Rumah Tua, Potensi Kampung Wisata di Pontianak Timur
mengeksplorasi kota Pontianak lebih dalam lagi. Keberadaan rumah Melayu tua peninggalan masa lampau sebenarnya banyak tersebar di beberapa kecamatan di Kota Pontianak. Kampung Arab
Rumah Tua, Potensi Kampung Wisata di Pontianak Timur. Kota Pontianak sebenarnya banyak memiliki lokasi yang menarik untuk dikunjungi. Teringat dengan Kota tua di Jakarta dan beberapa rumah kuno di Lasem atau lokasi perumahan Belanda di Malang membuat keinginan untuk mengeksplorasi kota Pontianak lebih dalam lagi. Keberadaan rumah Melayu tua peninggalan masa lampau sebenarnya banyak tersebar di beberapa kecamatan di Kota Pontianak.
Masyarakat Kota Pontianak harus berbangga karena rumah tua, saksi bisu sejarah lintas generasi ini masih bertahan dengan kokoh dan masih ditinggali oleh keturunannya, bahkan masih ada yang arsitekturnya asli. Seandainya dikembangkan menjadi atraksi wisata, pasti akan menarik wisatawan asing. Rumah tua ini rata-rata berasitektur khas dengan tiang rumah yang tinggi menjulang untuk menghindari banjir dan binatang buas, sehari-hari pun biasanya digunakan untuk bermain.
![]() |
Rumah Tua, Potensi Kampung Wisata di Pontianak Timur |
Bu Jamilah, generasi penerus pemilik rumah ini menjelaskan, Rumah ini memiliki dua ruang komunal, bagian depan terdapat teras bertangga yang dapat digunakan untuk anak-anak bermain, selain dibawah rumah. Ruang tamunya terdapat dibagian muka, berlantai papan dan dinding kayu. Dibeberapa sudut dinding terdapat foto-foto masa lampau pemilik rumah dan bangku meja kayu. Bagian dalam terdapat ruangan kumpul keluarga yang jauh lebih besar, ini menunjukkan bahwa dulu, keluarga ini memiliki jumlah yang banyak. Ada 7 kamar didalam rumah, beberapa masih ditinggali sedangkan bagian dapur juga berundak seperti dibagian depan. Terdapat galangan yang digunakan untuk memasak sekaligus menjadi dapur. Rumah ini masih dipelihara dengan baik oleh penghuni sekarang.
Rumah Kosong yang sudah ditinggalkan pemiliknya |
Sangat gampang mengenali tampilan rumah tua ini karena memiliki ciri khas, memiliki kolong dengan tiang penyangga yang besar. Semakin besar tiangnya maka akan semakin menunjukkan status sang pemilik, untuk menyambung antar kayu digunakan kaitan sambungan ditambah dengan pasak kayu tanpa paku. Bentuk pagar dan ukiran lubang anginnya khas Melayu dengan warna hijau terang. Bentuk daun jendelanya lebar sehingga udara bisa bebas keluar masuk. Karena berbahan kayu maka bagian dalam rumah terasa sejuk dan nyaman karena pergantian udara dan aerasinya baik.
Rumah Kosong tak berpenghuni namun masih kokoh tanpa paku |
Surau bait Annuur |
Sebagai salah satu dari empat belas benda cagar budaya yang telah di tetapkan pemerintah daerah. Sentuhan perawatan dan pemeliharaan tentunya akan membuat bangunan ini jauh lebih apik dan bersahaja. Karena selain memiliki sejarah yang panjang, surau ini juga tetap digunakan dan difungsikan sampai saat ini. Tiang dan papan yang digunakan tebal dan kokoh. terdapat dua ruangan besar yang memiliki dua pintu dikiri dan kanan. jendela berpagar terbuka lebar sehingga udara segar selalu berganti. Tak lupa lampu antik bergantung diatas langit-langit yang juga tertutup papan kayu.
Selama perjalanan menyusuri perkampungan tua ini, terdapat beberapa kali interaksi untuk mengajak pemilik rumah menjaga rumah agar tetap seperti mulanya dan mengajak mereka ikut melestarikan budaya sebagai bentuk dukungan terhadap pasriwisata sejarah dan budaya. Menawarkan beberapa rumah untuk dijadikan homestay adalah salah cara untuk meningkatkan geliat pariwisata kampung tua ini sekaligus memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Jika dibuat tur kampung tua dengan mengunjungi rumah tua, ikut menyelami kehidupan masyarakatnya dengan tinggal beberapa hari dirumah tersebut tentu dapat menjadi daya tarik tersendiri. Berinteraksi dengan penduduk lokal dan menikmati makanan tradisional bisa jadi menarik keberadaan turis asing datang ke Pontianak.
Maju terus GenPI Pontianak |
Pemikiran lain yang muncul adalah mengadakan tur sehari di kota tua. Inisiatornya bisa saja dari GenPI dengan menyediakan 2 orang tour guide untuk menghantar tamu menyusuri kampung ini. Selain melihat rumah tua dan kehidupan masyarakat, dapat pula dipadukan dengan pertunjukan tarian dan peminjaman busana untuk dapat berfoto di sudut ciamik kampung ini. Tak lupa ditawarkan kudapan dan minuman lokal lalu ditutup dengan makan siang ala Melayu atau yang dikenal dengan budaya seprahan. Tentu ini pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bersama-sama. Maju terus GenPI Kota Pontianak, mari berkarya jangan sekedar wacana
9 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Andai aja rumah tuanya terawat ya. Sangat memungkinkah untuk pariwisata dan juga buat homestay. Tapi karena byk yg kosong, jd lapuk gitu. Mau naik juga serem, takut rubuh
asyik nih bisa bersama sama memajukan pariwisata indonesia
bangunan tua memang bisa dijadikan objek wisata
tinggal pengemasannya biar menarik calon wisatawan
jd pengin ke pontianak nih
Ya, memang sih, akan lebih baik, jika kondisi rumah seperti itu direvitalisasi untuk menunjukkan ke kids jaman now tentang sejarah pariwaisata kita.