Aku dan Kopi
Berapa banyak yang suka minum kopi?
Berapa banyak yang tidak?
Kopi dan Pagi
Keharuman kopi merasuk melalui hidung dan memberikan
semangat pagi. jantung terpacu, otak bekerja lancar dan siap menjalankan
rutinitas harian. Setip pagi, saya dan juga mungkin kamu selalu mengandalkan
kopi sebagai pembuka hari. sudah menjadi sahabat kental dan susah dipisahkan.
Saat Sekolah Dasar, disaat anak kecil seusia saya menikmati segelas susu
hangat, saya selalu minta dibuatkan segelas kopi juga. Sarapan jadi lebih bermakna.
Roti, selai, susu dan kopi jadi menu wajib. Tapi perlu diingat, susu dan kopi
tidak saya campur, diminum terpisah dan membiarkan mereka menyatu dalam perut.
Masih ingat dengan iklan melegenda yang melambungkan
nama Olla Ramlan? tagline kata “Pagi
Dona!” seperti merasuk kedalam otak saya sehingga pertemuan dengan Nescafe Classic membuat jatuh cinta hingga saat ini. Kopi ini terasa pas dengan lidah
dan hidung saya. Aromanya, rasa asamnya, pahitnya, nikmatnya, entah bagaimana
lagi saya menggambarkannya, semuanya terasa pas! tapi yang penting, jangan ada
gula diantara kopi dan saya tapi creamer
bolehlah.
Menikmati pagi dan kopi sembari menghirup segarnya udara seperti kesatuan yang nyata dalam menikmati hidup. ada rasa tenang dan
puas. Tenang karena masih bisa menikmati pagi dan puas atas racikan kopi
sendiri. satu bungkus pas untuk satu mug tanpa perlu harus meminta barista
untuk menyeduh.
Nuansa Kopi
Kopi bagaikan racun senang yang bisa memberikan nuansa
berbeda kepada setiap orang yang meneguknya. Seperti saya yang menikmati kopi
di pagi dan sore hari sebagai cara mendapatkan relaksasi. Beberapa teman saya
punya anggapan lain, ada yang meminum kopi untuk meredakan stress, sebagai
teman ngobrol, teman menghisap rokok, atau hanya sebagai cara untuk bergaul.
Kopi lokal Pontianak yang paling banyak digunakan adalah Arabika dan Robusta, kebanyakan mencampurkan kedua jenis kopi ini untuk mendapatkan rasa dan aroma. saling menutup kekurangan antara rasa dan aroma. Terbiasa memanggang "agak" gosong, karena hitam pekat baru dianggap kopi. Untuk medapatkan rasa yang lebih kuat pada saat memanggang biasa ditambahkan mentega didalamnya. bahkan untuk kopi kelas 2 dan 3 ditambahkan biji jagung atau beras agar jumlahnya menjadi banyak.
Kopi lokal Pontianak yang paling banyak digunakan adalah Arabika dan Robusta, kebanyakan mencampurkan kedua jenis kopi ini untuk mendapatkan rasa dan aroma. saling menutup kekurangan antara rasa dan aroma. Terbiasa memanggang "agak" gosong, karena hitam pekat baru dianggap kopi. Untuk medapatkan rasa yang lebih kuat pada saat memanggang biasa ditambahkan mentega didalamnya. bahkan untuk kopi kelas 2 dan 3 ditambahkan biji jagung atau beras agar jumlahnya menjadi banyak.
Kopi punya cara sendiri untuk menciptakan berbagai
suasana, setiap orang punya tujuan dan caranya masing-masing. kopi pelengkap
segala macam suasana. mudah didapatkan dimana-mana dan bersyukurlah kita
tinggal di Indonesia. Berbagai macam jenis kopi tersedia melimpah, olahannya
ada sepanjang tahun. tidak seperti beberapa Negara Eropa yang harus
mendatangkan dari Negara lain sehingga menjadikan acara minum kopi sebagai
budaya yang mahal.
![]() |
Persediaan terbatas |
Kopiku Kopimu
Kopi banyak jenisnya, aroma dan rasanya pun berbeda
dan masing-masing punya ciri khas. Bercerita mengenai 4 jenis Arabika, Robusta,
Liberika dan Excelsa pasti membutuhkan ruang khusus. Cara memanggang sampai
menyajikanpun akan sangat mempengaruhi rasa, belum lagi sekarang trend coffee art dalam penyajian kopi
juga jadi acuan.
![]() |
Kopi dan Mug |
![]() |
Filosofi kopi |
Interaksi Kopi
Minum kopi sekarang sudah menjadi gaya hidup masa
kini. Menikmati secangkir kopi sambil berbincang bisa menghangatkan suasana.
melunturkan kelelahan dan ketegangan dengan perbincangan hangat bersama
secangkir kopi.
Di Pontianak, nongkrong dan minum kopi itu sudah seperti kewajiban utama. Pagi, siang, sore dan malam hampir 24 jam warung kopi selalu buka dan menemani. Tradisi ini membuat warung kopi menjamur disetiap sudut kota. satu jalan, Jalan Gajah Mada malah ditetapkan menjadi coffee street. Paling tidak lebih dari 60 gerai kopi mulai dari pinggir jalan, tenda sampai warung kopi permanen tumpah ruah dijalan ini. bukanya pun bergantian seperti shift rumah sakit yang tidak pernah kosong.
Di Pontianak, nongkrong dan minum kopi itu sudah seperti kewajiban utama. Pagi, siang, sore dan malam hampir 24 jam warung kopi selalu buka dan menemani. Tradisi ini membuat warung kopi menjamur disetiap sudut kota. satu jalan, Jalan Gajah Mada malah ditetapkan menjadi coffee street. Paling tidak lebih dari 60 gerai kopi mulai dari pinggir jalan, tenda sampai warung kopi permanen tumpah ruah dijalan ini. bukanya pun bergantian seperti shift rumah sakit yang tidak pernah kosong.
Bagi saya, secangkir kopi akan sangat penting dalam
setiap interaksi sosial. Perbincangan santai, rapat serius atau deal penting lebih mudah cair dengan
seruputan kopi. Kebiasaan ini sudah menjadi lumrah dan menyenangkan.
![]() |
Aku dan Kopi |
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry