Festival Pulau Penyengat 2019, Festival Penjaga Tradisi Melayu. Festival yang digagas untuk mengangkat potensi alam dan budaya setempat. Melalui festival ini, wisatawan bisa mendapat hiburan sekaligus wawasan tentang sejarah dan budaya melayu. Festival Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau secara resmi masuk dalam Calender of Event (CoE) 2019 dan digelar 14-18 Februari 2019.
Saya setengah
berlari pagi ini mengejar rombongan Festival Pulau Penyengat 2019 yang sudah bergegas menuju dermaga lokal
menuju Pulau penyengat. Setelah sarapan mie lender khas Tanjung Pinang, kami
semua wajib hadir pembukaan Festival Pulau Penyengat 2019. Saya terlalu asik
mengagumi keindahan Tanjung Pinang di pagi hari. Didermaga sudah banyak orang
berpakaian adat Melayu hendak menyeberang Ke Pulau Penyengat. Sekilas, cara
mereka bercakap cakap mirip dengan bahasa Negara Serumpun, Malaysia.
 |
Festival Pulau Penyengat 2019, Eksistensi Melayu Masa Kini |
Pong Pong sudah
memuat semua Tim dan siap melepas tali tambat menuju pulau Penyengat yang
berjarak sekitar 15-20 menit saja. Karena banyak kapal yang lalu lalang,
beberapa kali kapal bergoyang kekiri dan kekanan karena terhempas ombak. Oh ya,
Tukang Jalan Jajan sempat menyimpan file lomba bersenandung gurindam tahun lalu
di Festival Pulau Penyengat.
Satu
Ini Gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.
Dua
Ini Gurindam pasal yang kedua:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji.
Belum sempat saya
menyelesaikannya, kapal Pong Pong sudah merapat ke deragaPulau Penyengat. Kami
harus bergegas karena pawai sudah dimulai. Acara hampir dibuka. Artinya
Bergegaslah!
Selamat Datang di Festival Pulau Penyengat
2019
Disambut dengan
dua pintu gerbang selamat datang sekaligus. Dikiri dan kanan dipenuhi dengan
penjual makanan. Rata Rata yang datang menggunakan pakaian adat melayu. Pria
dan wanita mebggunakan baju kurung. Pria, lengkap dengan tanjak atau kopiah
sementara wanita dengan kerudung dan jilbabnya. warna kuning, hijau, ungu dan
warna cerahnya sangat mendominasi.
 |
Arakan Pawai Pengantin Festival Pulau Penyengat 2019 |
Pawai sudah
dimulai seluruh tamu, undangan, warga masyarakat per Kelurahan, Anak sekolah berbaris
rapi jali. lengkap dengan atribut lengkap. ada yang memainkan musik melayu
lengkap dengan rebana dan gendang. Ada tim parade drumben yang dipimpin mayoret
bersama dengan penari yang melempar dan memutarkan bendera. Beberapa barisan
terlihat berjalan membawa hantaran pernikahan lengkap dengan beberapa pasang
pengantin dengan baju Melayu lengkap. Semuanya menuju balai adat untuk menuju
acara pembukaan yang sedianya akan dibuka Gubernur Kepualauan Riau.
 |
Arakan Ibu Ibu kasidahan Festival Pulau Penyengat 2019 |
Mengambil jalan
pintas dengan melewati jalan lain yang berjarak sekitar 600 an meter. Tidak
jauh namun cuacanya sangat panas. Jalanan yang dipenuhi warga membuat kami
kesusahan untuk lewat makanya jalan pintas inilah yang dicari.
Sambutan Selamat Datang Untuk Semua Tamu
Tarian, nyanyian,
musik dan busana yang indah melengkapi rasa “Melayu” hari ini. Tukang Jalan
jajan membuktikan bahwa benarlah ungkapan “Belum ke Tanah Melayu kalau belum
datang ke Pulau Penyengat.
 |
Venue Acara Festival Pulau Penyengat 2019 |
 |
Tarian Pembukaan Festival Pulau Penyengat 2019 |
Saya mendengarkan semuanya dengan seksama sembari
berjalan menyusuri Balai Adat yang difungsikan sebagai museum mini Pulau
Penyengat. Mengelilingi rumah adat ini sampai saya dipanggil seseorang untuk
mecoba sumur air tawar atau perigi yang pertama kali ada di pulau ini. Saya
diijinkan untuk membasuh muka dan ternyata air ini bisa langsung diminum. Tubuh
benar benar segar dan adem setelah mencoba air di perigi ini.
 |
Perigi Pertama di Pulau Penyengat |
Didalam gedung
ini sedang ada pameran buku buku dari masa lampau. Setiap buku rata rata
ditulis tangan dengan tulisan Arab Melayu. Disini, peradaban literasi sudah
berkembang pesat. Bukunya beragam, mulai dari tuntunan hidup, cerita silsilah,
pandangan politik, sastra sampai saya terkesiap ketika melihat buku Kamasutra
versi melayu lengkap dengan gambar yang ditulis dengan tangan.
 |
Baju Sewaan di Rumah Dewan Adat Pulau Penyengat |
Masuk di pintu
depan langsung disambut dengan Panji Kebesaran kerajaan, Ada peralatan sirih
pinang lengkap serta tempat lilin yang sepertinya menjadi hantaran pernikahan.
