Menghadirkan Kenangan Kenikmatan dengan Kupat Tahu Jogja

Saya menggemari berbagai jenis makanan tradisional yang memang susah ditemui diluar daerah asalnya. Jika menemukannya dijalan biasanya tukang jalan jajan akan berhenti untuk menikmatinya. Eh sekarang lagi heboh apa? Bupati (yang belum dilantik) tertangkap menggunakan narkoba? Sungguh membuat terkejut. Sayang sekali, belum memimpin sudah tersandung masalah padahal umur masih muda dan karir masih panjang.Mendingan seperti saya, ketangkap basah sedang makan enak. Kali ini saya mengajak untuk menikmati makanan pinggir jalan. Saya mengajak menikmati Kupat Tahu ala Jogja. Saya sendiri baru mencobanya. Biasanya saya makan Kupat Tahu Malangan. Gerobaknya berada di Jalan Daya Nasional, tepat berada di pinggir jalan didepan Magister Hukum Universitas Tanjung Pura.

Gerobak
Ulekan Maut
Kupat tahu biasanya disandingkan dengan kota Magelang karena dari sanalah asal muasalnya. Dulu di Malang saya beberapa menikmatinya tentu igin sekaligus menyelesaikan rasa kangen. Lumaya juga saya bisa icip-icip di Kota Pontianak. Makanan ini terhitung langka dan saya baru menemukan digerobak ini. Bagaimana rasanya? Baca saja tulisan ini sampai selesai.

Makan dibawa pulang
Makan enak
Penjualnya seorang bapak yang ramah, selalu bercerita tentang kisah hidupnya, bagaimana dia merantau hingga ke Pontianak, termasuk bagaimana dia membuat menu-menu kreatifitasnya sendiri. Tangannya lincah meracik bumbu. Disini tidak hanya menjual kupat tahu tapi juga gado-gado dan rujak buah. Menu kupat tahu masih baru dan ternyata setelah saya unggah di facebook sekarang menjadi ramai dan terlihat antrian pembeli. Menu ini menggunakan kuah gula merah yang diberi jahe dan asam jawa. Terlihat dari kuahnya dan aroma jahenya yang tertangkap hidung. Bisa ditambahkan kacang tumbuk atau tidak dalam penyajiannya sementara bumbu dasarnya hanya bawang putih dan cabe merah sesuai keinginan tingkat kepedasan yang diinginkan.
Lihat Isiannya 
Siap dinikmati
Saya suka dengan tambahan kacang tanah tumbuk, dengan cabe yang lumayan banyak, terkadang saya minta ditambahkan sedikit kencur. Kemudian bumbu yang sudah diulek halus ditambahkan kuah gula merah jahe yang masih hangat. Iainya ada ketupat, tahu, ketimun, bakwan, tauge, kol dan taburan daun seledri, bawang goreng dan kerupuk. Sederhana tapi mampu membawa kita terlempar ke kenangan kampung halaman (jika pernah tinggal atau berasal dari Jawa tengah dan Jogjakarta) Kesederhaan yang menyatu dengan suasana pinggir jalan dan deru kendaraan bermotor. Duduk santai di bawah pohon dengan bahagia.

Mau
Ketupat yang disajikan disini padat dan membal kuah pedas, manis, gurih yang memberi kebahagiaan lidah saya setelah tercampur ciamik dengan bawang goreng dan daun seledri. Tahu yang digunakan tahu omplong biasa namun bisa menyerap bumbu dengan sempurna. Saya menikmati setiap kelezatan setiap suapannya. Sedap sedap nikmat dengan bawang putih yang kencang, Rasanya membuat saya melayang kepada kenangan masa lampau nun jauh di tanah jawa. Harga makanan rakyat ini tidak mahal, hanya 10K saja untuk porsi yang lumayan banyak.

Sedap Mak
Semenjak saya mengangkat foto makanan sang bapak ke media sosial di grup wisata kuliner Pontianak, jualannya semakin ramai. Saat ini saya kenal baik dengan sang bapak dan selalu bercanda dan berbincang setiap bertemu. Tentu saya senang membantu dan membuat orang lain bahagia. Saat ini saya belum menemukan makanan lain yang serupa untuk bisa dinikmati. Menikmati siang hari dengan rasa yang segar tentu membuat saya bahagia. Saya sarankan lebih baik dibungkus dan dibawa pulang agar lebih bisa menikmatinya. 7,5 dari 10 saya sematkan untuk makanan ini. Selamat makan dan salam Yumcez.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.