Potensi Mangrove sebagai Potensi Pariwisata Pesisir
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Dalam dua dekade ini keberadaan ekosistem mangrove mengalami penurunan kualitas secara drastis.
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara
sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik
karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di
laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut
akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi
terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Dalam dua
dekade ini keberadaan ekosistem mangrove mengalami penurunan kualitas secara
drastis. Saat ini mangrove yang tersisa hanyalah berupa komunitas-komunitas
mangrove yang ada di sekitar muara-muara sungai dengan ketebalan 10-100 meter,
didominasi oleh Avicennia Marina, Rhizophora Mucronata, Sonneratia Caseolaris
yang semuanya memiliki manfaat sendiri. Misalkan pohon Avicennia memiliki
kemampuan dalam mengakumulasi (menyerap dan menyimpan dalam organ daun, akar,
dan batang) logam berat pencemar sehingga keberadaan mangrove dapat berperan
untuk menyaring dan mereduksi tingkat pencemaran diperairan laut, dan manfaat
ekonomis seperti hasil kayu serta bermanfaat sebagai pelindung bagi lingkungan
ekosistem daratan dan lautan.
Letak Indonesia yang berada di daerah tropis sangat
kaya dengan beranekaragam flora, fauna, dan biodiversitas lainnya. Kekayaan
alam yang berlimpah ini dapat dijadikan sebagai obyek dan daya tarik wisata
khususnya ekowisata. Secara umum kekayaan alam yang dapat dijadikan obyek dan
daya tarik ekowisata adalah hutan hujan tropis, hutan mangrove, hutan sagu,
pegunungan es, dan fauna langka seperti gajah, komodo, orang utan, harimau,
badak, burung cendrawasih, jalak putih, dan lain-lain. bahwa ekosistem hutanmangrove yaitu suatu sistem yang terdiri atas berbagai organisme (seperti
tumbuhan dan hewan), berinteraksi dengan faktor lingkungan dan dengan sesamanya
dalam habitat mangrove. Sumberdaya ekosistem mangrove mempunyai beberapa
peranan, baik secara fisik, kimia maupun biologi, sangat menunjang untuk
pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan sebagai penyangga keseimbangan ekosistem
di wilayah pesisir.
Potensi Mangrove sebagai Potensi Pariwisata Pesisir |
Ekowisata yang merupakan salah satu usaha yang
memprioritaskan berbagai produk-produk pariwisata berdasarkan sumberdaya alam,
pengelolaan ekowisata untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan hidup,
pendidikan yang berasaskan lingkungan hidup, sumbangan kepada upaya konservasi
dan meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat. Wisata ekologis merupakan
suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk
kepuasan. Ekowisata pesisir dan laut tidak hanya menjual tujuan atau objek,
tetapi juga menjual filosofi dan rasa sehingga tidak akan mengenal kejenuhan
pasar pariwisata. Pembangunan ekowisata berkelanjutan bertujuan untuk
menyediakan kualitas pengalaman wisatawan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat lokal.
Pada tahun 1992 dibentuk Pusat Informasi Mangrove
(Mangrove Information Center). Mangrove Information Center (MIC) merupakan
proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia melalui Proyek Pengembangan
Pengelolaan Hutan Mangrove Lestari dan Pemerintah Jepang melalui Lembaga
Kerjasama Internasional Pemerintah Jepang melalui Japan International
Corporation Agency (JICA).
Potensi Mangrove sebagai Potensi Pariwisata Pesisir |
Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengekplorasi teknik-teknik reboisasi yang bisa dilakukan untuk pemulihan (recovery)
kondisi hutan mangrove yang sudah mengalami kerusakan. Teknik yang ditemukan
adalah tentang bagaimana cara persemaian bibit dan penanaman mangrove.
Tingginya biaya operasional proyek yang dilaksanakan di Mangrove Information
Center (MIC) mengakibatkan terjadinya kekhawatiran terhadap kurangnya dana
proyek dan pemeliharaan dan pelatihan hutan mangrove di Kawasan Taman Hutan
Raya Ngurah Rai khususnya di Kawasan Mangrove Information Center (MIC)
melahirkan ide dan terobosan baru yang diharapkan bisa membantu menutupi
kekurangan dana tersebut. Ide cemerlang tersebut selanjutnya diimplementasikan
dengan pengembangan obyek ekowisata di Kawasan Mangrove Information Center
(MIC).
Potensi Mangrove sebagai Potensi Pariwisata Pesisir |
Mangrove Information Center (MIC) memiliki berbagai
potensi untuk mengembangkan obyek ekowisata antara lain sumber daya manusia
yang handal dan berkompetensi dalam bidang botani yang mampu
menginterpretasikan alam dengan pengunjung, sumber daya alam flora dan fauna
yang indah dan menarik, dan infrastuktur yang memadai untuk mengembangkan obyek
ekowisata
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry