membalas walaupun mengerti ucapan kami, saya ada alasan memicingkan mata kearahnya agar telinga saya bisa mendengar ucapannya. KESEMPATAN EMAS

Perempatan pojokan pasar
Ada untungnya saya memulai percakapan dan bertanya, rupanya kami harus berganti rute seong teaw. Wanita ini terbata-bata membantu menjelaskan, mungkin karena melihat kami bingung dia pun berinisiatif membantu kami memberhentikan seong teaw rute lain dari atas seong teaw. Kerenkan? Untung saya ngga lompat seperti Jackie Chan dari seong teaw satu kelainnya

Mobil Pawai Songkran 2015
Setelah naik kedalam seong teaw, penumpangnya hanya kami berdua. Karena sudah lapar, roti bantal High 5 untuk sarapan kami gunakan untuk makan siang. Kenyang dan padat! Sembari mata tetap awas apakah kami sudah dekat dengan posisi pulang. Beberapa lokasi yang akan kami kunjungi terlihat dari kejauhan. Patung besar Smiling Budha dan Pagoda 9 tingkat serta universitas Hat yai menarik untuk dikunjungi tapi kami tunda karena sudah terlalu lelah dan waktu hampir sore.

Berjalan dan menghapal jalan
Seong teaw akhirnya berhenti sampai akhir. Ternyata kami melewati tempat yang seharusnya kami berhenti. Saat kami bertanya kepada supir seong teaw lokasi tempat seharusnya kami berhenti sudah sangat jauh dan kabar buruknya tidak ada seong teaw yang kembali melewati lokasi itu. Jadilah kami harus berjalan kaki lumayan jauh.

Poster acara, ngga usah dibaca, liat aja gambarnya
Jauh lebih mudah menghapal angkot di Bogor atau Surabaya. walaupun jurusannya ratusan, tulisannya masih menggunakan huruf latin yang bisa terbaca!

Menemukan taman kota yang ada danau dibagian tengah, sayang tidak terawat
Beberapa lokasi kami lewati termasuk rute bus yang kami gunakan pertama kali masuk Hat Yai. Rupanya kami terlewat sangat jauh. Entah berapa puluh kali kami bertanya sembari menunjukkan alamat hotel yang tertera di kertas voucher pemesanan. Seperti biasa orang-orang akan menunjukkan arah yang serampangan. Akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti jalan besar yang dilalui bus saat pertama kali masuk kota Hat Yai.

Tersesat sana sini bikin happy
Karena ini liburan saya menikmati saja. Kami juga beberapa kali berhenti beristirahat di taman kota. Melihat peta kota yang terpampang di taman sembari mengira-ngira dimanakan posisi kami sat ini. Beberapa hal menarik juga kami temui seperti poster waria yang mengisi acara panggung songkran. Ternyata di poster ini baik pria dan wanita penyanyi pengisi acara sama-sama menggunakan bedak tebal. Kami hanya bisa tergelak-gelak.

Yeay! jalanan habis hujan
Mungkin lebih dari 10 kilometer saya berjalan dengan waktu hampir dua jam. patokan perjalanan kami berdua hanya puncak gedung terdekat dengan hotel yang sudah dihapal waktu berkeliling tadi pagi. Entah berapa puluh belokan dan persimpangan yang kami lewati sampai akhirnya kami melihat bangunan yang di dominasi warna merah dan bertuliskan Red Planet Hotel. Bisa dibayangkan betapa bahagianya kami!

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.