Bincang Santai < Ibu Dwi listyawardani (Kepala Perwakilan BKKBN propinsi Kalimantan Barat)






Kali ini saya berkunjung ke kantor BKKBN perwakilan Propinsi kalimantan Barat, saya akan berbincang dengan ibu Dani, Kepala Perwakilan BKKBN yang baru pindah di Pontianak kurang lebih 6 bulan, masih cukup baru. Saya selalu merasa beruntung karena disela-sela kesibukan beliau, saya dapat kesempatan bertemu. Satu hal yang agak sulit dilakukan setelah kurang lebih menyusun jadual 2 bulan. Kunjungan ke daerah-daerah diKalimantan Barat yang cukup rumit aksesnya membuat saya harus berusaha keras membuat janji bertemu.
Akhirnya beberapa waktu yang lalu saya bisa berkunjung ke ruang kerja beliau yang cukup besar dengan suasana rumahan khas ibu rumah tangga, dengan sajian cemilan dimana-mana. Walaupun tadi sudah cukup lama menunggu, rasa lelah dan dahaga terbayarkan dengan segelas syrup melon dingin yang tersaji dimeja tamu. Diruangan ini juga ternyata terdapat ruang rapat kecil yang digunakan beliau untuk berkoordinasi dengan bawahannya.
Perbincangan kami cukup hangat, ternyata beliau ramah dan hampir semua pertanyaan kami dijawab dengan sistematis, terutama masalah perubahan kebijakan, penggunaan kontrasepsi, gaya hidup masyarakat termasuk kehidupan pribadi beliau, walaupun memang tidak banyak yang bisa saya ungkit. Mungkin yang cukup menarik adalah masalah kontrasepsi dan gaya hidup.
Kontrasepsi atau alat pengatur kelahiran memang sudah cukup dikenal luas masyarakat, baik yang digunakan oleh wanita atau pria, ada yang penggunaannya harus melalui bantuan petugas medis atau bisa digunakan sendiri oleh masyarakat. Memang ada yang harus dengan resep dokter dan ada juga yang bisa didapat bebas oleh masyarakat. Mungkin yang paling familiar adalah alat kontrasepsi pri yaitu kondom
Memang ada beberapa kontroversi tentang tatacara penjualannya yang bebas dan dapat dibeli oleh siapa saja dan ini memang penggunaannya tergantung dari tingkat pengetahuannya. Menurut saya pendidikan sex memang diperlukan dan mesti diketahui sejak dini, saya sempat bertanya kepada ibu diah, apakah ini pengaruh budaya barat? Kebetulan beliau cukup lama tinggal dan bersekolah disana. Menurut beliau bahwa memang dulu hidup free sex memang dianut oleh remaja barat namun seiring dengan waktu dan penyakit sex yang berbahaya, remaja barat sangat berhati-hati dan setia pada pasangannya.
Hal lain yang menarik adalah mengenai vasektomi, dimana saluran sperma pria diikat dengan proses operasi kecil dengan bius lokal dan bisa dilakukan tidak lebih dari 10 menit, jika nantinya sang pria ingin memiliki anak kembali saluran tersebut dapat dibuka lagi ikatannya sehingga ini tidak bertentangan dengan agama. Metode lama yang belum familiar ini memang sedang digalakkan dimasyarakat dan diharapkan berhasil mengontrol kelahiran di Indonesia. Berikut sedikit informasi mengenai ibu Dani.
Ibu Dani, demikian panggilan Dwi listyawardani. Wanita kelahiran Bogor, 4 sept 1961ini menyelesaikan pendidikan S1 nya di IPB, merasa jurusan sudah pas dengan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, beliau memutuskan untuk mulai berkarier tahun 1986, setelah 5 bulan kemudian, beliau ditempatkan di BKKBN Jawa Timur selama kurang lebih 20 tahun. Sembari bekerja dijawa timur beliau menemukan sosok yang cocok untuk menemani hidupnya, dan memutuskan untuk menikah dengan Muhammad Fuad Arief, dari pernikahan ini, beliau dikaruniai 2 orang anak, 1 Putri-Rizka amalia fitrianissa arief-13 agt 1994 dan 1 putra Rizky akbar farizi arief – 05 nov 1998




Setelah menikah, beliau tidak berhenti untuk terus belajar, dimana beliau berhasil mendapatkan beasiswa S2 di amerika serikat dan menyelesaikan study s2 bidang demografi. Kepercayaan suamilah yang membuat beliau terus mengejar karier, begitu pula dengan suami yang berhasil menyelesaikan pendidikan S2 di Selandia Baru hingga anak ke 2 pun dilahirkan disana.
Setelah pindah ke Pontianak dan tinggal di Jl untung surapati 4, beliaupun harus berpisah dengan anak dan suami, demi melanjutkan karier sebagai kepala perwakilan BKKBN propinsi Kalimantan Barat. Sungguh pencapaian yang luar biasa.

DI BKKBN propinsi Kalimantan Barat, Ir. Dwi listyawardani, MSc,Dipcom merupakan wanita ketiga yang memimpin lembaga ini, walaupun beliau harus mengurusi banyak BKKBN daerah yang tersebar diseluruh wilayah kalimantan barat yang luas, beliau menyatakan kerasan dan merasa nyaman dengan ritme dan lingkungan kerja di kalimantan Barat. Beliau selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi wilayah binaan, bertemu dengan para kader untuk memberi semngat dan motivasi serta melakukan rapat pimpinan.
Dwi listyawardani, menunjukkan bahwa wanitapun dapat melakukan tugas besar dan memimpin institusi serta memberi konstribusi lebih kepada bangsa dan negara.





Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.