Telur dan Paskah
Hai Pembaca,
bagaimana kabarnya? Menyenangkan? Semoga ya. Paling tidak ada 3 hari libur
paskah yang bisa dimanfaatkan untuk menikmati seluruh kebahagiaan Paskah bagi
teman teman yang merayakan. Semoga dengan penebusan Tuhan bisa mengampuni seluruh
dosa umat manusia. Saya pribadi mengucapkan Selamat Paskah dan selamat
menikmati liburan.
Beberapa teman
saya bertanya, kenapa Paskah selalu identik dengan telur. Mengapa tidak
menggunakan perlambang yang lain. Kalau saya sendiri beranggapan bahwa telur
itu merupakan awal dari suatu kehidupan, dimana dengan paskah kita dilahirkan
kembali sebagai manusia baru. Tapi saya akan mencoba menulis kembali beberapa
alasan termasuk didalamnya alasan mengenai budaya yang ada.
Peringatan
Paskah atau hari ketika Yesus bangkit identik dengan telur. Di dunia Barat,
umat Kristen kerap menambahkan sentuhan telur yang diberi beragam warna dalam
perayaan Paskah mereka. Tapi apakah Anda tahu mengapa Paskah identik dengan
telur? Kalau belum tahu, inilah jawabannya.
1. Bagi umat Kristen, telur adalah simbol kebangkitan Yesus. Telur memang tidak hidup, tapi memiliki kehidupan yang akan menetas.
2. Selama puasa pra-Paskah, umat Kristen dilarang memakan telur. Di Amerika, mereka kerap merayakan Hari Pancake sebelum puasa pra-Paskah dimulai. Hari Pancake bertujuan menutup kebiasaan makan telur dalam keseharian mereka. Dan ketika Paskah tiba, telur kembali masuk dalam menu makanan.
3. Tidak jarang telur Paskah dicelupkan ke pelbagai warna. Tapi, secara tradisional, warna yang digunakan adalah merah sebagai perlambang darah Yesus yang tumpah karena dipaku di salib.
4. Cangkang telur yang keras melambangkan penyegelan makam Yesus. Setelah
retak, umat Kristen melambangkannya sebagai kebangkitan Yesus dari kematian.
5. Paskah adalah kekalahan kematian dan dosa melalui kebangkitan Yesus. Karena itu, umat Kristen memperingati Paskah sebagai penanda dimulainya kehidupan baru mereka dengan menata telur warna-warni sebagai dekorasi rumah.
Hingga kini, Paskah memang identik dengan telur. Tidak hanya di dunia Barat,
tapi juga di Indonesia. Dan Paskah memang tidak lengkap tanpa telur. Masih ada
alasan lain yang berhubungan dengan budaya
1. Bagi umat Kristen, telur adalah simbol kebangkitan Yesus. Telur memang tidak hidup, tapi memiliki kehidupan yang akan menetas.
2. Selama puasa pra-Paskah, umat Kristen dilarang memakan telur. Di Amerika, mereka kerap merayakan Hari Pancake sebelum puasa pra-Paskah dimulai. Hari Pancake bertujuan menutup kebiasaan makan telur dalam keseharian mereka. Dan ketika Paskah tiba, telur kembali masuk dalam menu makanan.
3. Tidak jarang telur Paskah dicelupkan ke pelbagai warna. Tapi, secara tradisional, warna yang digunakan adalah merah sebagai perlambang darah Yesus yang tumpah karena dipaku di salib.

5. Paskah adalah kekalahan kematian dan dosa melalui kebangkitan Yesus. Karena itu, umat Kristen memperingati Paskah sebagai penanda dimulainya kehidupan baru mereka dengan menata telur warna-warni sebagai dekorasi rumah.

Telur Paskah
berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa. Bagi para leluhur kita yang
belum mengenal ajaran Kristiani, sungguh merupakan peristiwa yang menakjubkan
menyaksikan suatu makhluk hidup yang baru muncul dari suatu obyek yang
tampaknya mati. Bagi mereka, telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam,
di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat equinox musim semi,
yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.
