Catatan Hari Ke 2 Borneo Jazz Festival 2015


Pintu masuk hari kedua Borneo Jazz Festival sudah dibuka pukul enam sore. Orang berbaris rapi berjejer untuk menikmati sajian dunia musik Jazz di Borneo. Untauk kawasan Kalimantan ini merupakan yang terbesara. Satu decade terlaksana, tahun lalu berkisar tiga ribu orang tumpah ruah memadati lokasi. Tahun ini penjualan tiket online saja sudah hampir mencapai empat ribu orang dalam satu malam. Hari ini semua menggunakan gelang merah jika kemarin menggunakan gelang hijau.

Anthony Strong
Seperti hari kemarin empat musisi dunia sudah siap menunjukkan aksinya. Waktu menunjukkan pukul tujuh, suasana smakin ramai. Semuanya sepertinya tidak sabar untuk menikmati. Jikalau datang lebih awal kita bisa memilih berbagai macam handycraft termasuk makanan dan minuman ringan. Semuanya tersedia dalam satu area, tidak perlu khawatir haus atau kelaparan.

The Dooddadies
The Dooddadies
The Dooddadies
The Dooddadies
The Dooddadies
Lampu panggung menyala, pembawa acara sudah memulai menyapa penonton yang hadir, tepuk tangan kencang sudah terdengar riuh rendah. Waktunya The Dooddadies sudah bersiap, nuansa Chicago Blues menghentak kencang. Penikmat blues langsung beraksi, bergoyang ala rock and roll bahkan melakukan headbang ala rocker. Kalau sudah begini siapa yang bisa menahan diri untuk tidak larut dalam suasana? The Dooddadies tidak hanya menunjukkan bagaimana akar musik blues tapi bagaimana musik blues kekinian. Semuanya menikmati pertunjukan pemanasan ini.

Rehat Sejenak, penonton segera menyebar menuju ke tenda-tenda sekitar yang banyak menyediakan segala-macam-ada. Beberapa personil pendukung Anthony Strong sudah muncul. Begitu pembawa acara menyebutkan nama Anthony Strong, penonton kembali menyemut ke depan panggung. Anthony langsung menuju pianonya, beberapa lagu gubahan sendiri serta lagu popular mengalun, termasuk lagu “spiderman”. Beberapa penonton muda sangat menyukai musik Anthony Strong. Nuansa jazz baru ala Inggris terasa disemua kombinasi musiknya.

Anthony Strong
Anthony Strong
Anthony Strong
Sepertinya semua orang yang berkumpul dilapangan tepi pantai Everly Park Hotel menikmati semua penampilan. satu jam setiap musisi tampil sepertinya tidak cukup memenuhi semua dahaga penikmat musik jazz. Line-up ketiga dari Jerman, Mo’Blow juga sudah terbakar dari awal. musiknya terdengar kencang dan cepat kombinasi jazz dan funk selalu mampu membuat penonton tidak mampu menahan diri untuk bergerak. Terlihat beberapa kelompok penonton bergoyang bersama membentuk gerakan serupa bahkan ada yang membetuk lingkaran. Mo’Blow tahu benar bagaimana menciptakan ledakan-ledakan di panggung. grup ini benar-benar memanjakan dan memaskan hasrat penonton untuk berpesta. dari awal sampai akhir penampilan mereka seluruh penonton tak bisa diam.
Mo' Blow
Mo' Blow
Mo' Blow
Mo' Blow
Penampilan terakhir yang paling ditunggu. “safe the last for the best”. Band yang sudah eksis dari tahun 1977 ini benar-benar punya kemampuan luar biasa. membawa tradisi New Orleans ke Malaysia. Dirty Dozen Brass Band dengan berbagai jenis terompet dibalut dengan raungan gitar melodik dan hentakan drum bertenaga. setiap personil punya kemampuan yang luar biasa, tidak hanya dalam hal tiup meniup termasuk membagi suara dalam bernyanyi. Bebop dan gaya funk benar-benar membuat semua terpukau. Saya sempat melihat penampilan luar biasa, meniupkan dua buah terompet sekaligus. Atraksi lainnya, mengajak salah seorang penonton wanita menari bersama diatas panggung.
Dirty Dozen Brass Band
Dirty Dozen Brass Band
Dirty Dozen Brass Band
Dirty Dozen Brass Band


Sembari menutup acara, seluruh musisi dipanggil untuk menuju panggung, merayakan bersama akhir acara. merayakan semangat bersatu dalam musik bersama seluruh penonton yang datang dari berbagai Negara dan wilayah. Penontontidak berhenti memberikan tepuk tangan sebagai bentuk sokongan dan musisi pun beberapa kali menunduk memberikan hormat karena sudah bisa mendapatkan tempat di hati festivalgoers.
Dirty Dozen Brass Band
Inilah bagian paling penting dimana musisi dan festivalgoers dapat saling berinteraksi dan menikmati setiap kegiatan yang ada disini. semua nya terlihat puas dan bahagia tapi ternyata Jam session masih terus berlanjut hingga pukul empat dini hari, sepertinya selain ajang lebih intim dengan penonton festival tapi juga ajang lebih intim dengan sesama musisi. sungguh mengesankan Borneo Jazz Festival hari ke dua ini.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.