Dirgahayu Pontianak ke 244 #PontianakMenyapaDunia lewat Gelegar Meriam Karbit
Note* Tulisan ini saya pajang di blog untuk memeriahkan ulang tahun kota Pontianak ke 244. Liputan ini pernah dimuat di majalah TRAVELXPOSE edisi Agustus 2015
Semoga Pontianak sukses menjadi smart city dan demi mencapai tujuan GO INTERNASIONAL #PontianakMenyapaDunia
Setiap bulan puasa dan
idulfitri di Pontianak selalu terjadi perang. Ledakan hebat menggoncang rumah.
Suaranya keras dan lantang serta bersahut-sahutan. Saling menembak seperti
sedang perang. Mereka dibatasi dengan sungai kapuas yang membentang panjang. Inilah
dia meriam karbit. Permainan rakyat yang sudah ada sejak lama khas masyarakat
melayu pinggiran sungai Kapuas
Awal mula
Pontianak. Kota yang
berasal dari kata Kuntilanak. Hantu perempuan berambut panjang berwajah seram,
menggunakan baju putih panjang dan suka mengoda pria. Suara tawanya yang
nyaring membuat banyak orang bergidik ngeri. Begitulah kota ini dulu, dari
cerita rakyat yang beredar mengatakan bahwa sultan pertama Pontianak, Syarif Abdurrahman Alkadrie baru saja hijrah dari
kerajaan Mempawah dan bermaksud ingin mencari daerah baru untuk dijadikan
kerajaan. Namun ditengah perjalanan Ia diganggu oleh kuntilanak dan untuk
mengusirnya maka ditembakkanlah meriam sehingga kuntilanak itu pergi.
Sungai Kapuas |
Kuntilanak
berhasil di usir, setelah itu Syarif Abdurrahman Alkadrie mencari dimana peluru
meriam itu jatuh. Disanalah kemudian berdiri Kesultanan Pontianak dan Masjid
Jami berdiri sebagai perlambang kota Pontianak sampai saat ini.
Ledakkan sekarang! |
Untuk mengenang
kejadian ini, maka diadakanlah tradisi menembak meriam karbit. Dulu permainan
ini bisa dilakukan kapan saja, namun sekarang difokuskan disepanjang bulan
puasa dan puncaknya di malam takbiran hingga satu minggu setelah lebaran.
Menikmati permainan Rakyat
Saya memberanikan diri
berdiri ditengah pertempuran meriam. Ledakan dikiri dan dikanan telinga saya
membuat saya merasa lebih gagah. Menggunakan kapal wisata yang menyusuri sungai
kapuas saya cukup membayar Rp 20,000,-
Mulut meriam |
Dari kejauhan terlihat
nyala api berkobar dan ita-tiba api menyambar dan terlihat lidah api yang
sangat besar menyambar diujung meriam dan langsung diikuti dengan ledakan hebat
yang sungguh luar biasa. Kapal terasa bergoncang dan sedikit oleng jika tepat
berada didepan meriam yang ditembakkan. Sensasi ini yang memang saya cari.
Sport Jantung ala Pontianak. Bagi yang tidak terbiasa sebaiknya berhati-hati
untuk mendekat. Apalagi yang punya riwayat sakit jantung bahkan teman saya yang
latah sangat menghindari lokasi permainan meriam karbit. Kata-kata tidak senonoh
akan meloncat tanpa terkontrol sepanjang waktu.
Bagi yang suka memacu
adrenalin silakan menyewa perahu tradisional untuk berlayar lebih dekat
menyusuri pinggiran sungai melihat lebih dekat dari depan meriam ditembakkan.
Keseruannya luar biasa selain telinga yang dilatih, adrenalin juga benar-benar
terasah. Pemain meriam tidak akan perduli dengan kapal yang berseliweran,
mereka tetap saja menembak dan terkadang sampan tradisional ini sampai
tergoncang hebat.
Suara menggelegar |
Mau yang lebih berani?
Kenapa tidak mencoba menembakkan meriam itu sendiri. Beberapa lokasi akan
mempersilahkan pengunjung untuk menembakkan meriam dengan membayar Rp 20.000,-
kita tinggal menyulut dan rasakan sendiri bagaimana roh yang seperti tersedot
kedalam lubang pemicu dan ikut meledak bersama karbit yang terbakar.
Meriam
Dahulu, meriam karbit dibuat dari bahan batang kelapa atau
batang pohon pinang. Seiring dengan berlakunya masa keemasan industri kayu,
batang kelapa serta batang pohon pinang pun diganti dengan kayu gelondongan. Pengerjaannya membutuhkan
waktu yang cukup panjang. Paling tidak proses perendamannya saja membutuhkan
waktu hampir 1 tahun untuk mendapatkan kayu yang bagus dan mampu menghasilkan
suara yang menggelegar. Meriam karbit juga mengalami evolusi, sudah jauh
semakin modern
Meledak dengan menggelegar |
Meriam karbit terbuat dari
kayu glondongan, dimana sebatang pohon utuh kira kira sepanjang 4-7 meter dengan diameter kurang lebih 1
meter. Untuk memperoleh kayu yang berkualitas,
kayu hendaknya di rendam di dalam lumpur yang ada di dasar Sungai Kapuas. Tujuannya
adalah membunuh serangga yang memakan kayu. Setelah sekian tahun di penamkan di
dalam lumpur, kayu kemudian di naikkan ke atas panggung nibung. Proses
penaikkan kayu ini terbilang sulit. Untuk meringankan kerja, biasanya kayu di
naikkan saat air sedang pasang.
Terbayang seberapa besar kayu yang digunakan |
Namun saat ini perendamannya bisa lebih cepat 1-2 bulan hingga serat kayu
menjadi rapat. Pohon kemudian dibelah menjadi dua kemudian bagian tengah dibuat
lubang dengan diameter 60-70 cm meter. Kemudian pohon disatukan kembali dengan
cara diikat dengan rotan setelah itu baru batang tersebut diberi lubang
dibagian atas untuk hulu ledak dan disusun diatas panggung. Sebelumnya panggung
sudah dipasang penyangga 45 derajat dengan moncong menghadap ke arah sungai.
Jika telah di rangkai sedemikian rupa, suara dentuman dari
meriam karbit berbahan kayu ini sangatlah keras. Suara dentuman yang bagus
adalah suara yang menggelegar dan menggema berulang dan mampu terdengar hingga
4-5 kilometer
Aturan main
Cara mainnya mudah. Sebelum di sulut, meriam terlebih dahulu
diisi dengan air dengan jumlah tertentu. Kemudian, didalamnya dimasukkan
karbit. Karbit yang bereaksi dengan air akan menghasilkan gas yang jika disulut
dengan api akan mengakibatkan ledakan. Untuk satu kali permainan paling tidak
dibutuhkan sekitar 3-5 ons karbit. Suara ledakan yang di hasilkannya mampu
menggoyangkan bangunan di sekitarnya bahkan tidak jarang memecahkan kaca
jendela.
Secara teoritis, ledakan yang di timbulkan meriam karbit di
karenakan adanya konsentrasi gas di tempat yang sempit. Gas yang di hasilkan
karbit memiliki sifat mudah terbakar. Akumulasi gas dalam jumlah besar dapat di
peroleh dalam waktu relative singkat melalui pencampuran air dengan karbit.
Karbit memiliki rumus kimia CaC2. CO2 yang terkandung dalam karbit dapat terlepas
jika karbit terkena air. Jika gas CO2 berkumpul dan terakumulasi dalam ruang
sempit (dalam meriam), maka gas akan mudah terbakar jika terkena api.
Efek ledakan akan semakin dasyat jika jumlah karbit dan air
mengunakan perbandingan 2:1. Secara hitungan sederhana, untuk menghasilkan gas
CO2 yang besar, 0,8 ons karbit harus di campur dengan 35cc air. Selain
menggunakan karbit, ledakan juga bisa di timbulkan melalui pemanpatan gas LPG
(Liquefied Petroleum Gas). Cara kerjanya sederhana, yakni gas LPG di mampatkan
dalam ruang sempit. Setelah padat, gas LPG kemudian di sulut dengan api.
Hasilnya, sebuah ledakan besar pun akan terjadi.
Siap? |
Bagi warga yang gemar akan tantangan, mereka dapat merasakan
sensasi yang luar biasa saat menyulut meriam karbit. Dentuman suaranya yang
menggemuruh mampu mengguncangkan gertak dan panggung kayu nibung yang dibangun
di tepian Sungai Kapuas. Aksi ini jelas memacu kerja jantung.
Agenda wisata
Acara ini berlangsung
setiap tahun selama bulan Ramadhan hingga 1 minggu setelah ramadhan dimana
puncaknya pada saat malam takbiran. Permainan tradisional meriam karbit ini
akan sangat mudah dijumpai hampir disepanjang sungai kapuas.
Cari saja di sepanjang
jalan Tanjung Raya 1 hingga Tanjung Raya 2 hingga Parit Mayor. Paling tidak ada
22 titik permainan meriam. Dimana masing-masing titik terdapat 5 buah meriam
sedangkan dibagian seberang sungai sepanjang Jalan Tanjung Pura, Jalan Imam
Bonjol hingga Jalan Adi Sucipto terdapat 21 titik yang rata-rata tiap titiknya
juga berjumlah 5 meriam. Untuk tahun 2015 ini paling tidak ada 194 meriam yang
akan ditembakkan secara beruntuk sepanjang hari.
Udara jangan sampai keluar |
Jika ingin menikmatinya
dari sungai Kapuas juga bisa menggunakan perahu wisata yang berlayar disore
hari. Menggunakan kapal wisata yang menyusuri sungai kapuas saya cukup membayar
Rp 15,000,-. Kapal motor berukuran 10 x 3 siap menghantar tamu untuk menikmati
sungai Kapuas.
Siap bertanding |
Kapal wisata ini biasanya
bersandar di alun alun kapuas. Saya sarankan untuk memilih mengantri pukul 4.30
sore untuk keberangkatan 5 sore. Selain mendapatkan sensasi kejutan dari
tembakan meriam karbit, wisatawan yang beruntung bisa melihat matahari terbenam
yang bulat dan berwarna kuning tua, membias terpendar diatas air sungai kapuas.
Sungguh pemandangan yang luar biasa bagi saya yang mencintai sore hari
Menunggu sore |
Kapal wisata ini
menyediakan beberapa meja dan kursi serta beberapa kursi di bagian tepi kapal
hingga bagian depan kapal. Paling tidak jika penuh mampu menampung 50 orang
dalam sekali keberangkatan. Cemilan ringan, minuman segar dan mie rebus
tersedia lengkap didalam kapal ini. Harganya memang lebih mahal daripada harga
normal tapi mampu menemani perjalanan selama 45 menit menyusuri sungai kapuas
melewati kedua sisi sungai.
Ledakan menyapa dunia |
Sembari duduk di tepian
kapal, dari kejauhan terlihat nyala api suluh terkena angin dan tiba-tiba api
menyambar diujung hulu ledak meriam karbit dan terlihat lidah api yang sangat
besar menyambar diujung meriam dan langsung diikuti dengan ledakan hebat
menggelegar yang sungguh luar biasa. Kapal terasa bergoncang dan sedikit oleng
jika tepat berada didepan meriam yang ditembakkan. Sensasi ini yang memang saya
cari. Sport Jantung ala Pontianak
Mempersiapkan ledakan |
Bagi yang suka memacu
adrenalin silakan menyewa perahu tradisional untuk berlayar lebih dekat
menyusuri pinggiran sungai melihat lebih dekat dari depan meriam ditembakkan.
Keseruannya luar biasa selain telinga yang dilatih, adrenalin juga benar-benar
terasah. Pemain meriam tidak akan perduli dengan kapal yang berseliweran,
mereka tetap saja menembak dan terkadang sampan tradisional ini sampai
tergoncang hebat.
Selamat mencoba dan
merasakan sensasinya.
1 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry