Menembus Imigrasi, Menikmati Johor Bahru

Menembus Imigrasi!
Fenomena yang tampak disini luar biasa, jika anda pernah melihat orang mengantri makanan di pengungsian, begitulah kami. Semua berusaha merangsek didekat gerbang, melihat semua petugas yang masih hilir mudik mempersiapkan diri, ditambah bunya sirene yang menandakan semua pegawai harus bersiap dan melakukan briefing! Bah! Saya pikir mau perang! Setelah bunyi sirene orang-orang dibelakang saya makin beringas merangsek masuk. Saya malah kasian dengan ibu dan bapak disebelah saya yang terlihat agak ringkih dan selalu berpegangan tangan. Ah, seandainya dibuat beberapa jalur, untuk yang sakit/tua/hamil/anak-anak, laki-laki dan perempuan. Pasti semuanya lebih teratur ya.

Penderitaan maju, dorong, desak, masih berlanjut pada saat gerbang dibuka. Jangan mimpi kalau misalnya budaya antri dilakukan. Semuanya berlarian seperti maling dikejar polisi. Sebenarnya didepan imigrasi diberlakukan 4 baris dengan 2 loket tapi ya itu! Bisa jadi akibat saling nyempil maka barisan bisa berubah jadi 6 atau 8. Satpam? Sepertinya hanya jadi penghias didepan loket bahkan loket untuk WNA pun diserobot oleh WNI padahal sudah jelas tulisannya. Siapa yang kuat dan licik dia yang berkuasa hahaha.
 
Tiba giliran saya setelah menunggu cukup lama dan melawan beberapa orang yang berusaha menyalip dengan membuat badan saya lebih lebar. Petugas terlihat santai tanpa banyak Tanya, memasukkan paspor kedalam mesin scanner, memberikan stempel dan menyerahkan kembali. Saya berhasil menyelesaikan imigrasi Entikong, saya harus melewati perbatasan Malaysia yaitu Tebedu. Biasanya disini petugasnya akan lebih banyak bertanya jika kita baru pertama kali masuk kenegara ini, mulai dari tujuan, menginap dimana dan apa yang akan dilakukan. Tapi kebetulan saya lumayan sering berkunjung ke Kuching, tanpa banyak Tanya petugas langsung stempel dan memberikan kembali kepada saya. Oh ya disini sering terjadi kemacetan jika kita salah mengambil barisan di antrian TKI. Saya akui disini lebih teratur rapi dan 1 loket hanya ada 1 barisan. Iri ya?
 
Menyusuri Jalan Negeri Sarawak
Perjalan menuju Kuching juga mulus tanpa ada lubang dan jalan rusak, cuman jalan yang menanjak dan turunan yang curam, saya malah lebih memilih tidur disini karena perjalanan masih cukup panjang, saya masih bisa tidur nyenyak kurang lebih 3 jam hingga sampai tke Kuching Central, terminal bus yang mirip bandara terintegrasi dengan mini mall dengan system keluar masuk yan rapi dan membuat para penumpang merasa nyaman. Kuching Central juga tidak jauh dari terminal Internasional Kuching. Bisa dicapai dengan Taxi kurang lebih 15 menit. Jika kita ingin menginap disini juga terdapat beberapa hotel transit.
 
Pontianak dan Kuching mempunyai perbedaan waktu 1 jam, jangan lupa untuk mengubah jam karena akan memudahkan kita mengecek jadwal transportasi kita. Pukul 10 pagi saya tiba di Kuching Central dan memutuskan langsung menuju Bandara Internasional Kuching. Untuk melanjutkan perjalanan saya menuju Johor Bahru. Perjalanan ini kurang lebih memakan waktu 1 jam lebih.
 
Johor Bahru I’m Coming!
Tiba dibandara Internasional Senai sudah ada bus atau taksi yang bisa kita gunakan untuk menuju pusat kota Johor Bahru atau JB sentral. Silakan untuk memilih transportasi yang sesuai. Saya sudah lelah menggotong backpack. Saya memilih untuk menuju hostel dan menyimpan backpack saya agar mempermudah pergerakan saya.

