Catatan hari pertama @dodon_jerry Rainforest World Music Festival 2014


Setelah Borneo World Music Expo, maka dilangsungkan perhelatan akbar dan masuk dalam 25 besar festival terbaik dunia versi majalah travel di Inggris Rainforet World Music Festival . Saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemeriahannya, dimana semua musik tradisional dengan berbagai macam genre akan hadir disini. Paling tidak kita bisa merasakan semua jenis musik dari berbagai macam Negara namun disatu tempat. Selain ingin menikmati musiknya pasti kita juga ingin menikmati kemeriahan acaranya.


Hari ini rencana awal setelah Sarapan dihotel yang menurut saya kepagian karena malamnya harus farewall party dengan beberapa teman yang pulang dulu ketempat asalnya. Sarapan kali ini tidak senyaman biasaya, tapi untunglah tadi malam saya menemukan bebek panggang yang luar biasa enak diRestoran hotel ini, saya ngga suka bebek tapi kali ini saya mesti memberi pujian kepada koki masakan tiongkoknya. Selesai sarapan, ke resepsionis untuk check out dan menyerahkan kunci kartu magnetic mirip ATM yang membuat saya harus turun naik dari lantai 6 ke lantai 1 lebih dari 6 kali karena kunci ini tidak berfungsi dihari pertama. What A Day!!.

Perjalanan kami berawal dari lobi pukul 07.00 pagi dan menuju perjalanan kesana menggunakan bus selama kurang lebih 30 menit, setelah itu begitu tiba di dermaga kami sudah disambut dengan kapal boat berpenumpang 10 orang yang akan mengantarkan kami melewati hutan bakau kurang lebih 15 menit untuk menuju lokasi penanaman bakau.
 
Penanaman bakau yang merupakan Program “Eco Bakau” yang merupakan kerjasama antara pemerintah Malaysia dengan Petronas. Program ini sudah berjalan selama 3 tahun dan melibatkan banyak instistusi termasuk pariwisata dan pendidikan. Perlu diketahui, dahulu tanah yang diinjak merupakan sungai sebelumnya dan kemudian ditimbun menggunakan tanah dan akhirnya ditanami bakau. Hal ini dilakukan akibat Kuching yang sering banjir sehingga masyarakat harus benar-benar memperhatikan tinggi permukaan air. Oh ya, jangan lupa disini juga banyak buaya air asin yang sangat besar, populasinya mencapai 8 ekor perkilometer persegi.

Penanaman bakau hari ini dilakukan oleh perwakilan dari beberapa media, penampil dan juga pemerintah. Setelah selesai acara penyambutan, kami diajak bersama untuk menuju lokasi penanaman yang berjarak kurang lebih 500 meter. Tapi disini benar2 gersang seperti padang rumput dengan suhu siang itu mencapai 42 derajat celcius, suhu paling tinggi yang ada dibulan ini. Bisa kan membayangkan? Bagaimana jauhnya harus berjalan menuju kesana. Oh ya, kenapa tempat ini dinamakan wetland? Karena dalam sewaktu-waktu jika ketinggian air sangat tinggi maka daratan tersebut akan tenggelam oleh air payau berwarna coklat.



Masing masing peserta memegang bakau dan masing masing membuat lubang untuk memasukkan bakau tersebut, sesuai dengan jalur yang sudah dibuat, kemungkinan untuk tahun berikutnya kita dapat memberikan nama terhadap pohon yang sudah kita tanam tersebut. Sungguh menyenangkan tapi ini kembali menguji nasionalitas saya, karena belum pernah menanam bakau di taman nasional di Indonesia. Setelah selesai melakukan penanaman bakau, kami kembali meluncur ke Damai beach Resort untuk check in sebelum mendaftarkan media kembali dan menunggu konferensi pers pembukaan Rainforest World Music Festival bagi media.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.