Samila Beach atau Laem Samila atau Pantai Samila hari
ini sungguh ramai. Kemungkinan masih banyak orang yang berlibur tahun baru.
Mereka datang berkelompok, terutama keluarga. Hirup pikuk orang lalu lalang,
penjual makanan dan pedagang asongan seperti anai-anai yang bertebangan.
Benar-benar ramai seperti cendol. Namanya juga sedang masa liburan wajar saja
kalau orang ramai datang berbondong-bondong.
 |
Hanya ada 1 anak |
 |
Penjual telur bakar |
Akhirnya sampai juga saya ke Songkhla yang merupakan
Propinsi di Thailand Selatan ibukota Propinsi ini terlihat lebih sepi daripada
Hatyai yang sudah menjadi kota terbesar ke enam di Thailand.
 |
debur ombak |
Semua sudut jalan bahkan sepanjang jalan dipenuhi
penjual bermacam-macam makanan dan pernak-pernik. Semuanya nikmat untuk dicoba.
Seperti tujuan awal saya mencari patung duyung yang yang menjadi trademark pantai ini. Banyak cerita yang
berkembang tentang patung duyung yang terbuat dari perunggu ini. Ada yang
mengatakan bahwa dahulu ada nelayan muda yang melihat duyung yang tengah
menyisir rambutnya dengan sisir emas tapi karena takut duyung itu terjun ke
laut lalu menghilang sementara pemuda menunggu tapi tanpa hasil sehingga
dibuatlah patung ini untuk mengenang. Ada juga yang mengatakan bahwa duyung ini
sedang menangis sedih dipantai tanpa diketahui sebabnya dan dibuatlah
patungnya. Tapi yang jelas, patung ini dibuat oleh seorang seniman dari Bangkok
tahun 1966
 |
Patung kucing dan tikus |
 |
Naik kuda? anyone? |
Saya sengaja menyusuri dari yang terjauh dari
keramaian. Melewati sederet panjang blok penjual makanan laut yang dijual per
gram. Karea ini tempat wisata tentu saja harganya menguras kantong. Kami terus
berjalan hingga menemukan taman bermain anak yang semua mainannya terbuat dari
kayu. Saya juga menemukan tugu abstrak yang terdiri dari 3 buah papan yang
mirip papan seluncur dan dibuat ukiran menembus papan.
 |
Menyusuri pantai bareng kuda |
 |
Seafood stall |
 |
Tugu apa ya? |
Setelah puas menikmatinya saya berjalan menyusuri
pasir pantai berwarna coklat sembari menikmati derai air yang menghempas di
pantai. Kebetulan hari ini ada perlombaan voli pantai internasional. Saya
melihat banyak pemain asing putri yang sedang bertanding. Kulit coklat terbakar
dengan tinggi hampir 180 cm melompat kesana kemari mengadu strategi. Seru tapi
saya tidak punya waktu untuk menonton lebih lama, Bajunya terlalu seksi, saya
takut khilaf hahahaha.
 |
nonton voli pantai |
 |
Suka Pantai |
Sembari keluar dari lokasi perlombaan voli pantai saya
menemukan patung tikus dan kucing yang juga ternyata terbuat dari perunggu sama
seperti patung duyung, disini juga ada prasasti yang menjelaskan cerita secara
detil. Cari tahu saja dengan membacanya. Nah, dibeberapa bagian patung terdapat
bagian yang lebih terang seperti habis dibersihkan, ternyata itu adalah bagian
yang paling sering dipegang dan terkena keringat. Jangan sampai nempelin muka
kesana buat foto ya!
 |
Penjual Som Tai |
Kalau lapar disini banyak penjual makanan yang
berlalulalang. Salah satunya adalah telur bakar, biasanya pedagang kaki lima
disini sekalian membawa bara apinya. Rasanya? Biasa aja. Yang paling
mendominasi juga adalah penjual buah segar, gorengan dan som tai alias rujak
sayuran dan buah.
 |
banyak yang jualan disini |
 |
Menu Gorengan |
Saya sempat mencoba makan rujak ini, Isiannya mangga
muda serut, pepaya serut, wortel serut, ketimun dan kacang panjang yang
dipotong seadanya. Entah kenapa orang thailand sangat senang memakan kacang
panjang mentah. Hampir semua makanan dimakan dengan kacang panjang mentah.
Kuahnya berupa cabe rawit, bawang putih, cuka dan ebi yang ditumbuk dan
ditambahkan air lalu semua sayuran direndam kedalamnya kecuali kacang panjang.
Pergi saja kesalah satu sudut taman yang banyak pedagang makanannya. Ada
bangku-bangku taman yang disediakan untuk duduk sembari makan. Sayangnya lokasi
ini terkesan kumuh dan kotor karena sampah bertebaran dimana-mana.
 |
Som Tai |
 |
Semuanya enak |
Perut kenyang hatipun riang. Pencarian masih berlanjut
hingga ke bertemu dengan gasebo bulat tanpa atap, hanya ada tiang
disekelilingnya serta beberapa bangku melingkar. Banyak orang yang tertidur
karena angin sepoi-sepoi disana. Dua pohon besar menaungi dikiri dan dikanan.
Terdapat tangga yang menjorok kepantai dan tepat didepan sana, terlihat patung
duyung yang dipenuhi orang-orang yang berebut untuk berfoto. Pencarian sayapun berakhir
disini.
 |
Tempat leyeh-leyeh |
 |
Bertemu duyung |
 |
Hayo foto! |
 |
Rebutan bareng duyung |
Saya berlari menuju duyung dan ikut-ikutan berhimpitan
mencari angle terbaik untuk berfoto :p
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry