Gerah dengan dunia perkomedian Indonesia.

Apa yang anda pikirkan saat menonton dunia komedia Indonesia?. Saya sudah tidak bisa tersenyum lagi. Saya sudah tidak nyaman dengan penampilan para "komedian" muda Indonesia yang mengaku kalau mereka lucu dan banyak membuat orang suka. Sekarang pikirkanlah dengan bijaksana hai para komedian Indonesia, apakah program lawakan anda lucu dan mendidik, saat tayangan komedi itu ditayangkan di tv swasta pada jam prime time yang notabene nya ditonton oleh remaja dan anak-anak. Saya yakin orang tua tidak dapat mengawasi tontonan anak-anaknya karena hampir kebanyakan keluarga mempunyai TV disetiap kamarnya.

Apa pendapat Para bloggers??





Lihatlah para lelaki tomboy mulai dari olga, ruben, ivan dan masih banyak lagi yang sangat menyakitkan mata dengan lawakan aneh mereka, mulai dari bahasa kotor, makian, bahasa banci, dan satu hal yang tidak pernah ketinggalan "kekasaran fisik" yang dilakukan terhadap lawan mainnya. Kebanyakan hal ini juga kebanyakan dilakukan oleh para presenter acara talkshow dan musik, saling menghina dan mengolok-olok adalah keharusan yang harus dilakukan sebagai hal wajib supaya terlihat lucu.

Satu contoh yang nyata adalah acara opera van java tanggal 24 April 2009 yang ditayangkan sebuah TV swasta. Terlihat olga melakukan pendorongan kepala terhadap nunung dan itu dilakukan berkali-kali. Padahal setahu saya Nunung jauh lebih tua dari olga dan itu berlanjut dilakukan kepada pemain-pemain lain. Apakah ini tidak kebablasan?. Belum lagi Pelemparan-pelemparan Alat-alat panggung kepada antar pemain terutama salah satu pemain yang menjadi subjek penderita disana. Apakah itu terlihat lucu? Apakah itu mendidik? apakah itu trend komedian saat ini?

Itu baru satu acara, belum acara lain, Tanggal 24 April 2009 tepat ditayangkan AMI (Anugrah Musik Indonesia), untuk acara semegah dan semewah itu, apakah elegan seorang pria tomboy yang membawaka acara itu? Apa hanya karena dia presenter musik? Saya berpikir lebih baik jika presenternya memang dari kalangan musikus yang lebih mengerti dan paham tentang music, dan masih banyak acara lain yang dapat dijadikan contoh di Republik ndonesia itu.

Saya sempet merasa kasihan dengan sosok tessy kabul yang dilarang tampil di TV karena perannya selalu menggunakan busana wanita. Sekarang beliau dilarang tampil, sungguh menyedihkan padahal tessy merupakan salah satu maestro lawak Indonesia dengan perannya yang konsisten. Tessy sudah muncul jauh sebelum KPI dan UU pornografi dan Pornoaksi dibentuk. Ada hal lain yang perlu kita lihat, bandingkan tessy dan pria-pria tomboy itu jika diluar panggung. Siapa yang benar-benar pria dan siap yang hanya pura-pura pria. Sungguh disayangkan jika peraturan dibuat hanya untuk "menendang bakul nasi" orang lain.

Saya tidak punya maksud apa-apa dan menyudutkan siapa-siapa. Saya hanya ingin agar tayangan televisi lebih berkualitas, terutama untuk jam-jam yang ditonton oleh keluarga. Pihak TV juga harus bisa menyeleksi tayangan yang layak tonton, jangan hanya karena uang dan target bisnis tapi merusak generasi muda Indonesia. KPI juga harus bisa memilah dan melihat, mana yang patut mendapat teguran dan mana yang memang melakukan sesuai peran. Jangan ada yang kebablasan. INDONESIA BUTUH TONTONAN BERKUALITAS dan MENDIDIK bukan TONTONAN SAMPAH

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.