Bertarung Lidah dengan Kuliner Ceker Ayam

Begitu tahu ada warung gerobak yang mengkhususkan diri menjual kaki ayam atau ceker atau pheonik feet, saya langsung tertarik untuk mengulik dan mengicip-icip. Makanan ini digemari beberapa orang ada juga yang bergidik ngeri melihat kaki ayam ini terpotong dan berada didalam sayuran. Saya juga beberapa kali mengetahui ada beberapa kaldu juga yang menggunakan kaki ayam. Sedap kan? Kandungan kolagennya yang banyak tentu bagus untuk kesehatan kulit apalagi rasanya yang kenyil nikmat saat di kunyah. Asal pandai mengolah maka rasanya akan enak.

Porsi Bahagia Malam Ini
Kalau dulu ceker seperti makanan kelas bawah yang selalu disingkirkan dan dianggap bagi kalangan tertentu namun sekarang sudah banyak sekali olahan nikmat dan masuk restoran. Salah satu menu yang saya tahu adalah Fung Zau yang dimasukkan dalam kelas dim sum. Dimasak menggunakan bumbu-bumbu serta ditambahkan saus tiram lalu dikukus baru kemudian dihidangkan. Jelas kalau sudah masuk restoran harganya pun menyesuaikan. Ceker ayam pun sudah naik kelas. Sudah bisa jadi makanan yang luar biasa enak dan menjadi favorit.

Back to businnes! Saya akan mencoba menu ceker yang masuk kedalam jajaran makanan gerobak yang sekarang sedang booming di Pontianak. Menuju  ke warkop Sultan di jalan Pancasila (Gusti Hamzah) No 6 c. Di Pontianak mungkin ini adalah tempat pertama yang mengkhususkan diri menjual ceker. Kalau dibeberapa kota seperti Bandung atau Malang sudah banyak yang menyediakan menu ceker dengan berbagai macam teknik memasak. Saya sendiri pertama kali mencoba ceker goreng krispi yang sudah di presto terlebih dahulu adanya di Malang. Di sebuah cafe di pinggiran jalan Soekarno Hatta. Dibumbui dengan siraman saus rica-rica yang menggoda selera. Tidak ada yang dibuang, semuanya di makan hingga semua jari-jari dijilati.

Ceker Run menyediakan tiga jenis menu, Ceker manis, pedas dan sup ceker. Saya bisa mengintip dari tutup kaca ada ceker berwarna kecoklatan, kemungkinan besar diberikan bumbu semur atau kecap. Saya lebih tertarik dengan yang pedas dan sup ceker. Semuanya serba 10 ribuan dan setiap porsi berisi 6 ceker. Saya memesan 1 porsi ceker pedas dan 1 sup ceker.

Sup Ceker
Tidak lama 2 porsi ceker dan satu mangkok untuk tempat membuang tulang tersedia. Saya langsung menyeruput kuah hangat dari sup ceker dengan taburan bawang goreng dan daun seledri yang ramai. Aromanya menggugah selera, apalagi kuah bening ini terlihat begitu sexy. Saya seruput dengan semangat setelah sedikit mengaduk. Gurih dan hangat. Bumbunya sederhana ada rasa bawang putih, sedikit aroma jahe dan beberapa bumbu lain. Seperti biasa ada sedikit rasa lengket dibibir dan lidah khas saat makan ceker. Pasti kolagennya banyak sekali. Wortelnya pas matangnya, tidak lembek, manis dan potongannya sesuai. Saya membayangkan ada tambahan potongan kentang seukuran wortelnya dan juga ditambahkan jagung manis pipil. Cekernya juga empuk dan tinggal sedikit dikunyah maka kulit kaki nan kenyil ini lepas dari tulangnya. Makannya memang repot tapi disitulah sensasinya.

Ceker Bumbu Pedas
Ceker dengan bumbu pedas ini sopannya. Rasa bumbunya mirip rica-rica namun minus daun kemangi. Bumbunya tidak ada yang salah dengan hiasan taburan wijen. Saya sempat heran kenapa harus ditaburkan wijen? Apakah biar mirip makanan korea yang selalu bertabur wijen? Tapi setelah saya bertanya di instagram maka dijelaskan untuk mengurangi kolesterol. Hmmmmmm entahlah, agak susah saya mengambil benang merahnya. Kemungkinan untuk ceker manis cocok saja jika ditaburi wijen. Tapi lidah dan insting kuliner saya mengatakan kalau ceker pedas ini lebih mantap jika ditaburi daun bawang bagian pangkalnya atau mungkin ditaburi bawang goreng. Pasti akan sangat memperkaya rasa. Kembali pikiran saya melayang dan membayangkan jika ceker ini dipresto lalu digoreng kering. Sedeeeeep maaaaak......

Saya pribadi menikmati makan disini. Lokasinya cukup luas, tempatnya bersih dan ada tempat membuang tulang dan cuci tangan. Parkirnya juga cukup nyaman. Saya berharap diatas meja ditambahi lada dan kecap. Siapa tahu ada yang ingin menambahkan rasa lain. Sekali lagi, makan ceker itu rumit dan butuh ketekunan, tapi semuanya terbayar saat rasa kenyil-kenyil dan juga tulang-tulang muda antar ruas jari ayam di kunyah antara gigi geligi. Jika mau sepiring nasi panas bisa menjadi teman dekat, Nilai 7 dari 10 saya sematkan untuk menu ceker yang disediakan disini. Saya yakin, kedepannya akan banyak menu baru disini. Salam Yumcez teman jajan!
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.