Makan siang < Warung Jogja, Pertigaan jalan Soetoyo.

Lagi kangen sama maakan Jogja. Saya juga lagi kangen. Susah-sush gmpang mendapatkan makanan Jogja di Pontianak. Banyak juga warung makanan yang menyediakan makanan ini dalam menu makannya namun sayang, rasa yang dihadirkan tidaklah otentik. Ada rasa lain yang membuat kita tidak menemukan rasa Jogja didalamnya. Kebanyakan beberapa rumah makan yang menyajikan menu gudeg misalnya, tidak mengkomplitkan sajiannya sehingga tetap ada yang kurang dalam rasa secara keseluruhan. Sangat disayangkan sekali.

PErnah saya mencoba memesn paket gudeg komplit di warung makan tepat dikantor saya bekerja (volare fm) tapi dalam paketnya kehabisan sambal krecek. Bagaimana mungkin bisa mendapatkan sensasi gudeg komplit. Tentu tidak mungkin sama sekali. Sering kali kita ditawari satu paket komplit makanan namun terkadang dalam makanan tersebut ada saja yang kehabisan. Menurut saya sebaiknya jika memang sudah kehabisan salah satu itemnya, coret saja menu tersebut dari daftar menu hari ini sehingga tidak ada kekecewaan pelanggaan.
Sebenarnya apa yang bisa didapatkan jika kita memesan 1 paket komplet gudeg Jogjakarta?? Sedikit info tentang kuliner ini




Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:
• Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
• Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
• Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih.
Ada sebuah cerita yang beredar di masyarakat yang mengisukan bahwa warna coklat pada gudeg dihasilkan dari darah ayam yang ditambahkan pada masakan. Mitos ini tidak benar, karena warna coklat dihasilkan dari daun jati.
Oh ya. ikut saya yuk. Meluncur ke Warung Jogja yang ada dipertigaan soetoyo. Tempatnya sangat ngejawani sekali. Saya juga sempat mengintip dapurnya yang sangat jawa sekali. I luv this cool place. Asli… bener-bener warung jogja banget dah. Apa yang disajikan disini cukup memberikan kesenangan luar biasa. Dari tempatnya saja saya sudah dapat sesuatu yang cozy. Dari pilihan makanannya cukup banyak, namun waktu saya kesana siang hari beberapa menu sudah habis atau sedang dipanaskan. Pilihannya juga macem-macem mulai dari segala jenis bali, gorengan, sambal, semur dan masakan bersantan serta gudeg.

Pilihan saya cukup sederhana kali ini. Saya tidak memilih nasi gudeg komplit. Menu saya hari ini, nasi, gudeg, sambel, tahu goreng isi dan gorengan tepung serta sambal….. wuihhh penuh banget piringnya. Saya pengen dapet sensasi gudeg. Betul rasanya cukup otentik. manis gurih ala jogja. Duh mantep banget. Lembut dan menggugah selera. Satu hal yang membuat saya menyukainya. rasa lembut tidak bearti nangka muda ini dalam kondisi hancur. warna merah daun jati tetap menjadi daya tarik tersendiri untuk menikmatinya. Wah saya jatuh cinta dengan rasanya. Lumayanlah, tanpa harus ke jogja hahahaha.

Untuk makanan lain seperti gorengan dan sambal, saya sudah sering menemukannya dan yang pasti, walaupun rasanya pedas tapi tetap gurih dan manis. Boleh juga dinikmati dengan es jeruk manis atau es the manis. plus kerupuk bulat yang ngejawani. pas sudah rasanya makan siang hari ini. cukup dengan Rp 12.000,- untuk keseluruhan rasa. Mantap dan bisa diulang lagi untuk berikutnya. 1 hal yang ngga bisa ditemukan ditempat lain. Tempatnya yang cozy dan mantap!!!
Pengen buat sendiri??

Gudeg Nangka

Bahan :
1 kg nangka yg sedang tuanya (tidak terlalu muda dan tdk terlalu tua), potong-potong (echa: 3 kaleng)
12 btr telur rebus utuh (kupas kulitnya kalau ingin bumbunya lebih meresap)
1000 cc air kelapa (echa: nggak pakai, tapi pakai 1 sdt cuka)
8 – 10 lbr daun salam
5 – 8 iris lengkuas ½ x 8cm yg diiris menurut panjangnya
200 gr gula merah, iris halus
2000 cc santan dari 1 butir kelapa (echa: 1 liter santan kotak)
Haluskan :
12 btr bawang merah
12 siung bawang putih
1 sdt ketumbar (echa: 1 sdm)
2 sdm garam (echa: 3 sdt)
Cara Membuat :
Tahap I
1. Karena memasaknya butuh waktu lama dan sampai cairannya mengering, maka gunakanlah panci beralas tebal.
2. Tata daun salam menutupi dasar panci, tata juga diatasnya irisan lengkuas (selain sebagai penyedap, juga berfungsi sebagai alas masakan ini agar tidak hangus).
3. Campur bumbu halus dengan 500 cc air kelapa, aduk rata.
4. Masukkan berturut turut potongan nangka muda, telur rebus, gula merah, siram bumbu halus yang dicairkan dengan air kelapa.
5. Tambahkan air kelapa secukupnya sebatas tinggi nangka + telur tadi agar terenda.
6. Tutup panci rapat-rapat, masak diatas api sedang , tanpa dibuka tutupnya sekalipun selama kira-kira 2 jam.
Tahap II
1. Setelah 2 jam lihat apakah airnya sudah tinggal sedikit, angkat dulu telurnya dan sisihkan sementara agar tidak hancur.
2. Masukkan santan, aduk-aduk dengan sendok kayu sambil menghancurkan potongan nangka (jaga jangan sampai daun salam dan lengkuasnya terangkat . Pada tahap ini volume nangka menjadi kurleb separonya.
3. Masukkan kembali telurnya sampai sedikit terkubur dalam nangka.
4. Masak lagi dengan api kecil selama minimal 3 jam.
5. Aduk sesekali sampai santan habis.
6. Pada tahap II ini biasanya memasak sampai 7 jam pake kompor listrik dengan pengaturan api 1/2nya atau 300w agar terjaga kestabilan apinya, karena kalau pakai kompor gas, apinya suka mati karena diatur kecil sekali.
7. Hasilnya gudeg cantik berwarna coklat kemerahan dengan cairan yang sedikit dan kental.
8. Siramkan areh/ kuah opor ayam kental diatas gudeg nangka ini secukupnya pada saat dihidangkan.
Pelengkap Gudeg: Bumbu Areh, Opor Ayam & Tahu, Sambal Goreng Krecek
Bumbu Areh
gunakan kuah opor ayam tahu yang sedap dan yang jumlah santannya dilebihkan dan kental, karena areh tradisionalnya
hanya santan yang cuma dibubuhi garam dan daun salam aja.

OPOR AYAM TAHU
Bahan :
2 ekor ayam, potong 8, goreng setengah matang
4 buah tahu putih besar, potong 4, goreng
2250 cc santan dari 3 butir kelapa ( pisahkan kental dan encer )
4 sdt gula merah
3 btg serai, memarkan
6 lbr daun jeruk purut
minyak goreng untuk menumis
Haluskan :
18 btr bawang merah
18 siung bawang putih
15 btr kemiri sangrai
1 sdt ketumbar sangrai
1 ½ sdt jintan sangria
3 cm langkuas
5 sdt garam
Cara Membuat :
1. Tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum, tuangi santan cair.
2. Masukkan gula, serai, daun jeruk purut, didihkan.
3. Masukkan ayam dan tahu yang telah digoreng sampai kuah tinggal setengah.
4. Masukkan santan kental, timba-timba agar santan tidak pecah.
5. Masak terus sampai santan agak mengental
SAMBAL GORENG KRECEK
Bahan :
300 gr krupuk krecek khusus masakan (kalau yg untuk dimakan langsung sering hancur bila dimasak )
200 gr kacang tolo
50 gr cabe rawit besar warna merah, kuning dan hijau ( jumlah bisa disesuaikan dgn selera )
1 sdt asam
2 ltr santan dari 1 butir kelapa ( pisahkan yang kentalnya )
3 lbr daun salam
6 cm lengkuas, memarkan
100 gr cabe merah besar, rebus, blender halus
100 cc minyak goreng
garam secukupnya
gula merah secukupnya
Haluskan :
12 btr bawang merah
12 siung bawang putih
Cara Membuat :
1. Cuci kacang tolo sampai bersih, tiriskan dan masukkan dalam air mendidih dipanci hingga terendam kurleb 5 cm diatasnya. Diamkan selama 2 jam, hingga kacang mengembang.
2. Rebus kembali, didihkan selama kurang lebih 10 menit (tambahkan airnya hingga tetap terendam air 5 cm diatasnya).
3. Tiriskan dan bilas dengan menyiramkan air sampai bilasannya jernih.
4. Rendam krecek dgn air biasa hingga lunak, peras dengan kedua telapak tangan saling menggengam agar krecek tidak hancur. Bilas dan peras lagi beberapa kali dengan cara yang sama, sampai keluar semua minyak yang coklat kehitaman dan airnya jernih.
5. Tumis cabe merah halus dengan 100 cc minyak goreng, hingga minyaknya keluar dan berwarna merah menyala, sisihkan.
6. Tumis bumbu yang dihaluskan dengan sedikit sisa minyak tumisan cabe sampai harum, masukkan serai, daun jeruk purut.
7. Tuangi santan cair, didihkan, bubuhi garam dan gula.
8. Masukkan Kacang Tolo, masak sampai matang, kemudian masukkan kreceknya dan santan kental.
9. Timba-timba agar santan tidak pecah , setelah agak mengental masukkan cabe rawit.
10. Masak terus sampai kuah mengental, dan minyak berwarna merah cerah mengambang dipermukaan.
Catatan:
‘Ampas gudeg’ yang berupa salam, laos dan sedikit gosongan nangka berbumbu bisa dipakai untuk membuat telur pindang susulan. Tambahkan air/santan encer, garam dan gula secukupnya sampai telur rebus yg diretakkan kulitnya terendam. Masak lagi sampai kulit telur coklat, dan bumbu meresap.


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.