One Day Trip to Songkhla
Tidur nyenyak dengan waktu yang tepat. Itu sudah cukup
bagi saya untuk kembali beraktifitas. Saya tidak berencana untuk melihat
matahari pagi disini sehingga bangunpun lebih siang dari biasanya. Setelah
urusan mandi dan berbenah selesai, saya bergegas untuk meminta air panas di
lobby hotel. Tidak ada fasilitas tea or coffee maker dikamar, untuk gelaspun
kami meminta dari cleaning service. Untung saya membawa botol minuman dan kopi
sendiri. Untuk urusan upacara bangun pagi pun bisa dilewati. Untuk sarapan?
Masih ada bekal kue cake kurma High 5.
Pantai bagian depan |
Rencana saya adalah menuju songkhla. Saya penasaran
dengan pantai dengan patung duyung perunggu yang menjadi ikonnya. Sempat
bertanya an mencari brosur paket wisata ternyata untuk 16 lokasi di Hatyai dan
Songkhla kami harus membayar 1600 Baht. No way! Too much for us!
Salah satu bagian pantai yang sepi |
Saya putuskan untuk mencoba naik van menuju Songkhla
yang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 30 kilometer, waktu yang dihabiskan
paling tidak 1,5 jam perjalanan. Saya sempat mengobrol dengan petugas lobby,
meminta arah dan petunjuk sembari minta tolong menuliskan tempat wisata yang
saya inginkan dalam tulisan Thai yang ruwet itu.
Halte di Songkhla |
Petunjuk pertama adalah kami harus menuju Kim Woon
Market dan mencari Ruko yang bertuliskan YAMAHA, kami sempat beberapa kali
bertanya bahkan kepada polisi untuk mencapai lokasi itu, tapi nihil! Kami susah
berkomunikasi. Untung saya sudah sempat mengunduh peta di hotel. Untung GPS
masih bisa membantu. YEAY! BERHASIL! Walaupun keringat pagi bercucuran, kami
tetap happy!
Jalanan lengang penuh bunga |
Setelah menyeberang perempatan jalan menuju bagian
depan showroom YAMAHA, saya berinisiatif kembali untuk bertanya van mana yang
harus saya naiki termasuk harga yang harus saya bayarkan. Seorang bapak yang
awalnya agak takut akhirnya mau membantu, seperti biasa saya harus menggunakan
bahasa tarzan sembari menunjukkan lokasi pertama yang ingin saya kunjungi,
Shamila beach tempat patung duyung bersemayam. Bapak yang baik hati itu
membantu memberhentikan van yang menuju kesana, ia juga mengatakan bahwa
biayanya sekitar 25 Baht. Murah juga transportasi umum disini.
Bougenville dimana mana |
Van yang saya naiki cukup nyaman, terdapat 4 baris dan
masing-masing baris ada 3 bangku. Walaupun terasa sempit tapi harga yang
dibayarkan cukup pantas. Uniknya saat pembayaran, supir hanya mengedarkan keranjang
ke penumpang. Penumpang membayar sendiri dan mengambil kembalian sendiri.
Sangat menjunjung tinggi kejujuran. Saya hanya bisa bertanya dalam hati
bagaimana jika bayarannya kurang? Bagaimana jika ada yang justru mengambil
uangnya? Bagaimana jika ada penumpang yang preman? Saya salut dan angkat topi
untuk ini.
Bersih dan rapi |
Didalam perjalanan ini, hampir semua orang menggunakan
headset, entah mereka mendengarkan lagu atau hanya menyumpal telinga. Seperti
tidak perduli sekitar, saya duduk ditengah, sebelah kanan perempuan lumayan
cantik, disebelah kiri laki laki berondong yang lemah gemulai. Awalnya saya
mengajak perempuan berbincang mengenai lokasi yang ingin saya kunjungi. Kembali
masalah bahasa jadi kendala, penjalasan yang diberikan susah payah saya cerna.
Ketemu kendaraan juga |
Saya juga bertanya dengan laki-laki disebelah saya,
ternyata dia barung pulang liburan dari singapura. Bahasa inggrisnya dapat saya
mengerti sehingga saya lebih banyak bertanya. Mulai dari kemungkinan
mengunjungi semua lokasi yang saya tulis hingga kendaraan yang bisa digunakan
mencapai kesana. Saya juga menunjukkan peta hasil unduhan sewaktu dihotel. 4
lokasi yang saya tulis awalnya adalah Shamila beach, Munincipal Park, Koyo
Island dan Piyamitir. Ternyata hanya Shamila beach dan Munincipal park yang
bisa saya kunjungi. Saat di Songkhla dia meyarankan untuk megunjungi Tang kuang
Hill untuk melihat kota dari atas bukit. Menarik Sekali! Saya memintanya
menulis dibuku kecil dalam tulisan Thailand.
Salah satu sekolahan |
Sebenarnya Songkhla sendiri merupakan ibukota
propinsi, tapi entah kenapa Hatyai jauh lebih berkembang. Banyak orang yang
lebih mengenal
Welcome to Songkhla |
Kurang lebih satu setengah jam kami tiba di Songkhla.
Saya diturunkan di tempat pemberhentian paling akhir. Gerbang pintu masuk sudah
tampak. Dari kejauhan pantai sudah terlihat. Paasirnya yang coklat dengan udara
panas khas pinggir pantai mulai menerpa kulit dan wajah. Kamipun turun dengan
sumringah dan bangga karena akhirnya bisa samapai disini dengan menggunakan
transportasi publik. Kebanggaan penjelajah pembawa tas punggung! Pantai Samila!
Waktunya mencari duyung!
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry