Catatan Pertama Borneo Jazz Festival 2015
Hari pertama
ekspektasi 10 tahun Borneo Jazz Festival beragam. Semua orang memikirkan hal
baru dan keseruan apa yang kira-kira akan dipersembahkan disini. Semua orang
sudah berkerumun saat pukul tujuh malam di depan meja penjualan tiket. Ada pula
yang sudah membeli secara online tinggal menukarkannya dengan wrist band
berwarna hijau. Semuanya sudah tidak sabar melihat penampilan musisi jazz tahun
ini.
Lluis Coloma |
Memasuki
lapangan, sengaja di buat lorong waktu "Memori Lane" mengingatkan
siapa saja musisi sembilan tahun terakhir yang pernah menjajal panggung Borneo
Jazz Festival. Saat ini adalah ulang tahun satu dasawarsa dan semua yang hadir
dipanggung kali ini adalah pilihan. Tahun ini dipilih sebagai tahun reuni bagi
delapan band yang sebelumnya pernah tampil dan sangat diinginkan kembali oleh
penikmat jazz untuk tampil kembali.
Shafiee Obe |
Shafiee Obe |
Penampilan
pembuka dari musisi Sarawak, Shafiee Obe and All The Best membuat penonton yang
sudah berkumpul disekitar lapangan merapat ke panggung. Musik dimainkan.
penonton tak mampu menahan kepala untuk tidak bergerak kekiri dan kekanan.
Musik jazz yang dihadirkan Shafiee Obe dipadu dengan sentuhan tradisional,
menggabungkan semua elemen menghadirkan musik Jazz Nusantara. tahun ini musisi
Sarawak ini menghadirkan satu gubahan baru berjudul "Hornbill song"
khusus bagi penonton Borneo Jazz Festival.
Shafiee Obe |
Panggung
masih terus berdenyut. lluis Coloma menghentak dengan hentakan jari tangannya
yang begitu cepat di tuts piano. Musik yang cepat ditambah dengan trio peniup
terompat serta cabikan bas betot menghadirkan banyak nada tinggi melompat.
Berakar dari musik Catalan dan kekuatan permainan boogie woogie. Musik ceria
dengan tempo cepat membuat festivalgoers tak bisa menahan diri untuk tidak
bergerak. Keringat mengucur kencang tapi acara baru dimulai.
Lluis Coloma |
lluis Coloma |
Lluis Coloma |
lluis Coloma |
Sepuluh menit
beristirahat sembari melihat-lihat tenda yang beragam menawarkan banyak jenis
barang untuk dibeli. The Nylon, band acapela beranggotakan empat orang siap
menggetarkan panggung. Memang terlihat tidak muda lagi, tapi semangat mereka
menghibur luar biasa. Kemampuan mereka untuk membagi suara menghadirkan nada
pentatonik. Kemampuan mereka memproduksi suara tidakbisa diragukan lagi.
Festivalgoers berteriak-teriak meminta mereka tampil kembali. "The Lion
Sleeps Tonight" jadi favorit malam ini.
The Nylon |
The Nylon |
The Nylon |
The Nylon |
The Nylon |
Jump4Joy
menjadi penutup malam ini. Nuansa New Orleans langsung terasa di musik
Jump4Joy. Tidak hanya itu, aroma blues juga sangat kental tercampur rapi.
Hentakan musik yang cepat dan raungan gitar elektrik yang membuat penonton
bersorak-sorak mengangkat tangan. Meminta musik yang lebih gahar, lebih kencang
dan membakar semangat festivalgoers yang semakin menggila. Semuanya larut dalam
satu bahasa persaudaraan, musik menyatukan semuanya terlepas tahu atau tidaknya
bahasa.
Jump4Joy |
Jump4Joy |
Jump4Joy |
Jump4Joy |
Jump4joy |
Pertunjukan
sudah berakhir tapi masih ada keseruan lain. Jam session justru hal yang sangat
menarik dan penting untuk ditunggu. Setelah selesai memadati panggung
selanjutnya sebagian festivalgoers menghabiskan waktu di Ruai bar and lounge
dimana beberapa musisi berkolaborasi untuk menghadirkan komposisi musik baru.
Menghabiskan waktu hingga dua pagi pun tidak terasa. Borneo Jazz Festival hari
pertama berakhir dengan menyenangkan.
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry