Makan Malam < Istana Buah a.k.a Tapaz

Sebenarnya begitu dengar bakal diajak rapat dan makan disini, karena menurut saya agak malas, pertama pelayanannya kurang menyenangkan, kedua banyak jebakan batman, ketiga makanan disini standart saja. Beberapa kali pengalaman saya makan disini semuanya ngga beres, entah kenapa. Saya ngga tagu salahnya dimana. Tapi yang jelas, pengelola mesti melihat kinerja para pegawainya. Harus bisa melayani dengan baik semua kalangan. Tidak mungkin masuk ketempat seperti ini jika tidak punya uang, demikian logika yang seharusnya bisa diterima. Tidak perlu memandang remeh atau sinis terhadap tamu yang mungkin penampilannya biasa-biasa saja.

Saya runtut dulu kali ya, biar adil dimana plus minusnya, biar ketahuan dan bisa jadi pembanding. Waktu itu saya diundang acara makan malam bos yang sedang ulang tahun, dari awal saya datang emang kelihatan wajah pegawainya sudah terlihat capek dan agak lusuh, pelayanan yang begitu lambat membuat kelompok kami agak cemberut, kebetulan bos saya memesan cah kangkung, lebih dari setengah jam menunggu namun tidak kunjung datang. Termasuk pemesanan minuman yang salah, namun karena lama menunggu, akhirnya diminum saja. Sempat komplain tapi malah kami yang disalahkan, kenapa meminumnya. Jujur saya sempat kaget, lalu apa gunanya pelayanan menulis pesanan?


Setelah menunggu lama untuk cah kangkung, pelayan dengan wajah lusuh dan kecapekan datang dan mengatakan bahwa kangkungnya sudah habis, kembali bos saya agak berang, seharusnya ini sudah disampaikan dari awal sehingga dapat mengganti menu, pelayan beralasan koki tidak tahu dan baru memberi tahu. Menurut saya hal ini bisa diminimalisir, sudah ada kertas order yang diserahkan ke koki, koki bisa menghitung jumlah order dan pesanan yg dibuat sehingga jika habis bisa langsung memberi tahu dan mengganti dengan order yang lain.
Satu lagi hal yang membuat bos saya berang, bill yang diberikan tidak valid, ada beberapa minuman dan makanan yang tidak datang namun ikut terhitung, termasuk kue-kue diatas meja dan kerupuk. Seharusnya pelayan bisa menghitung ulang sebelum dihitung kasir dan melakukan pengecekan ulang terhadap orderan tamu, bukan ngotot dan mengatakan ini dan itu. Ada baiknya kepala pelayan bisa lebih baik dan belajar secara keilmuan. Itu cerita kunjungan pertama.
Dari segi makanan saya sempat memesan beberapa makanan, saya memesan bihun goreng seafood. Lumayan rasanya, saya lebih suka lagi karena seafood yang dimasukkan kedalam juga lumayan banyak, sehingga menjelaskan kepada lidah saya bahwa ini memang bihun seafood, tingkat kematangan bihun pas, sayuran juga pas, satu lagi yang saya suka, kaldu yang digunakan adalah kaldu seafood serta aroma kecap ikan yang pas. Harga dan rasa cukup berbanding, walaupun mungkin menurut beberapa orang, porsinya tidak begitu besar.


Kunjungan berikutnya sewaktu bareng-bareng ama teman buka puasa bersama karena ditawarkan paket menarik berbuka, makanan yang dihidangkan memang enak-enak, apalagi sudah berpuasa seharian, pasti semakin membuat semuanya terlihat sangat nikmat, cuman sayangnya jika mau membeli paket harus menambah dana lagi untuk makanan dan minuman pembuka. Kejadian hampir sama lagi, diatas meja tersedia makanan-makanan kecil, berbahaya sekali jika kita tidak menghitung dengan tepat, karena bisa saja semua yg tersaji diatas meja akan dimasukkan kedalam bill anda. Hitung dengan cermat dan teliti. Satu hal lagi, anda harus benar-benar cerewet jika makanan ini dihidangkan secara buffet, jika anda tidak meminta, bisa saja makanan diatas meja tidak ditambah dan anda hanya bisa gigit jari. Jadi pastikan meminta hak anda!


Saya juga pernah diundang untuk pesta ulang tahun dan rapat peluncuran novel disini, beberapa makanan memang menjadi primadona disini, memang lumayan enak tapi masih ada yang lebih enak. Mestinya musik musik karaoke lebih diupdate, karena tidak semua pengunjung orang tua. Sekali lagi, kejadian memesan makanan, setelah setengah jam lewat dan makanan yang diorder ternyata tidak ada. Luar biasa, ternyata belum berubah. Akhirnya saya memesan paket nasi sapi lada hitam, yang disajikan dengan sup jagung, ayam dan udang katsu dengan lalapan plus mayonaise, sambalnya disajikan sambal bajak, agak aneh memang jika dipadukan dengan katsu dan lada hitam, but overall semuanya lumayan juga rasanya. Tapi jujur, jika untuk niat menikmati makanan disitu saya mungkin tidak yakin untuk datang, kecuali diundang. Semoga ada perubahan disana.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.