Kangen Indonesia, Porsi Jumbo Sate Pak Mbesur


Malam beranjak, saya sudah lapar. Perut mulai keroncongan dan mata menjadi jelalatan. Kenapa? Saya harus menemukan makanan yang sesuai. Tiga minggu perut di isi roti, keju, susu, butter, dan kari membuat saya rindu citarasa Indonesia. Bakso, gado-gado dan soto jadi makanan paling sedap sahabat lidah. Saya malah kepikiran kepingin makan sate ayam. Malam ini setelah menjenguk teman yang baru saja melahirkan perut tidak bisa menunda lagi untuk segera di isi. Melewati jalan Dr Sutomo dan saya menemukan gerobak sate pinggir jalan dengan tulisan besar “Sate Pak Mbesur, khas Klaten” saya pun segera behenti dan bersiap untuk makan. Letaknya tidak jauh dari deretan Indomaret di jalan Dr Sutomo

Selamat makan
Hello Pak Mbesur
Ada 4 bangku panjang beserta bangku yang tersusun rapi begitu masuk kedalam ruangan terbuka ini, seorang ibu dengan ramah langsung membersihkan meja dan mempersilakan duduk serta bertanya apa yang ingin di pesan. Menu yang di hadirkan adalah sate ayam. Saya memesan tanpa lontong dan di ganti dengan nasi. Sang suami langsung menyiapkan sate, sedangkan ibu memotong lontong, menyiapkan nasi dan juga menyiramkan bumbu kacang ke atas sate. Tidak sampai 10 menit, sepiring nasi, sepiring sate dan segelas es teh sudah siap di atas meja.

Makan sate dengan bumbu kacang
Aroma bakaran dan bumbu kacang beradu dalam sepiring sate. Tambahan potongan timun, tomat, cabe dan bawang merah ala Madura. Biasanya sate ditambah taburan bawang goreng dan seledri tapi sudah tergantikan dengan baik. Satenya besar-besar! Saya sudah jarang menemukan potongan besar dan panjang segede jempol orang dewasa yang dimasak matang tanpa ada gosong. Bumbu terbalut dengan rasa gurih dan legit. Berbumbu dan bercitarasa manis kecap yang kental Klatennya. Bumbu kacang dengan tekstur yang baik dan menambah sedah dan gurih berulang-ulang. Karena ini sate ayam, sudah pasti lembut dan ketika digigit masih terasa juicy daging yang keluar dari serat daging.

Makan porsi besar
Saya sempat mencicipi lontong yang terbalut daun pisang. Aromanya baik dan harum daun langsung menyeruak ditambah dengan tekstur lembut namun padat. Saya menikmati citarasa yang tergabung sempurna di dalam mulut. Apalagi saat saya menambahkan potongan cabe rawit dan bawang di dalam kunyahan saya. Semuanya pecah sempurna.

Selamat makan
Saat kehabisan saus kacang serta potongan cabe dan bawang, saya meminta tambahan dan ibu penjual sate dengan cekatan menambahkan kembali bumbu dan potongan cabe dan bawang. Sungguh baik dengan pelayanan paripurna. Beberapa orang juga datang dan singgah membeli sate di sini untuk di bawa pulang. Bagi pengendara roda empat mungkin agak susah memarkirkan kendaraan karena jalanan dokter Sutomo yang sempit.

Sate pak Mbesur
Tempat ini layak untuk didatangi dengan keramahan dan rasa yang ditawarkan. Rasanya cukup memanjakan lidah dan saya cukup kaget saat membayar makanan yang dipesan ini. Hanya 25K untuk 10 tusuk sate jumbo, sepiring nasi dan segelas es teh. MEmasang wajah kaget saat membayar membuat ibu penjual juga kaget. Saya segera menjelaskan bahwa kagetnya saya bukan karena harganya mahal tetapi justru karena porsinya yang besar dengan harga yang masuk dalam kategori murah menurut saya.

Sate Ayam dan Lontong
Saya ingat ketika pulang, ibu ramah ini mengatakan, “makan yang kenyang, biar tidurnya tenang” dan “jangan kapok ya”. Kata yang sederhana namun membuat saya tersentuh dan menulis ini. Silakan datang kesini dan temukan makanan enak, murah dan banyak. Sya sematkan 8 dari 10 untuk Sate pak Mbesur. Selamat makan enak dan Salam Yumces.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.