Kuching, ibu kota Sarawak, Malaysia, adalah surga bagi para pencinta kuliner. Dari hidangan laut segar hingga jajanan kaki lima yang menggoda, kota ini menawarkan petualangan rasa yang tak terlupakan. Namun, bagi saya, cara terbaik untuk benar-benar menyelami budaya kuliner Kuching adalah dengan ikut dalam kelas memasak makanan tradisional.

Beruntung sekali Sarawak Tourism Board mengajak saya untuk ikut kelas memasak bersama Indah House di Think & Tink. Akh, senang dong. Apalagi saya dan teman teman akan diajak pergi ke pasar tradisional untuk membeli bahan yang hendak dimasak nanti. Makanan yang dibuat semuanya menggunakan bahan lokal yang ada di Pasar. Langsung saja pukul 08.00 pagi, kamipun sudah bergegas untuk ke Kubah Ria Market.

Beruntung sekali, pagi ini cerah di Kuching, aroma pasar yang samar sudah tercium di udara. Saya tiba di pasar tradisional yang nyaman, jauh dari kata kotor dan kumuh. Sambutan hangat dari instruktur kami, bernama Pika. Seorang wanita lokal yang ramah dengan senyum menular, langsung membuat saya merasa seperti di rumah. Ini bukan sekadar kelas memasak; ini adalah undangan untuk masuk ke dalam hati kuliner Sarawak. 

Pedagang di pasar pun menyusun sangat rapi dagangan mereka. ada banyak sayur dan buah yang tersusun rapi diatas meja siap dijajakan. Aneka hasil hutan dan kebun berjejer dan dalam keadaan lembab, terlihat sangat segar! Pika menjelaskan aneka sayur dan buah yang ada di pasar, Ada yang selalu tersedia, ada pula yang tergantung musim. 

Aneka dedaunan, bumbu dan rempah menghamburkan aroma yang khas. Tentu saja dika dimasukkan kedalam masakan, aroma itulah yang ditangkap dan merasuk kedalam bahan makanan yang diolah.

Sesekali, mata saya melirik buah tangan yang bisa dibawa pulang. alih alih menahan diri untuk tidak berbelanja, akhir beberapa merek pasta laksa Sarawak, kopi lokal dan beberapa handicraft akhirnya terbeli juga. Selesai berbelanja, kak Lin sang pemand wisata akhirnya memanggil kami untuk segera kembali ke Bus untuk diantaran ke lokasi masak di Kota Kuching.

Kelas dimulai dengan perkenalan singkat tentang bahan-bahan utama yang akan kami gunakan. Pika dan Dayang dengan sabar menjelaskan fungsi setiap rempah, dari serai wangi hingga bunga kecombrang yang khas, tak lupa chilli padi yang pedas, serta bagaimana kombinasi uniknya menciptakan cita rasa khas masakan Sarawak. Saya belajar tentang pentingnya bumbu kari yang kami gunakan untuk memasak.

Menu kali ini sudah membuat saya menelan liur. Ayam masak Laksa, Ayam Gula Apong, Midin dan Labu masak lemak, salad nanas dan nasi kerabu. Duh gusti! nikmat mana lagi yang harus saya dustakan! Saatnya kami harus memasak supaya bisa segera makan. 

Suasana di dapur sangat hidup dan interaktif. Kami tidak hanya mengamati, tetapi juga aktif terlibat dalam setiap langkah. Memotong bawang dengan presisi, menumbuk rempah-rempah di lesung batu hingga halus, dan bahkan mencoba memasak dengan tepat. Setiap gerakan kecil adalah bagian dari tarian kuliner yang telah diwariskan turun-temurun. Tawa dan percakapan memenuhi ruangan saat kami saling membantu dan berbagi cerita, bercampur dengan aroma bumbu yang membuat perut semakin lapar. 

Fokus utama kelas hari itu adalah beberapa hidangan paling ikonik di Sarawak. Kami belajar membuat Ayam Laksa Sarawak yang otentik, dengan kuahnya yang kaya rasa dari rempah dan santan, dipadu dengan ayam dan terung asam. Selain menarik juga sudah pasti lezat. Proses pembuatan bumbu pastanya sendiri adalah seni, melibatkan perpaduan rempah yang kompleks yang harus dihaluskan dengan sempurna.

