Makan Kwetiaw sambil Melihat Debus Ayong

Pernah mendengar kwe tiaw bodo? Atau kwe tiaw polos? Atau istilahnya kwetiaw tanpa menambahkan daging atau seafood. Jika tidak meminta telur maka benar-benar hanya disajikan kwetiaw goreng dan sayur. Emang enak? Bagi beberapa karnivora memang terasa ada yang kurang. Tapi bagi saya yang nomnomvora ini tetap enak. Apalagi kalau saus yang digunakan pas! Sebenarnya saya jatuh cinta dengan kwetiaw vegetarian dipasar Hongkong yang menggunakan saus special racikan sendiri ditambah dengan daun cangkok manis dan dibungkus daun simpur. Rasa dan aromanya membuat saya susah tidur.

Siapa yang tidak kenal dengan kwetiaw daging khas Pontianak yang sudah melegenda bahkan sudah banyak yang membuka cabang di seluruh pelosok Indonesia tapi tetap saja yang original pasti menjadi juara. Walaupun sudah tersebar banyak diseluruh Indonesia tetap saja belum makan kwetiaw kalau belum mencicipi di tempat asalnya. Anda setuju?

Tempatnya kecil dan ramai
Pernah mendengar kwe tiaw bodo? Atau kwe tiaw polos? Atau istilahnya kwetiaw tanpa menambahkan daging atau seafood. Jika tidak meminta telur maka benar-benar hanya disajikan kwetiaw goreng dan sayur. Emang enak? Bagi beberapa karnivora memang terasa ada yang kurang. Tapi bagi saya yang nomnomvora ini tetap enak. Apalagi kalau saus yang digunakan pas! Sebenarnya saya jatuh cinta dengan kwetiaw vegetarian dipasar Hongkong yang menggunakan saus special racikan sendiri ditambah dengan daun cangkok manis dan dibungkus daun simpur. Rasa dan aromanya membuat saya susah tidur.

Kwe tiaw Bodo tanpa daging
Kalau di Pontianak juga ada menyajikan menu seperti ini. Malah disini boleh dibilang tempat nongkrong anak muda gaul dan kaum entertainer Pontianak karena tempat ini buka hingga lewat tengah malam. Jadi sehabis kerja mengisi acara, masih bisa mengisi perut disini. Saya sendiri belum pernah mencoba datang dibawah jam delapan malam namun kabarnya tempat ini buka dari 6 sore. Tempat makannya kecil, paling hanya menampung 6 meja isi 6 orang didalam dan 4 meja isi 4 orang diluar. Saking ramainya saya sering harus mengantri dan bergantian.

Nasi Goreng
Tempat ini bernama Ayong 999. Lokasinya di jalan Gajahmada didalam gang sempit disebelah hotel Gajahmada. Dikelola oleh Ayah dan 2 orang anak lelaki dan 1 0rang anak perempuannya. Ayah dan Anak yang paling tua yang menjadi kokinya. Entah kenapa saya lebih suka menyebut tempat makan ini Konoha dan yang memasak adalah hokage. Mungkin karena ayong yang lebih mirip naruto dan dulu menggunakan sofflense berwarna hijau. Apalagi dalam memasak mereka tidak pernah menggunakan kain lap untuk memegang wok. Menggabungkan teknik memasak dan debus. Aih! Saya terlalu banyak bercerita. Pesanan saya kali ini kwetiaw goreng, nasi goreng dan tumis sayuran. Semuanya menggunakan telur. Maaf kalau porsinya mencengangkan.

Tumisan sayuran sederhana tapi juara
Memang kwetiaw goreng disini bukan juaranya namun rasanya tidak mengecewakan apalagi posrsinya terasa cukup pas dinikmati dimalam hari. Kondisi kwetiaw yang berbalut saus kecap dan aroma bawang putih serta agak ‘basah’ cukup menggugah selera. Tidak ada yang salah dengan rasanya walaupun bukan juaranya. Nasi gorengnya boleh dikatakan sama saja tapi nasi goreng ini nasinya lebih lembut dari nasi goreng Iin atau Abu. Rasa yang dominan asin gurih dengan sangat sedikit rsa manis. Aroma bawang putih memang mendominasi seluruh makanan disini termasuk cah sayurannya. Entah itu sawi ditumis bersama tauge atau salah satunya saja. Menurut saya inilah yang paling juara! Kress Nyess dan masih segar.

Tinggal ditambahkan telur dadar saja
Kualitas sayur yang baik dengan bumbu yang sangat sederhana membuatnya menjadi outstanding. Tidak ada bumbu rahasia hanya menggunakan ebi kualitas bagus yang dihancurkan dan ditumis bersama semua bumbu. Tambahan bawang putih dengan jumlah yang tepat membuat rasa gurih semakin terangkat bersama aroma. Ditambah sedikit kuah keruh dan Cah sayuran ini cocok buat menemani makan kwetiaw atau nasi goreng. Telur dadar dengan siraman kecap asin juga cocok menemani tumisan sayuran ini jika ingin di ‘gado’ begitu saja. Kita juga bisa menambahkan lada, kecap atau sambal sesuka hati untuk membuat rasanya semakin kaya. Harganya pun tidak mahal, hanya dengan Rp 12.000,-/porsi dan porsi makan malam yang pas membuat saya selalu datang berulang kali.
 
Tumis Tauge nya juga enak lhoooo
Jangan lupa juga bahwa keramahan dan sambutan peramu makanan bersama keluarga patut diacungi jempol. Dapur yang mereka simpan di depan pintu masuk menjadi daya tarik. Atraksi masak dan obrolan hangat langsung menyambut tamu yang datang. Walaupun sembari memasak, Ayong tetap berusaha menyapa semua tamu yang datang dan dianggap sebagai teman. Prinsip “Open Kitchen” ini membuat kita bebas untuk melihat apa saja bahan yang digunakan sehingga menjawab tanda tanya dan menghindari salah paham masalah kehalalan produk.

Lokasi makan ini hanya bisa dimasuki kendaraan roda 2 sedangkan kendaraan roda 4 harus parkir dipinggir jalan Gajahmada sehingga kita harus berjalan kaki. Tempat ini kebanyakan dikunjungi oleh anak muda dan keluarga muda. Saya sendiri memberikan nilai 7,5 dari 10 untuk keseluruhan rasa dan pelayanan. Tempat ini cocok menjadi salah satu lokasi wisata makan tengah malam di Pontianak
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.