Pada masa
Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu
darimana Kristus keluar menyongsong hidup baru melalui Kebangkitan-Nya. Selain
itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa
sukacita Paskah, yaitu karena, dulu, telur merupakan salah satu makanan pantang
selama Masa Prapaskah. Kaum beriman sejak awal telah mewarnai telur-telur
Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta
memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.
Tradisi telur
Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa utara dan di Asia segera
sesudah mereka masuk Kristen. Tetapi, di antara bangsa-bangsa Eropa selatan,
dan dengan demikian juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah
menjadi populer.
Ritual Romawi
mempunyai tata cara khusus untuk pemberkatan telur-telur Paskah:
“Kami mohon
kepada-Mu, ya Tuhan, untuk menganugerahkan berkat-Mu atas telur-telur ini,
menjadikannya makanan yang sehat bagi umat beriman, yang dengan penuh syukur
menyantapnya demi menghormati Kebangkitan Tuhan kami Yesus Kristus.”
Pada abad
pertengahan, menurut tradisi telur-telur dibagikan pada Hari Raya Paskah kepada
semua pelayan. Terdapat catatan bahwa Raja Edward I dari Inggris (1307)
memerintahkan agar 450 butir telur direbus menjelang Paskah, diberi warna atau
dibungkus dengan daun keemasan, yang kemudian akan dibagi-bagikannya kepada
seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari Raya Paskah.
Telur Paskah
biasanya dibagikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah bersama dengan
hadiah-hadiah lain. Kebiasaan ini berakar kuat di Jerman di mana telur-telur
disebut “Dingeier” (telur-telur yang “dihutang”). Anak-anak tidak berlambat
dalam menuntut apa yang “dihutang” dari mereka, dan dengan demikian
berkembanglah berbagai macam pantun di Perancis, Jerman, Austria dan Inggris,
di mana anak-anak, bahkan hingga sekarang, menuntut telur-telur Paskah sebagai
hadiah mereka. Berikut adalah salah satunya yang berasal dari Austria:
Kami menyanyi, kami menyanyi lagu Paskah:
Tuhan membuatmu sehat, kuat dan pintar.
Penyakit dan badai dan segala yang jahat
kiranya jauh dari kerabat, dan ternak dan ladang.
Sekarang, berilah kami telur,
yang hijau, yang biru dan yang merah;
jika tidak, anak-anak ayammu akan mati semuanya.
Tuhan membuatmu sehat, kuat dan pintar.
Penyakit dan badai dan segala yang jahat
kiranya jauh dari kerabat, dan ternak dan ladang.
Sekarang, berilah kami telur,
yang hijau, yang biru dan yang merah;
jika tidak, anak-anak ayammu akan mati semuanya.
Di beberapa
daerah di Irlandia, anak-anak mengumpulkan telur-telur angsa dan bebek
sepanjang Pekan Suci, untuk diberikan sebagai hadiah pada Minggu Paskah.
Sebelumnya, pada Minggu Palma, mereka membuat sarang-sarang kecil dari batu,
dan sepanjang Pekan Suci mereka mengumpulkan sebanyak mungkin telur,
menyimpannya dalam sarang-sarang batu mereka yang tersembunyi. Pada Minggu Paskah,
mereka memakan semuanya, membaginya dengan anak-anak lain yang masih terlalu
kecil untuk mengumpulkan telur-telur mereka sendiri.
Orang-orang
dewasa juga memberikan telur-telur sebagai hadiah di Irlandia. Jumlah telur
yang akan dihadiahkan ditentukan menurut peribahasa kuno di kalangan rakyat
Irlandia: “Satu telur untuk pria sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga
telur untuk yang miskin; empat telur untuk yang termiskin [pengemis].”