Selain itu, kami juga diajari membuat Ayam Gula apong, hidangan yang sangat istimewa bagi Kuching. Mengisi potongan ayam dengan bumbu dan rempah bersama gula apong untuk dimarinasi beberapa saat, lalu memasaknya di atas kompor, adalah pengalaman yang benar-benar unik. Sedikit aroma smokey dan rasa yang meresap sempurna ke dalam ayam adalah bukti betapa sederhana namun briliannya masakan tradisional. Sekilas mirip dengan aroma sate namun tanpa tusukan. Gula apong membuatnya menjadi caramelized, gurih, legit dan menggoda.

Kami juga mencoba tangan kami dalam membuat hidangan lain seperti Midin dan Labu (pakis lokal yang dimasak lemak dengan santak kelapa) dan Salad nanas yang dicampur dengan potongan bengkuang, timun, dan parutan wortel (ditambah potongan cabe segar dengan perasan jeruk nipis dan bawang merah). Tak lupa nasi kerabu yang dibuat dengan parutan kelapa (diberi irisan bawang merah, bawang putih, serai, bunga kecombrang, daun kunyit dan ulam raja) diaduk dalam menjadi satu dalam keharmonisan.

Setiap hidangan memiliki cerita dan sejarahnya sendiri, mencerminkan kekayaan budaya dan keragaman etnis di Sarawak.

Puncak dari pengalaman ini tentu saja adalah saat kami menyantap hasil karya kami sendiri. Duduk bersama di meja makan, berbagi hidangan yang baru saja kami masak, adalah momen yang penuh kepuasan. Setiap suap Ayam dan terung asam dengan bumbu Laksa Sarawak terasa lebih nikmat karena keringat dan usaha yang telah kami curahkan. Ayam gula apong dengan teksturnya yang lembut dan aromanya yang khas benar-benar memanjakan lidah. Rasanya ingin menambah beberapa kali.

Apalagi sebelum makanan bersantan ini masuk ke mulut, sudah dibuka dengan citarasa asam, manis segar dari salad nanas untuk membuka selera makan. Labu yang manis dan empuk dipadu dengan midin yang renyah dalam kuah santan berempah, sungguh indah jika disiramkan diatas nasi ulam yang memiliki rasa yang kaya.

Lebih dari sekadar resep, saya membawa pulang pemahaman yang lebih dalam tentang warisan kuliner Kuching. Saya belajar bahwa masakan tradisional adalah cerminan dari budaya, sejarah, dan masyarakat suatu tempat. Ini adalah cara untuk terhubung dengan akar-akar lokal, menghargai bahan-bahan segar, dan menghormati tradisi yang telah dijaga selama berabad-abad.

Sarawak Tourism Board memang pas banget meletakkan saya di Indah House ini sebagai salah satu bagian kelas memasak makanan tradisional yang menyenangkan ini. Belajar meramu dan menjadikan lezat tak kan bisa semenyenangkan ini jika tidak bersama Kak Lin, Pika dan Dayang. Makanan yang tersaji di meja semuanya membuat akhir dari perjalanan ini menyenangkan! 

Jika kamu berkunjung ke Kuching, saya sangat merekomendasikan untuk mendaftar kelas memasak makanan tradisional dari Indah House Kuching. Ini bukan hanya aktivitas wisata biasa; ini adalah pengalaman imersif yang akan memperkaya perjalanan Kamu dan meninggalkan Kamu dengan kenangan manis, tidak hanya di lidah tetapi juga di hati. Siapa tahu, mungkin Kamu akan menemukan bakat koki tersembunyi Kamu!

Untuk informasi kelas memasak, bisa mengecek bio dan link Instagram @IndahHouseKuching

Cafe, Cooking Class, Catering & Culture sedangkan untuk informasi wisata di Kuching, dapat menghubung Instagram @sarawaktravel sebagai pusat informasi resmi dari pemerintah Sarawak.