Dunia Penyiaran yang Semakin Heboh

Sekarang ini banyak sekali radio radio di Malang yang bertebaran, mulai dari radio komunitas, radio pemerintah yang selalu menjual kanalnya dan membuat kanal baru, radio illegal, radio yang mengkalim dirinya legal, dengan mengantongi ijin dari berbagai pihak yang tidak diketahui kepastiannya, sampai radio yang benar-benar legal dan resmi. Dan disana akhirnya melahirkan penyiar yang handal, berkualitas dan berhati nurani atau penyiar gila uang, popularitas, dan tanpa hati nurani atau percampuran keduanya.

Sekarang ini banyak sekali radio radio di Malang yang bertebaran, mulai dari radio komunitas, radio pemerintah yang selalu menjual kanalnya dan membuat kanal baru, radio illegal, radio yang mengkalim dirinya legal, dengan mengantongi ijin dari berbagai pihak yang tidak diketahui kepastiannya, sampai radio yang benar-benar legal dan resmi. Dan disana akhirnya melahirkan penyiar yang handal, berkualitas dan berhati nurani atau penyiar gila uang, popularitas, dan tanpa hati nurani atau percampuran keduanya.

Dunia Penyiaran yang Semakin Heboh
Dunia Penyiaran yang Semakin Heboh
Apakah banyaknya penyiar sekarang ini, mencerminkan banyaknya broadcaster di Indonesia?? Jawabannya belum tentu. Seorang broadcaster bukan hanya dituntut mampu secara teknis, tapi juga bisa memahami gejala-gejala pasar yang ada.

Kalau berbicara malang, malang adalah kota yang sangat spesifik dimana penduduk selalu berubah ubah karena Malang merupakan tempat tujuan pendidikan sehingga mendapat julukan kota pendidikan, sehingga setiap acara dan gaya siar harus berubah-ubah namun tetap dinamis. Hal ini bisa dibuktikan dengan arus penduduk di Malang yang setiap tahun berubah. Pola siaran dan program radio perlu dibuat cukup kuat dan tidak perlu berubah-ubah layaknya di kota besar lainnya. Hal ini bertujuan untuk membuat sebuah citra terhadap radio yang bersangkutan (pada umumnya) dan khususnya program acara tersebut.

Kejadian-kejadian di saat sekarang adalah dengan banyaknya “broadcast handal” di Malang, banyak pula orang yang “merasa tahu” tentang dunia broadcast karena mereka telah berkecimpung belasan bahkan puluhan tahun di radio. Bermodalkan dasar teori-teori broadcast yang diajarkan, mereka merubah program sesuai dengan yang mereka ingin kan, bukan yang diinginkan oleh pasar.

Hal ini tentunya sangat riskan sekali bagi stasiun radio yang bersangkutan, dengan tidak stabilnya sebuah program acara, menjadikan radio tersebut kehilangan citra di telinga pendengarnya. Bisa jadi radio yang tadinya memiliki rating tinggi, menjadi menurun ratingnya.
Mungkinkah ini menunjukkan gejala-gejala “generasi instan” mulai merambah dunia broadcast? entahlah… semoga saja tidak. Banyaknya penyiar-penyiar baru di Malang semoga bisa menjadikan keberlanjutan sebuah dunia radio yang asik, unik serta kreatif, terarah dan dinamis. Bukan hanya radio asal jadi, jiplakan, dan hanya mementingkan uang semata dan merusak citra radio lain.

NB : Tulisan ini dibuat tanpa maksud menyinggung siapapun tapi dibuat untuk memajukan dunia radio
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.