Borneo Jazz ke 13 kembali menggoyang pecinta Jazz Dunia

Borneo Jazz sendiri adalah festival musik Jazz tahunan terbesar di dataran Kalimantan atau Borneo, diadakan di Miri dan tahun 2018 ini sudah diadakan sebanyak 13 kali.
Borneo Jazz ke 13 kembali menggoyang pecinta Jazz Dunia. Miri, Kota terbesar kedua di Sarawak. Kota yang berisi banyak hotel, mall, store barang branded dan TKI Indonesia. Kalau tidak percaya datang kesemua mall, rumah makan, kedai kopi, sampai loss pasar yang ada di Miri, anda akan sangat familiar dengan logat dan gaya bahasanya. Walaupun menggunakan bahasa Melayu tapi tetap saja terasa Indonesia. 

Borneo Jazz ke 13 kembali menggoyang pecinta Jazz Dunia
Tidak hanya merasa seperti di “rumah” sendiri yang membuat saya datang kembali. Banyak makanan enak, lokasi alam yang indah serta panggung musik jazz dunia yang dihelat sehaun sekali. Magnet lain adalah belanja barang barang branded merek terkenal dengan harga lebih manusiawi hanya dengan satu kali penerbangan dari Pontianak. 

Kota Miri dari Old Lady Canada Hill
Kota Miri dari Old Lady Canada Hill
BorneoJazz Festival digelar ke 13 kainya di Miri. Ada yang berbeda tahun 2018 ini karena lokasinya sudah berubah. Masih mengambil konsep tepi pantai namun dilaksanakan didalam ruangan. Lokasinya di Cococabana, pantai tanpa pasir hasil reklamasi. Tetap ada pohon kelapa, tempat melihat sunset dan tempat santai, tenda makanan yang ramai di akhir pekan serta rumah Joglo Jawa yang penuh ukiran disekililingnya dengan konsep ramah lingkungan. 

Pantai Coco cabana Miri
Pantai Coco cabana Miri
Borneo Jazz sendiri adalah festival musik Jazz tahunan terbesar di dataran Kalimantan atau Borneo, diadakan di Miri dan tahun 2018 ini sudah diadakan sebanyak 13 kali. Ada artis dari dalam negeri Malaysia dan Luar Malaysia yang akan menghibur penonton selama 3 hari. Selain menikmati nuansa pantai yang indah dikala matahari terbenam, alunan musik jazz dengan berbagai genre adalah perpaduan yang pas. Didalam tempat ini terdapat Sunset Bar yang menyediakan berbagai jenis minuman untuk menemani seluruh penonton yang hadir. Menggunakan ruangan bawah yang lapang dengan kursi bersusun rapi didepan panggung yang dibuat dengan hiasan lampu gantung dan piano besar untuk menghadirkan kesan jazzy di ruangan ini.

Penampilan artis dalam dan luar negeri di Borneo Jazz Festival 2018
Penampilan artis dalam dan luar negeri di Borneo Jazz Festival 2018
Borneo Jazz ke 13 menghentak dengan mendatangkan artis dari dalam dan luar negeri. Kemunculan legenda musik Malaysia tiga dekade, Datuk Zainal Abidin serta Zee Avi jadi penting untuk dinikmati. Selain itu adapula 3 SAXES, terdiri dari Tony Lakatos (Jerman), Gaoyang Li (China) dan Julian Chan bersama dengan Michael Veerapen (Malaysia) yang akan tampil bersama penyanyi senior Datuk Zainal Abidin dan Dasha Logan, putri dari vokalis Alleycats', Loganathan Arumugam..

Penampilan artis dalam dan luar negeri di Borneo Jazz Festival 2018
Penampilan artis dalam dan luar negeri di Borneo Jazz Festival 2018
Artis internasional yang tampil ada Swiss- Prancis ansamble Chris Stalk Quartet, vokalis Italia Cecilia Brunori, saksoponis asal Tiongkok Gaoyang Li, artis multitalenta asal Polandia Grzegorz Karnas, Cuban band Havana Social Club yang mempersembahkan Lazaro Numa, dan icon jazz Singapura, Jeremy Monteiro yang memimpin 18 personal Jazz Association of Singapore Orchestra (JASSO).
   
Sebagai tambahan, juga termasuk kolaborasi multinasional dari Malaysia - Jepang WVC yang meliputi Isao Miyoshi dan Gypsy Jazz dengan artis dari Belgia, Belgium, Taiwan and Malaysia. Artis Malaysia lain yang akan tampil seperti pianis masa depan John Dip Silas dan sang multitalenta nadir, dengan kombinasi unik dari penyanyi Karnatic yang klasik, pop pianis, gitaris metal, drummer rock dan saksoponis.    

Borneo Jazz ke 13 Cococabana Miri
Borneo Jazz ke 13 Cococabana Miri
Sore ini saya datang lebih awal, karena Fringe Festival hari ini menampilkan Zainal Abidin sebagai pembicara, selain berbincang masalah musik dan pengalaman, Abidin juga akan meluncurkan buku musik yang lengkap untuk albumnya dengan kord lirik dan gitar, serta piano, yang diberi nama "The Hijau Album" setelah lagu hitnya yang melegenda, Hijau dengan tambahan bonus tiga lagu yakni Satu, Orak Orek dan Puteri, yang tidak ditemukan di album aslinya. Terasa sekali bagaimana antusias orang yang hadir diruangan ini. Bermain dengan sebuah piano klasik dan bernyanyi dengan hati. Titel legenda yang dilekatkan kepadanya memang sudah tepat. Penonton terbius pesona sang legenda tiga zaman.

Sunset di Cococabana Miri
Sunset di Cococabana Miri
Terasa sedikit berbeda karena berlangsung indoor, terasa sangat berbeda dari 12 tahun sebelumnya> sunset di Cococabana juga sayang untuk dilewatkan termasuk beberapa tenda yang menjual aneka kerjainan dan makanan kecil yan bisa dinikmati sembari melihat senja. Tak lupa ada jalanan dari kayu yang bisa dinikmati sembari berkeliling lokasi ini. Pohon kelapa yang melambai diterpa angina dan semburat cahaya oranye di langit adalah perpaduan sempurna. Tak sabar rasanya menunggu kejutan tahun depan di Borneo Jazz Festival.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.