Makan Malam Super Enak di Hatyai

Kali ini masih berkutat digerobak kaki lima sekitaran Lee Garden Plasa. Berhubung temansaya yang muslim menginginkan penjual yang juga muslim sehingga bisa dipastikan makanannya halal. Pilihan saya kali ini Pad Thai Goreng dan Cheng Teng (bacanya ceng di kenceng dan teng di genteng) karena merasa dehidrasi dan takut kehausan saya masih menambah memesan es teh yang terlihat mirip liang teh. Pesanan ini sudah sangat saya nantikan dengan tidak sabar. Bahkan karena saking lapar dan hausnya saya menunggu didepan penjualnya sampai akhirnya disuruh untuk menunggu di meja saja.

Weh! Tumben dong saya menulis review makanan super enak di blog, ini bearti makanan ini sudah masuk skor diatas 9 dalam review kuliner lidah saya dan itu belum pernah saya berikan. Sebelum berpikiran jauh lalu berusaha mencari gerobak makanannya akibat saran saya berikut klarifikasinya. Makanan ini jadi super enak banget karena pertama saya nya super laper dan kedua saya lelah serta butuh asupan makanan yang cukup banyak. Tapi makanan yang saya pesan ini tidak mengecewakan kok.

Hampir mirip di Indonesia

Kali ini masih berkutat digerobak kaki lima sekitaran Lee Garden Plasa. Berhubung temansaya yang muslim menginginkan penjual yang juga muslim sehingga bisa dipastikan makanannya halal. Pilihan saya kali ini Pad Thai Goreng dan Cheng Teng (bacanya ceng di kenceng dan teng di genteng) karena merasa dehidrasi dan takut kehausan saya masih menambah memesan es teh yang terlihat mirip liang teh. Pesanan ini sudah sangat saya nantikan dengan tidak sabar. Bahkan karena saking lapar dan hausnya saya menunggu didepan penjualnya sampai akhirnya disuruh untuk menunggu di meja saja.

Tinggal pilih saja
Meja disini disusun rapi di pedistrian di halaman depan beberapa toko dan tempat pijet khas thai. Pastikan tidak salah duduk karena tiap gerobak punya area berbeda jadi jangan lupa bertanya dulu dimana kita harus duduk. Dari pada saat makan dan kemudian terusir. Biasanya sembari lewat kita juga bisa sembari cuci mata melihat cewek-cewek cantik yang menawarkan jasa pijat ala thailand *tidak hanya cewek kok, cowok nya juga ada :) . Jelas saya tidak tertarik, selain harganya lumayan mahal, perut saya juga lapar dan ingin segera makan. Oh ya, jangan lupa untuk membayar makanan langsung saat diantar.

Langsung mencari gerobak yang pas
Sembari menunggu makanan, hal yang paling seru adalah menguping pembicaraan tetangga sebelah meja, ada yang bilang setelah makan mau nonton tiger show ada juga yang bilang mau mencari kencan buta. Widih! Seram juga! Selain menggunakan bahasa Inggris dan Bahasa Thai yang tidak saya mengerti ternyata ada juga bahasa Malaysia dan bahasa tio chiu dan khek yang akrab ditellinga saya. Lalu tepat disebelah saya duduklah segerombolan keluarga yang super heboh pulang berbelanja di Lee Garden Plasa dan bahasa yang digunakan bahasa Indonesia dengan logat Medan hehehehe. Ketahuan banget kalau orang Indonesia paling doyan belanja kalau liburan.

Tiram Goreng
Makanan saya tiba dan segera saya habiskan dengan lahapnya tapi sebelumnya saya cek-cek sedikit. Pad thai ini mirip kwe tiaw dengan ukuran lebar lebih kecil. Pad thai sendiri pernah dimasukkan CNN diposisi nomor 5 dari 50 makanan paling enak didunia tahun 2011. Pad thai kali ini full dengan seafood, udang, cumi dan tiram yang membuat rasanya berbeda dengan kwe tiaw adalah saus yang ditambahkan, mereka menambahkan kecap ikan khas thailand, air asam jawa dan gula palem. Tidak ada kecap asin dan manis disini. Tidak lupa ditambahkan sayuran berupa daun bawang, tauge dan daun coriander. Dibagian sisi lain ditambahkan taburan kacang sangrai dan cabe kering halus.

Pad Thai
Rasa manis dan gurihnya agak berbeda dengan kwe tiaw goreng, saya suka sekali dengan aroma daun coriander dan taburan kacang serta cabe kering. Gurihnya makin tebal dibalut rasa pedas yang tipis. Minyaknya tidak terlalu banyak dan memang sedikit menggumpal tapi bumbunya terbaur rata. Saya lebih suka pad thai yang ada di Hatyai ketimbang yang ada di Bangkok atau Pattaya. Harganya 80 Baht saja dan rasanya membahagiakan. Lanjut membahas mulut dan tenggorokan dengan liang teh saya melanjutkan dengan makanan penutup Cheng Tng.

Cheng Tng
Cheng Tng seperti sup manis yang macam-macam isiannya. Mulai dari longan, jali, agar-agar, manisan pepaya dan wortel, kolang-kaling, kacang merah dan biji teratai. Semuanya disiram dengan kuah agak coklat dan ditambahkan es batu, rasanya sudah bercampur macam-macam, literatur mengatakan ada yang menggunakan santan atau liang teh. Tapi kali ini tebakan saya hanya sirup gula biasa. Rasanya segar dan tentu sehat. Ini benar-benar mengenyangkan dan tentu saja sehat. Saya suka! Pengen nambah lagi tapi perut sudah kenyang dan tidak mampu diisi lagi. Waktunya pulang ke hotel

Tempat ini menuju hotel jaraknya kurang lebih 4 blok. Tidak terlalu jauh tapi memang melewati beberapa lorong pasar. Saya dan teman memilih berpisah karena dirinya masih ingin berbelanja bahan makanan untuk besok. Saya melirik jam tangan dan ternyata sudah menunjukkan pukul 11 malam. Jalanan memang sudah sepi. Toko sudah banyak yang tutup dan lampu jalan yang temaram. Dari jauh saya melihat sosok pria menggunakan celana dan baju super ketat dengan rambut poni korea. Berjalan dengan lembut dan sepertinya menuju ke saya.

Wajah nya terlihat mulus dan ada senyum manis yang dilemparkan kepada saya. Begitu dekat suara lembutnya terdengar bertanya dalam bahasa inggris patah-patah. Dia bertanya akanpergi kemana, saya hanya menjawab singkat akan kembali ke hotel. Selanjutnya dia tersenyum dan menawarkan diri untuk menemani di kamar hotel dengan tarif 500 baht. Saya tidak menjawab dan tanpa menoleh kebelakang segera  bergegas meninggalkan pria ini sembari bergidig ngeri.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.