Perut sudah lapar karena saya hanya sempat makan roti dan kopi saja di bandara. Seperti biasa, saya akan lebih memilih untuk menikmati kebiasaan lokal dan menikmati makanan favorit yang ada di Johor Bahru ini. Kalau saya boleh bercerita sedikit di JB, orang-orang disini hobi sekali berbincang di kedai, bahkan ada kedai yang buka hingga 24 jam. Makanan yang dijual kebanyakan bertemakan India, Melayu dan Tiongkok. Pengamatan saya mengatakan mayoritas disini adalah India dan Tiongkok. 
 
Berlanjut ke acara menemukan makanan lokal, saya mencoba menikmati 2 Chapati (sejenis roti pipih india) yang tentu saja dimakan dengan menggunakan kuah kari.Berusaha untuk hemat hehehe cukup membayar RM 3 saja. Dan tentu saja ditambah dengan Barley ais seharga RM 1,20. Saya juga sempat melihat kesekeliling. Banyak sekali yang bersantai dan berbincang dikedai ditemani dengan segelas Kopi O dan teh tarik. 
 
Hari semakin sore, saya berjalan terus menyusuri daerah skudai dekat tempat saya menginap. Saat menyusuri jalan, saya menemukan banyak hal menarik mulai jari penjaja togel alias lotere yang selalu berusaha untuk membuat kita tertarik membeli, oh ya disini legal dan bebas untuk diperdagangkan kecuali untuk melayu muslim. Saya juga bertemu dengan pria tua yang berprofesi sebagai mucikari dan menawarkan “amoy” atau wanita penghibur. Sungguh lucu dan menarik untuk menelusuri sayangnya saya tidak berani untuk mengambil foto berbagai transaksi disini, lagipula tujuan utama saya mencari kuliner enak.
 
Saya menuju salah satu pasar malam yang banyak menyediakan makanan lokal disini di dekat taman Unversiti, penjual makanan disini bermacam-macam karena budaya makan disini luar biasa. Dalam 1 hari bisa 5 kali makan besar, tapi memang porsi yang dijual tidak terlalu besar. Satu lagi hal menarik disini, jika kita membeli makanan di pedagang kaki 5 semua peralatan terbuat daari plastic atau melamin dan satu juga yang mengejutkan. Sendok dan garpunya kalaupun terbuat dari besi pasti super tipis dan kebanyakan bengkok. Saya tidak membeli makanan disini, saya lebih mencari kedai supaya saya bisa makan sembari duduk


Saya berhenti di kedai India yang lumayan ramai karena banyak yang menikmati makanan disana, saya sendiri memesan nasi lemak yang dibungkus dengan daun pisang. Didalamnya terdapat nasi yang diisi dengan sambal dan telur rebus. Harganya lumayan murah, hanya RM1,5 perbungkus. Saya memakan dua bungkus dan sebotol air mineral yang sudah saya isi dari hostel. Perut kenyang dan murah. Selanjutnya saya melangkah lagi untuk mencari lokasi lain
 
Saya menemukan Night Market tepat di belakang KSL City Mall, sederet dengan Grand Paragon Hotel. Mulai dibuka dari 4 sore, namun pedagang – pedagang baru lengkap pada kisaran 7 malam. Jualannya macam-macam semua seba murah, disini juga banyak kerajinan yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh. Tetap ya, setiap pasar malam pasti menawarkan banak jajanan yang menggoda jiwa dan raga. Selain itu juga masih banyak VCD bajakan bahkan dari penyanyi Indonesia masa lampau, disini juga saya melihat banyak artis jalanan yang siap melukis wajah kita menggunakan pensil
 
Setelah lelah berkeliling dan menikmati berbagai macam atraksi jalanan dan pedagang yang menjual berbagai macam pernak pernik, kaos, elektronik dan semua kebutuhan sepertinya ada. Saya sempat menawar beberapa gantungan kunci dan pastinya beberapa cemilan berhasil saya beli. Karena sudah lelah saya pun memutuskan untuk berjalan pulang menuju hostel karena saya belum beristirahat sama sekali. Melelahkan namun membahagiakan. Saya akan melanjutkan perjalanan esok pagi-pagi sekali. Mari kita tidur.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.