Di kebanyakan
negara, telur-telur diberi warna polos dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Di
kalangan orang Chaldean, Syria dan Yunani, kaum beriman saling menghadiahkan
telur-telur berwarna merah demi menghormati darah Kristus. Di daerah-daerah di
Jerman dan Austria, hanya telur-telur berwarna hijau saja yang dipergunakan
pada Hari Kamis Putih, tetapi telur-telur yang berwarna-warni dipergunakan
selama perayaan Paskah. Orang-orang Slavic membuat pola-pola istimewa dengan
emas dan perak. Di Jerman dan di beberapa negara Eropa tengah, telur-telur yang
dipergunakan untuk memasak hidangan Paskah tidak dipecahkan, melainkan ditusuk
dengan jarum di kedua ujungnya, lalu isinya dikeluarkan dengan meniupnya ke
dalam mangkok. Kulit-kulit telur kosong diberikan kepada anak-anak untuk
dipergunakan dalam berbagai macam permainan Paskah. Di beberapa daerah di
Jerman, kulit-kulit telur kosong tersebut digantungkan pada semak-semak dan
pohon sepanjang Pekan Paskah, mirip pohon Natal. Orang-orang Armenia menghiasi
kulit telur kosong mereka dengan gambar-gambar Kristus yang Bangkit, Bunda
Maria, dan gambar-gambar religius lainnya, untuk diberikan kepada anak-anak
sebagai hadiah Paskah.
Berbagai
Permainan Menggunakan Telur
Masa Paskah
merupakan masa bermain-main dengan telur di seluruh daratan Eropa. Lomba telur
tumbuk dengan berbagai macam variasinya banyak dilakukan di Syria, Iraq, dan
juga Iran. Di Norwegia, permainan itu disebut knekke (ketuk). Di Jerman,
Austria dan Perancis, telur yang direbus keras digelindingkan di lapangan atau
bukit dan saling diadu; telur yang tetap tak retak hingga akhir dinyatakan
sebagai “telur kemenangan”. Permainan ini amat digemari di Amerika lewat pesta
telur gelinding di lapangan Gedung Putih di Washington.
Tradisi umum
lainnya di antara anak-anak adalah perlombaan mencari telur, baik di dalam
rumah maupun di kebun pada hari Minggu Paskah. Di Perancis, anak-anak
mendengarkan dongeng bahwa telur-telur Paskah dijatuhkan dari lonceng-lonceng
gereja dalam perjalanan mereka kembali dari Roma. Di Jerman dan Austria,
keranjang-keranjang kecil berisi telur, kue-kue serta permen diletakkan di
tempat-tempat tersembunyi, dan anak-anak percaya bahwa kelinci Paskah, yang
juga begitu populer di negeri ini, telah meletakkan telur-telur itu beserta
permennya.
Di Rusia dan
Ukrainia dan juga Polandia, orang memulai santapan Paskah mereka dengan penuh
sukacita setelah masa puasa Prapaskah yang panjang dengan sebutir telur yang
telah diberkati pada hari Minggu Paskah. Sebelum duduk makan, sang bapak akan
dengan hati-hati membagikan sepotong bagian kecil dari telur Paskah kepada
setiap anggota keluarga dan para tamu, sembari mengucapkan selamat berbahagia
di hari yang kudus ini. Sebelum mereka memakan telur bagian mereka dalam
keheningan, mereka tidak akan duduk untuk menyantap jamuan Paskah mereka.
Telur paskah
yang termahal di dunia adalah hasil kreasi dari seorang seniman asal Perancis Peter Carl Fabergé (1846 - 1920) harga per
telurnya tidak ada yang di bawah sepuluh juta dollar AS. Pada perayaan Paskah 1884, Faberge
membuatkan telur hias dari emas dengan dibubuhi intan dan berlian untuk Tsar Alexander III. Telur hias itu dibuat
sebagai hadiah bagi permaisuri Tsar. Faberge membuat telur hias kurang lebih
sebanyak 54 butir. Sekarang, delapan butir di antaranya raib. Sisanya dikoleksi
oleh orang-orang terkaya di dunia, termasuk Ratu Inggris
dan anggota Kerajaan
Monako
Mudah mudahan bisa menjawab penasaran pembaca, karena selain
simbol telur, masih ada simbol lain seperti anak domba dan kelinci. Semoga bisa
menambah ilmu dan pengetahuannya.
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry