Merasakan Kembali Nikmatnya Menu D'Bamboo

Makan menjadi hal penting untuk bertahan hidup tapi makan enak adalah kewajiban. Rasanya tidak sopan jika perut harus diisi dengan makanan yang tidak nyaman.

Berbicara lokasi makan di Pontianak, banyaknya luar biasa. Ada yang baru buka, ada yang rebranding dengan nama baru dan ada pula yang sibuk membuka cabang dimana-mana agar memudahkan orang-orang disekitar lokasi itu untuk berkunjung. Tentu juga untuk menyediakan tempat yang lebih lebar dan lebih luas bagi pelanggannya yang semakin banyak dari berbagai penjuru kota.
 
Choi Pan
Saya termasuk orang yang mengikuti perkembangan D’Bamboo. Waktu itu hujan deras dan saya tidak sengaja mampir ke D’Bamboo yang berlokasi dijalan veteran didepan wisma Korpri. Waktu itu tempatnya masih kecil dengan 1 los ruko dengan memanfaatkan bagian depan untuk mengukus chai kwee dan lahan yang seharusnya dijadikan tempat parkir juga dipasangi meja sehingga kendaraan diparkir menggunakan badan jalan.

Awalnya saya memesan semua makanan disini, mulai dari mie kering (yam mie), chaikwee/choipan berbagai isian, siumai sampai es nona/serutnya. Tidak lupa es kiamboi sebagai pelengkap. Memang jumlah pesanan saya banyak tapi itu semua demi killing time menunggu hujan reda.

Dulu disini paling tidak ada 4 jenis cocolan cabe. Mulai dari cabe terasi, cabe bawang putih, cabe siumai sampai cabe untuk yam mie disediakan terpisah dan sudah tertulis diluar botol. Tapi terakhir saya kesana hanya ada 2 jenis yaitu cabe bawang putih dan cabe tarsi saja. Topping Yammie juga luar biasa ramai dan banyak. Mulai dari potongan ayam kecap yang besar-besar, irisan tipis kue ikan, udang rebus dan goreng tepung, bakso ikan, potongan telur dadar, kulit pangsit goreng dan sang juara kerupuk udang seukuran korek api favorit saya. Kemudian ditaburi daun bawang. Sempurna!

Siumay
Mie nya berbentuk keriting kecil, kenyal dan gurih, direbus dengan tingkat kematangan yang tepat dan di racik dengan menambahkan minyak bawang putih dan cuka membuat rasanya juara dunia. Ditambah dengan sup berisi sawi keriting segar! Mie seharga Rp 22.000,-/porsi ini dulu jadi juara dihati dan sekarangpun masih walaupun porsinya semakin mengecil dan toppingnya semakin sedikit. Sekarang bahkan sudah bertransformasi dengan topping ayam jamur dan sapi lada hitam serta bisa menggunakan mangkok pangsit. Tapi saya tetap cinta yang original.

Yam Mie
Nah, kalau dulu choipan seharga Rp 1000,-/buah ini rasanya lebih gurih dengan cocolan cabe yang pas tapi sekarang sudah agak berubah. Ternyata itu juga berimbas dengan siumainya seharga Rp 1300,-/buah , dulu kulitnya amat tipis, rasanya luar biasa hanya ada dominasi udang atau ayam tapi sekarang sudah semakin imut dan ada rasa yang hilang. Makanan ini sudah tidak seperti dulu setelah ada cabang baru di jalan Merdeka yang sangat besar. Saya merasa makanan ini sudah tidak dibuat dengan cinta lagi. Kuantitas lebih dikejar demi melayani konsumen yang banyak.

Untuk es serut/es nona nya memang mengalami perkembangan. Bentuknya sudah lebih ciamik, dari yang hanya menggunakan mangkok sekarang sudah menggunakan gelas cantik dengan topping yang bermacam-macam dan isian yang bermacam-macam. Porsinya yang besar dengan harga Rp 12.000 saja membuat minuman ini masuk daftar makanan enak, porsi besar dan murah (menurut saya).

Es Nona
Entah mengapa saya tetap suka menikmatinya di jalan Veteran ketimbang jalan merdeka yang parkirannya lebih luas. Mungkin karena hati saya sudah terpatri disini. Selain susah parkir tempat ini sudah diinvasi pengamen dan peminta-minta. Sungguh disayangkan. Pelayanan disini cukup cepat walaupun terkadng harus menunggu lama dibarengi wajah datar tapi saya maafkan karena yammie disini enak. Nilai 7,5 dari 10 saya berikan hanya untuk yammienya. Selamat makan dan salam yumces dari nomnomvora.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.