Ada alat musik lengkap, dengan berbagai macam alat musik gendang berbagai
ukuran. Jika berjalan dari sudut kiri, menuju ruangan lain disebelahnya akan
ada sedikit pameran tentang keindahan bawah laut Kepulauan Riau dan Pulau
penyengat, lengkap dengan alat selam. naik keruang utama, akan ada foto foto
keluarga Kesultanan Riau - Lingga dan silsilah Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional
Penulis Gurindam 12.
 |
Panji Kebesaran Kesultanan Riau Lingga Pulau Penyengat |
Replika Singgasana berada di bagian depan lengkap dengan
peminjaman baju adat di ruangan sebelah kanan yang bisa disewa seharga 20k –
30k. Terdapat replica tulisan asli gurindam 12 yang dicetak besar serta
beberapa informasi tentang wisata sejarah dan budaya yang ada di pulau
penyengat.
 |
Arakan Tanjak raksasa di Festival Pulau Penyengat 2019 |
 |
Lokasi Bazaar sebelum pembukaan Festival Pulau Penyengat 2019 |
 |
Musik dan Lagu Melayu di Pembukaan Festival Pulau Penyengat 2019 |
 |
Peserta Pawai Pembukaan Festival Pulau Penyengat 2019 |
Akh! Akhirnya
acara ini resmi dibuka oleh Gubernur Kepulauan Riau dan sekaligus membuka
Bazaar yang ada di Halaman Dewan Adat
Keindahan Seni Melayu dalam Pantun, Gurindam
dan Kasidah
Bagi tukang jalan
jajan, Bisa saling berbalas pantun dalam waktu 60 detik bukan hal gampang.
Harus memikirkan dua kalimat penghantar yang memiliki rima sama lalu dua
kalimat inti dari jawaban. Tentu ini membuat kemampuan daya tangkap dan
kreatifitas mesti wahid. Berpantun merupakan salah satu kebiasaan orang Melayu
yang menyebar rata. Mendengarnya asyik, saya lupa apa saja pertanyaan da nisi
pantun yang disampaikan tapi beberapa kali saya tak dapat menahan tawa karena
lucu dan memancing urat geli untuk bergetar.
 |
Lomba Berpantun di Festival Pulau Penyengat |
Begitu pula
dengan lantunan lagu yang dibawakan peserta lomba Gurindam 12 yang dilagukan
per pasal dengan gaya dan model berbeda-beda. Tujuannya satu, memperdengarkan
setiap pasal beserta artinya dengan lagu bercengkok Melayu yang indah. Secara
bergantian peserta akanmaju dan membawakan Gurindam dengan penghayatan yang
luar biasa. Beberapa yang bagus membuat bulu kuduk merinding karena tarikan
cengkok dan lengkingan nada-nada tinggi.
 |
Lomba Kasidah di Festival Pulau Penyengat tidak hanya Perempuan saja |
Begitu pula
dengan kepiawaian memukul rebana dan melantunkan lagu kasidah dengan koreografi
yang menarik. Ini juga jadi daya tarik tersendiri. Walaupun diadakan di tempat
lain, dilapangan dekat Masjid Sultan Riau, penonton tetap rela untuk datang dan
berjubel dibawah tenda. Tak hanya kelompok wanita, kasidah ini juga ada
dimainkan kelompok laki laki dan tak kalah hebatnya. Pertarungan budaya di
festival penyengat sungguh membuat saya duduk manis menyaksikannya.
Permainan Tradisional Melayu, Menjaga Budaya
Bahagia
Walaupun tak
melihat langsung banyak sekali permainan tradisional yang dimainkan di Festival
Pulau Penyengat 2018. Mulai dari lomba gasing yang seru sampai menangkap bebek
ditengah laut. Semuanya mengandung keseruan dan mengundang gelak tawa.
 |
Lomba menangkap bebek di Festival Pulau Penyengat 2019 |
Permainan gasing
ini mengadu setiap gasing pesertanya. Gasing dari kayu akan dilempar menggunakan
tali rami lalu lawan akan menabrakkan gasingnya ke milik lawan, siapa yang
berhenti, keluar arena atau rusak maka akan kalah. Begitu seterusnya hingga
permainan usai dan ditemukan pemenang.
 |
Lomba Adu gasing di Festival Pulau Penyengat 2019 |
Ada juga
permainan layang layang, yang dimainkan di pinggir laut. menunggu angin
menghempas. meliukkan kekiri dan kekanan mengikuti arah angin. Bentuknya yang
lucu dan aneh terkadang membuat penonton betah menengadah ke langit hingga
pegal. Permainan lain juga seru, berlokasi dipinggir laut, ada tepok bantal
diatas bambu dan menangkap bebek dipinggir laut. ini juga seru, tak berduli
terbakar matahari dan terminum air laut, sorak sorai penonton membuat peserta
tambah bersemangat beradu kemahiran. Seru yang tak bisa ditawar lagi!
Musik dan Tari Penyatu Hati
Ada Iyeth Bustami
yang menyemarakkan acara Festival Pulau Penyengat 2019. Suara khas Melayu
dengan cengkok mendayu dayu, mampu menghibur seluruh tamu yang datang.
Masyarakat lokal maupun wisatawan tumpah ruah untuk menyaksikan hiburan rakyat
seperti ini. Rentak gendang berpadu suara, membuat badan tak mampu bertahan
untuk tak berdansa.
 |
Iyeth Bustami di Festival Pulau Penyengat 2019 |
Tukang Jalan
Jajan sebenarnya tertarik dengan Danggong namun saya tak berkesempatan melihat
langsung tarian ini dan susah mencari tahu, apa sebenarnya musik ini. Tapi tak
masalah, mungkin lain waktu saya punya berkesempatan untuk bertandang kesana
dan melihat langsung. Kabarnya musik ini biasanya diadakan malam hari setelah
semua pekerjaan selesai. Duh, penasaran! namun ada beberapa tarian khas lain
yang biasa ditarikan juga seperti
 |
Tari Danggong di Festival Pulau Penyengat 2019 |
1.
Tari Melemang
Tari
melemang diperkirakan sudah ada sejak abad 12 dan awalnya dikenal sebagai
tarian istana Kerajaan Bentan. Tarian yang memadukan unsur tari, musik, dan
menyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan kerajaan dan dipentaskan oleh 14
orang yang masing-masing memainkan peran.
 |
Macam Tarian di Festival Pulau Penyengat 2019 |
2.
Tari Makyong
Tarian
ini adalah jenis dramatari yang sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu. Makyong
diperkirakan telah ada di Riau hampir seabad yang lalu dan sering kali
dipentaskan di pematang sawah selepas memanen padi.
3.
Tari Zapin
Tari
zapin telah lama berkembang di banyak daerah di Indonesia dan salah satunya di
Kepulauan Riau. Tari ini banyak dipengaruhi oleh budaya Arab dan sarat
kandungan agama dan tata nilai.
 |
Macam Tarian di Festival Pulau Penyengat 2019 |
4.
Tari Joged Lambak
Tari
Joged Lambak adalah tarian yang kental dengan budaya Melayu. Gerak tariannya
cenderung lemah gemulai sementara lagu-lagu yang ditarikan adalah lagu atau
irama joget seperti Serampang Laut, Tanjung Katung, dan Anak Kala.
5.
Tari Tandak
Tari
tandak dikenal sebagai tari pergaulan yang digemari masyarakat setempat dan
menjadi media silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi antar
kampung.
Budaya Melayu
Harus Terjaga
Budaya Melayu sebagai akar budaya Indonesia
harus dijaga, salah satunya adalah mengadakan festival budaya. Festival Pulau
Penyengat 2019 mampu menarik arus wisatawan dari Malaysia, Singapura, dan
Brunei Darussalam karena negara-negara ini memiliki kesamaan unsur Melayu.
 |
Lomba Kuliner Festival Pulau Penyengat 2019 |
Banyak kegembiraan dapat ditemukan di Festival
kali ini. Wisatawan yang datang dapat menikmati lebih dari 20 kegiatan seni
budaya di sana, seperti lomba dayung, lomba dayung bantal di laut, lomba
tangkap bebek di laut, lomba gurindam 12, dan kompetisi becak bermotor
dekoratif. Tiga acara teratas adalah Malay
Fashion Penyengat Serantau, Short
Film Netizen Stinger Halal Competition, dan the Halal Competition Stinger Pattern Tour.
Tidak ada alasan untuk melewatkan Festival
Pulau Penyengat 2020. Kamu sudah siap untuk datang kan?
 |
Tim CoE Festival Pulau Penyengat 2019 |
Ucapan Terimakasih untuk semua pihak yang telah mendukung acara ini sehingga tukang jalan jajan dapat sampai ke Festival Pulau Penyengat 2019
Adios, Mucho Gracias, Mas Yopie and Team, Mas Ben and Team, Genpi dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia serta teman teman CoE yang tergabung dalam kegiatan ini.
17 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
Terima kasih untuk sharingnya, mas
Banyak wisatawan dari Brunei, Malaysia dll datang krn emang dulu kyknya nenek moyangnya sama ya :D
Enychan
Kebanyakan penduduknya berbahasa Melayu dan selalu keren saat membawakan gurindam (meskipun saya kirang paham artinya).
Pulau Menyengat memang sungguh menakjubkan dari segala sisi.
Terutama budayanya.